Salah satu
amalan yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia saat memasuki bulan Rajab
adalah bisa menunaikan puasa Rajab. Mengingat, Rajab menjadi salah satu dari
empat bulan haram yang ditetapkan oleh Swt. Sebagaimana Allah berfirman dalam
surah At-Taubah ayat 36,
“Sesungguhnya
bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam
bulan yang empat itu (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab).”
Bulan Rajab
merupakan bulan ketujuh dari tahun hijriyah. Ia berada di antara bulan zz dan
Sya’ban. Rajab secara bahasa berarti sesuatu yang diagungkan, karena pada masa
itu orang-orang jahiliyah pun mereka menjadikan bulan ini penghormatan. Bulan
ini begitu Istimewa, karena mengetahui turunan-turunan sejarah dan keutamaan
yang ada pada Rajab.
Bahkan
untuk menjaga kehormatan bulan Rajab, orang-orang jahiliyah pun sepakat untuk
tidak berselisih hingga berperang. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibnu Abbas
r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Maka bulan telah masuk di bulan-bulan
mulia, Allah menegaskan pesan kuat kepada kita, jangan sampai kita berbuat
dzalim di bulan-bulan tersebut.”
Para salaf
terdahulu mengatakan bahwa Rajab adalah “bulan menanam” dan Ramadhan sebagai “bulan
memanen”. Sehingga, Rajab merupakan momen untuk mulai berlatih meningkatkan
amalan kebaikan dan perbuatan mulia. Terlebih, mengingat jarak dari bulan Rajab
ke Ramadhan masih terpaut kurang lebih 60 hari (dua bulan).
Rajab
sebagai bulan pembuka untuk kembali membiasakan diri dengan semakin taat
menunaikan yang wajib serta meningkatkan yang sunah. Berikutnya memasuki Sya’ban,
menjadi bulan penguat. Hal-hal baik yang telah kita lakukan hendaknya semakin giat
untuk dilakukan. Terlebih, saat bulan ini kita menjadi semakin dekat dengan
Ramadhan. Saat telah menyiapkan dan menguatkan diri (niat, amalan, mental, dan
sebagainya), barulah perjuangan berlangsung saat Ramadhan tiba. Insya Allah,
bila dari Rajab kita sudah menyiapkan diri dengan baik, maka saat Ramadhan akan
terasa lebih indah dan nikmat.
Sedangkan
untuk keutamaan bulan Rajab, sebenarnya tidak ada ayat ataupun hadits khusus
secara terperinci. Sehingga kemudian muncul berbagai hadits dhaif bahkan palsu
yang mengajarkan berbagai amalan khusus selama bulan Rajab. Salah satunya
adalah ibadah puasa Rajab.
Tidak Ada Dalil Khusus
Puasa Rajab
Bila kita
menelusuri tentang dalil yang mengkhususkan perbanyak puasa saat bulan Rajab,
memang tidak ditemukan. Namun, sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya
bahwa pada bulan haram kita diminta untuk memperbanyak amalan kebaikan. Tetapi
dengan tidak mengkhususkannya.
Misal, bila
kita ingin memperbanyak puasa saat bulan Rajab, maka bisa kita isi dengan
berpuasa sunah Senin-Kamis, puasa sunah Daud, atau bahkan menyelesaikan qadha
puasa Ramadhan. Bukan dikhususkan untuk tanggal-tanggal tertentu di bulan Rajab.
Syaikh
Shalih Al-Munajjid hafizhahullah berkata, “Adapun mengkhususkan puasa pada
bulan Rajab, maka tidak ada hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya atau
menunjukkan anjuran puasa saat bulan Rajab.” (Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no.
75394).
Dengan
mengkhususkan mengunggulkan puasa di bulan tertentu, dikhawatirkan akan
mengurangi pandangan terhadap mulianya puasa di bulan Ramadhan. Sebagaimana
diketahui bahwa puncak ibadah seorang Muslim, terletak saat Ramadhan.
Buatlah
puasa di bulan Rajab yang kemudian menyambung saat Sya’ban ini menjadi latihan untuk
diri kita menuju puasa yang sesungguhnya. Yakni, puasa Ramadhan. Niatkan karena
Allah dan hanya karena ingin mendapat ridha dan berkahnya. Lakukan puasa di
luar bulan Ramadhan seperti apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw.
Mari,
jadikan bulan Rajab untuk menyiapkan diri, berlatih menjadi yang terbaik agar
mendapatkan kemenangan yang hakiki sesuai Ramadhan.
Ikhtiar Solidaritas Kemanusiaan Palestina
Artikel Terkait:
Pesan Rasulullah Saw. Untuk Umat Muslim Jelang Akhir Zaman | YDSF
ZAKAT DAN PAJAK | YDSF
Mendahulukan Qadha Puasa, Lalu Puasa Syawal | YDSF
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Garage Sale, SD Al-Hikmah Tanamkan Rasa Empati dan Jiwa Wirausaha Kepada Siswa
PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF