Takut Hamil Karena Usia Tua? | YDSF

Takut Hamil Karena Usia Tua? | YDSF

4 September 2023

Sebuah kehamilan juga menjadi salah satu peristiwa terbaik dalam hidup yang ditunggu-tunggu oleh seorang wanita. Namun, saat memasuki jenjang usia (yang sudah dirasa) tua justru akan ada rasa takut menjadi hamil karena memikirkan berbagai risiko.

Hamil dan menjadi ibu merupakan bentuk karunia terbesar dalam hidup seorang wanita. Sayangnya, ada beberapa kondisi yang membuat seorang wanita justru menghindari hamil. Faktornya bisa berbagai macam, bisa mulai dari karena usia, kesehatan, hingga kondisi psikologis. Setiap keputusan yang diambil oleh seorang wanita untuk hamil atau tidak, baiknya kita hargai selama hal tersebut masih dalam batas yang positif.

Padahal, Allah Swt. telah menjamin banyak keberkahan untuk seorang ibu hamil. Mulai dari ibadahnya yang mendapatkan ganjaran lebih, menjadi seorang yang sedang berjuang di jalan Allah Swt., hingga semisal kelak ditakdirkan meninggal akan dicatat sebagai seseorang yang mati syahid.

Usia menjadi salah satu momok bagi perempuan. Tidak hanya untuk batasan menikah dan berkarir, tetapi termasuk pula dalam perhitungan batasan aman untuk hamil.  Mayoritas, perempuan mulai panik saat usianya telah memasuki atai mendekati 35 tahun.

Hamil Usia Tua Sebabkan Downsyndrome?

Alasan utama ketakutan hamil saat wanita telah memasuki usia tua adalah menyangkut kesehatan dan keselamatan calon bayinya. Seperti yang dialami oleh salah satu Sahabat Donatur Yayasan Dana Sosial al-Falah (YDSF) dalam konsultasi kesehatan Majalah Al Falah Edisi April 2012 berikut:

“Dok, saya wanita (35), sudah menikah dan dikarunia seorang putri 4 tahun. Saya ingin hamil lagi tapi saya khawatir dengan usia. Pasalnya, adik ipar mengidap downsyndrome.

Saya pernah baca salah satu penyebabnya karena hamil di usia 35 tahun ke atas. Benarkah? Dan apakah downsyndrome penyakit keturunan? Saya dilema dengan kondisi ini, mohon bantuannya. Terima kasih.”

Sedangkan untuk penjelasan jawabannya adalah sebagai berikut:

Down-syndrome atau sindrom down (SD) merupakan kelainan genetik suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan di kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.

Kromosom terdapat di dalam inti sel, berisi DNA pencetak program kerja semua sel-sel tubuh yang menentukan semua aktivitas kerja dalam tubuh. Manifestasi klinis SD ini cukup khas. Meski gejala yang muncul bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang sangat khas.

Ciri-cirinya, tinggi badan relatif pendek, kepala mengecil, hidung datar menyerupai orang Mongoloid, sehingga sering dikenal mongolisme. Seringkali mata sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan. Tanda klinis lainnya berupa tangan pendek termasuk ruas jari-jarinya, serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar.

Ciri lainnya, lapisan kulit biasanya keriput. Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan bahkan kerusakan pada sistem organ lain. Misalnya, gangguan jantung, pada sistem pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esophagus atau duodenum.

Apabila anak sudah mengalami sumbatan pada organ-organ tersebut biasanya diikuti muntah-muntah. Kondisi otak pasien, membuat IQ-nya di bawah anak normal. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis, terutama pada awal kehamilan. Ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan SD atau mereka yang hamil di atas usia 35 tahun harus hati-hati memantau perkembangan janinnya. Sebab, mereka memiliki risiko lebih tinggi melahirkan anak dengan SD.

SD tidak bisa dicegah. kelainan di kromosom berupa jumlah kromosom 21 yang harusnya cuma 2 menjadi 3. Penyebabnya belum diketahui pasti. Makin tua usia ibu hamil makin tinggi risiko terjadinya SD.

Kemungkinan anak lahir dengan menderita SD dari ibu usia kurang dari 35 tahun, satu dari 1000. Sedangkan pada ibu di atas 35 tahun adalah satu dari 400. SD bukan penyakit keturunan. Dalam Islam, meski saat hamil dari pemeriksaan didapatkan anaknya akan SD, tidak diperbolehkan digugurkan. Demikian Bu, semoga bermanfaat.

Bismillah, mari kita melakukan ikhtiar dan doa terbaik agar selalu dikaruniai anak serta keturunan yang sehat wal afiat dan shalih. Aamiin.

 

Zakat di YDSF


 

Artikel Terkait:

PERBEDAAN ZAKAT PROFESI DAN ZAKAT PERTANIAN | YDSF
Keutamaan Puasa Senin Kamis | YDSF
ZAKAT DALAM ISLAM | YDSF
Tips Mendidik Anak Berkarakter | YDSF
ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PAJAK | YDSF
Peresmian Pesantren Wakaf Ihya Ul Qur’an Wosossalam, Jombang
APA ITU WAKAF? PENGERTIAN, DALIL, DAN HUKUM WAKAF | YDSF

 

Belanja Bersama Yatim


Tags: hamil usia tua, risiko hamil usia tua, takut hami usia tua. ydsf

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: