Selain menunaikan puasa Ramadan, umat muslim juga sering dan gemar melakukan puasa sunnah di luar bulan Ramadan. Mulai dari puasa Senin-Kamis bahkan hingga berpuasa Daud. Biasanya, banyak dari kita melakukan puasa sunnah dengan niat ingin menambah pahala dan agar jalan hidup kita semakin dimudahkan oleh Allah Swt. Tentu saja niat tersebut menjadi sah-sah saja. Apalagi bila berpegang pada hadits Rasulullah berikut:
إن في الجنة بابًا يقال له: الريان، يدخل منه الصائمون يوم القيامة لا يدخل منه أحد غيرهم. يقال: أين الصائمون؟ فيقومون لا يدخل منه أحد غيرهم، فإذا دخلوا أغلق فلم يدخل منه أحد
Artinya: “Sesungguhnya di surga ada satu pintu yang namanya “Ar-Rayyan,” yang akan di masuki oleh orang-orang yang sering berpuasa kelak pada hari kiamat, tidak akan masuk dari pintu itu kecuali orang yang suka berpuasa. Di katakan : Manakah orang-orang yang suka berpuasa? maka mereka pun berdiri dan tidak masuk lewat pintu itu kecuali mereka, jika mereka telah masuk, maka pintu itu di tutup sehingga tidak seorang pun masuk melaluinya lagi.” (HR Bukhori dan Muslim).
Maka, dari dalil tersebut kita bisa mengetahui bahwa tak hanya puasa Ramadan saja yang dihitung pahalanya untuk menjadi bekal kita di hari akhir kelak. Namun, puasa-puasa sunnah juga memiliki porsi.
Salah satu puasa yang agaknya belum begitu dikenal baik di kalangan masyarakat kita adalah puasa ayyamul bidh. Dari Abu Hurairah ia berkata,
أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: 1- berpuasa tiga hari setiap bulannya, 2- mengerjakan shalat Dhuha, 3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178).
Makna dan Kapan Puasa Ayyamul Bidh
Nah, lalu apa sebenarnya puasa ayyamul bidh itu? Bila diterjemahkan dari kata yang digunakan maka ayyamul bidh berasal dari dua kata yakni ayyam dan bidh. Kata ayyam atau jamak dari ayyamul berarti hari, sedangkan kata bidh berarti putih. Sehingga ayyamul bidh dapat diartikan dengan hari-hari putih atau hari yang cemerlang. Maksudnya adalah hari dalam kalender Islam dimana masa-masa bulan berada pada keadaan yang paling terlihat benderang di muka bumi, atau purnama kita mengenalnya. Maka biasanya puasa ayyamul bidh dilakukan pada tanggal 13,14, dan 15 setiap bulannya.
Penentuan hari dilakukan puasa ayyamul bidh tersebut juga didukung dengan hadits Rasulullah Saw. Dari Abu Dzar Rasulullah Saw bersabda,
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“Hai Abu Dzar, “Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR Tirmidzi dan an Nasai).
Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Lantas seberapa pentingkah kita dianjurkan untuk melakukan puasa ayyamul bidh?
Dari Ibnu Milhan Al Qoisiy, dari ayahnya, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Daud no. 2449 dan An Nasai no. 2434. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Meski sederhana dan hanya tiga hari dalam sebulan, puasa ayyamul bidh nampaknya telah Allah berikan porsi pahala tersendiri bagi siapa saja yang melakukannya.
Jangan lupa berpuasa ayyamul bidh ya Sobat, saat kamu baca artikel ini, silakan cek kembali kalender hijriyah kamu untuk memastikan apakah hari ini termasuk hari pertengahan bulan dalam kalender hijriyah.
Baca juga:
WAKTU TERBAIK TERKABULNYA DOA | YDSF
Hukum Shalat dan Puasa Bagi Orang Koma | YDSF
Contoh Istiqomah dalam Beribadah | YDSF
Bagaimana Cara Membedakan Bid’ah atau Bukan?
Konsultasi Zakat Secara Online di YDSF