Islam adalah agama yang sempurna yang mengajarkan segala permasalah, termasuk masalah beribadah. Tentu bersuci dalam beribadah adalah sebuah keterkaitan yang tidak bisa putus. Di dalam bersuci juga terdapat sunnah-sunnah yang Rasulullah ajarkan.
Sunnah-sunnah ini adalah penyempurna wudhu' seseorang dan dianjurkan seseorang Muslim untuk menyempurnakan wudhu'nya sebisa mungkin, semampu yang dia bisa lakukan walaupun dalam keadaan yang kurang disukai. Misalnya:
√ Pada saat musim panas sehingga tidak tersedia kecuali air panas untuk berwudhu. Atau sebaliknya,
√ Pada musim dingin tidak tersedia kecuali air yang sangat dingin untuk berwudhu.
Maka tatkala seseorang menemui kondisi tersebut dan dia tetap menyempurnakan wudhu'nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallAllahu 'alayhi wa sallam.
Kata Beliau:
أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ. قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ.
"Rasulullah bertanya kepada para shahabatnya: 'Maukah kalian aku tunjukkan pada amalan yang menjadikan Allah menghapus dosa-dosa kalian dan mengangkat derajat kalian?'
Mereka (para shahabat). menjawab: 'Mau, ya Rasulullah.'
Maka Beliau bersabda: 'Menyempurnakan wudhu' walaupun pada keadaan yang tidak disukai, memperbanyak langkah menuju masjid, dan menunggu shalat berikutnya sesudah selesai shalat, maka ketahuilah itu adalah ribath'." (HR Muslim, Nasai dan Tirmidzi)
⇒ Ar-Ribath adalah salah satu amalan dalam jihad yaitu menjaga perbatasan dalam perang. Oleh karena itu, kita berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menyempurnakan wudhu' kita. Para Sahabat sekalian yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ada beberapa Sunnah dalam Berwudhu :
- Dengan mengucapkan
- Bismillah Mencuci kedua telapak tangan sebelum memasukkannya ke dalam bejana
- Berkumur-kumur dan juga mengeluarkan air dari hidung
- Mengusap seluruh kepala
- Mengusap kedua telinga, baik bagian luar dan juga bagian dalamnya dengan air yang baru
- Menyela-nyela janggut yang tebal ⇒ Agar air wudhu' nya merata.
Dalam hadits Anas bin Malik radhiyAllahu Ta'ala 'anhu:
أَنَّ النبي صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا تَوَضَّأَ أَخَذَ كَفًّا مِنْ مَاءٍ فَأَدْخَلَهُ تَحْتَ حَنَكِهِ فَخَلَّلَ بِهِ لِحْيَتَهُ
"Nabi shallAllahu 'alayhi wa sallam apabila Beliau berwudhu, Beliau mengambil air setelapak tangan, kemudian memasukkan air ke dalam janggutnya dari bawah dagunya, kemudian menyela-nyela janggutnya." (HR. Abu Dawud)
- Menyela-nyela/membasuh di sela-sela jari-jari tangan dan jari-jari kaki
Dalam hadits Rasulullah shallAllahu 'alayhi wa sallam bersabda:
إِذَا تَوَضَّأْتَ فَخَلِّلْ الْأَصَابِعَ يَدَيْكَ وَرِجْلَيْكَ
"Apabila kamu berwudhu, maka basuhlah di sela-sela jari tangan dan jari-jari kaki." (HR. Tirmidzi)
- Mendahulukan bagian kanan, kemudian mengulang tiga kali dan muwalat ⇒ Muwalat: berkesinambungan antara anggota wudhu' satu kemudian anggota wudhu' yang lainnya telah disebutkan di dalam hadits 'Utsman yang telah lalu. berdo'a setelah berwudhu.
Dalam hadits Muslim, Rasulullah shallAllahu 'alayhi wa sallam bersabda:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ أَوْ فَيُسْبِغُ الْوَضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ
"Setiap orang diantara kalian yang berwudhu dan mencapai puncak atau menyempurnakan wudhu'nya, kemudian berdo'a:
'Asyhadu an la ilaha illAllah wa anna Muhammadar Rasulullah.'
[Aku bersaksi bahwasanya tiada ilah-tidak ada Tuhan-yang berhak disembah selain Allah dan bahwasanya Nabi Muhammad adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala]
Maka akan dibukakan baginya delapan pintu surga, dan dia bisa masuk dari mana saja pintu yang dia kehendaki."
(Dari Berbagai Sumber)