Pernah mendengar nama Luqman Al Hakim? Ya, karena caranya yang baik dalam mendidik anak, namanya bahkan diabadikan dalam Al-Qur'an. Banyak pelajaran tentang pendidikan terhadap anak yang dapat kita teladani darinya. Salah satunya adalah nasihat yang layak diberikan untuk anak.
Dalam Islam, keluarga mempunyai peranan penting. Sebab,
keluarga bisa dikatakan sebagai pondasi awal sebuah peradaban. Menguatkan
ukhuwah di dalam sebuah keluarga, dapat menjadi sebuah ikhtiar nyata untuk
menegakkan peradaban yang mulia. Untuk itu, Islam bukan semata menganjurkan
hidup berkeluarga, melainkan juga memberikan berbagai ketentuan dan tuntunan
dalam menjalankannya.
Sebuah keluarga, yang diawali dengan terjadinya pernikahan
di dalamnya, merupakan amanah yang harus dijaga sebaik-baiknya. Dalam Islam,
sebuah pernikahan merupakan perjanjian yang agung dan suci (mitsaqan ghalidza).
Artinya, dilarang untuk dipermainkan.
Setiap anggota keluarga menjadi amanah bagi satu sama lain,
yang harus saling menghargai, menghormati, menasihati/mengingatkan, menjaga,
dan merawat. Keluarga dapat menjadi tempat ideal di mana terjadinya proses
pengenalan, penanaman, dan pembiasaan terhadap nilai-nilai tauhid, kebaikan,
dan berbagai hal positif lainnya.
Al-Qur’an sebagai kitab suci yang menjadi pedoman bagi
setiap muslim berisi nasihat, pelajaran, serta tuntunan. Luqman Al Hakim adalah
satu di antara sedikit nama tokoh yang disebutkan di dalamnya. Ia bukan seorang
nabi atau rasul yang mendapatkan wahyu dari Allah Swt. Namun, nama tersebut istimewa,
lantaran diabadikan menjadi nama surat dalam Al-Qur’an.
Luqman dikenal karena kebijaksanaanya. Ini dapat dilihat
dari gelar yang disandangnya, yaitu Al-Hakim yang artinya seseorang yang
bijaksana dan baik tutur-katanya. Nasihat Luqman kepada anaknya diabadikan
Allah dalam Surat Luqman ayat 13 - 19. Tentunya, kita bisa mengambil pelajaran,
untuk dipahami dan diterapkan.
Nasihat Tauhid
Nasihat pertama yang disampaikan Luqman kepada buah hatinya
adalah nasihat tauhid. Meng-esa-kan Allah. Serta, menjauhi perbuatan syirik atau
menyekutukan Allah.
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika
dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezhaliman yang besar." (QS. Luqman: 13).
Penanaman tauhid menjadi hal paling penting dalam mendidik
anak. Tauhid adalah pondasi pertama yang harus dikuatkan. Tauhid adalah pembeda
antara seorang muslim dan non-muslim. Muslim sejati akan meniatkan segala yang
dilakukan karena Allah Swt.
Nasihat tauhid ini, senada dengan wasiat yang disampaikan
Nabi Ya’kub kepada anak-anaknya di akhir hayatnya.
Baca juga: TIPS MENUMBUHKAN TANGGUNG JAWAB ANAK | YDSF
“Adakah kamu hadir ketika Ya’kub kedatangan (tanda-tanda)
maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: ‘Apa yang kamu sembah
sepeninggalku?’ Mereka menjawab: ‘Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek
moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya
tunduk patuh kepada-Nya,’” (QS. Al-Baqarah: 133).
Berbakti pada Orang Tua
Nasihat kedua, berbakti kepada kedua orang tua. Hal ini
menunjukkan betapa tingginya kedudukan orang tua dalam Islam, sehingga perintah
berbakti kepada orang tua ditempatkan setelah perintah tauhid.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik)
kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS. Luqman: 14).
Setiap Perbuatan Pasti Ada Balasannya
“(Luqman berkata), "Wahai anakku! Sungguh, jika ada
(sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit
atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah
Mahahalus, Mahateliti.” (QS. Luqman: 16).
Sekecil apapun perbuatan manusia pasti akan ada balasannya.
Walaupun ia mencoba menyembunyikannya dari orang lain (dalam batu),
menyembunyikan di tempat yang jauh dan tidak dapat dijangkau penglihatan (di
langit) atau di tempat yang gelap (di bumi).
Sungguh Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Allah
akan membalas perbuataan hamba-Nya, sebesar maupun sekecil, seburuk maupun
sebaik apapun perbuatan itu.
Mendirikan Shalat, Amar Ma’ruf Nahi Mungkar & Bersabar
Setelah menanamkan iman ke dalam hati anaknya, Luqman
menasihati buah hatinya untuk mendirikan shalat.
“Wahai anakku, laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia)
berbuat yang ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara
yang penting.” (QS. Luqman: 17).
Baca juga:
10 HAL PENTING DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK | YDSF
Mengajarkan Aqidah dan Keterampilan pada Anak | YDSF
Ibnu Katsir menjelaskan pengertian “mendirikan shalat”
adalah menyempurnakan rukun, syarat, tata cara, dan ketepatan waktu
mengerjakannya. Karena shalat yang sempurna akan mencegah pelakunya dari
perbuatan keji dan mungkar. Karena orang yang bersungguh-sungguh dalam shalat
tidak mungkin bermain-main dengan hukum Allah.
Menjauhi Sikap Sombong
Setelah menanamkan pendidikan tauhid, berbakti kepada orang
tua, serta ibadah, Luqman menasihati anaknya untuk tidak bersikap sombong.
Karena sikap sombong akan merusak jika seseorang merasa lebih baik dari orang
lain, serta memandang hina orang lain. Allah tidak meridhai orang yang sombong,
bahkan Allah akan melemparkannya ke neraka.
“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena
sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18).
Semua ketaatan dan kebaikan yang bisa dilakukan,
semata-samata karena taufiq dan hidayah dari-Nya. Kebalikan dari sombong adalah
tawadhu (rendah hati). Sikap tawadhu ini, dapat terwujud bila ditempa dengan
menjalankan pola hidup yang sederhana.
“Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai." (QS. Luqman: 19)
Demikianlah nasihat Luqman kepada anaknya. Nasihat tersebut
dicatat dalam Al-Qur’an agar setiap muslim mengambil hikmahnya. Setidaknya ada
lima hal yang harus ditanamkan orang tua kepada anaknya: 1) Nasihat tauhid, 2)
Berbakti kepada orang tua, 3) Setiap perbuatan pasti ada balasannya, 4)
Mendirikan shalat, amar ma’ruf nahi mungkar, dan bersabar, serta 5) Menjauhi
sifat sombong.
Sumber Majalah Al Falah Edisi Mei 2022
Zakat di YDSF:
Artikel Terkait:
Hukum Shalat dan Puasa Bagi Orang Koma | YDSF
BOLEHKAH SEDEKAH DARI HARTA HARAM? | YDSF
Parenting Islami: Cara Mendidik Anak Agar Bahagia | YDSF
AMALAN IBADAH PEMBUKA PINTU REZEKI | YDSF
Setelah Menjual Tanah, Apakah Wajib Zakat? | YDSF
MENDAHULUKAN JAMAK-QASHAR DALAM SHALAT FARDHU | YDSF
Hukum Arisan Dalam Islam | YDSF
Sedekah Dzulhijjah