Dalam rangkaian Maulid Fair yang menginjak hari ke-5 (sabtu,10 desember 2016) di Masjid Agung Gresik, YDSF menggelar kajian parenting yang bertema “Menjadikan Anak Genius Al-Quran dengan Metode Super tahfidz”, dengan pembicara Ust. Marzuki Ihsan Al Hafidz, pendiri Islamic Child Care & Tahfidz Al Quran Selangor, Master Trainer di Malaysia, Indonesia & Singapura.
“Metode ini mulai diterapkan si Malaysia, Singapura, Brunei, di kembangkan oleh orang Indonesia (Marzuki) dan diperkenalkan pada acara seminar ini. Semoga kehadiran ust. Marzuki disini dapat memberikan inspirasi dan bisa membangkitkan kembali keinginan generasi muslim untuk menghafal Alquran” ungkap Ketua Takmir masjid agung Gresik (Misbahul Abidin, M.Pd.I) dalam sambutannya.
Kepada 200an peserta seminar yang hadir, Ust. Marzuki Ihsan Al Hafidz memperkenalkan metode Super Tahfidz, meliputi:
- Tehnik melahirkan Anak yang Soleh dan Genius
- Tehnik menciptakan Hobi
- Tehnik melahirkan anak hafal 30 juz.
- Pengenalan Integrasi atau terpadu.
Hobi itu bukanlah bakat atau keturunan, tapi bisa diciptakan. Arahkan anak-anak untuk memiliki hobi yang baik-baik, misal hobi baca buku, hobi menggambar, terlebih lagi hobi membaca Al quran. Penerapan hafalan metode super tahfidz ini bisa diterapkan pada anak mulai usia 3 tahun, karena rata-rata anak sudah bisa belajar berbicara pada usia 3 tahun. Anak seusia ini sangat punya potensi untuk bisa mengahafal dan meniru. Jangan dikira anak nonton TV tidak ada pengaruhnya, anak bisa nonton upin-ipin gaya bahasanya meniru upin-ipin.
Metode super tahfidz ini ada beberapa tingkatan.
- Super tahfidz 1 (menghafal melalui telinga)
- Super tahfidz 2 (menghafal melalui mata)
- Super tahfidz 3 (melalui genetik lain/keturunan/potensi lain yang dimiliki masing2 anak)
Kali ini yang diperkenalkan adalah metode Super tahfidz 1 yang menitik beratkan hafalan melalui pendengaran telinga. Sebagai contoh nabi Muhammad SAW, tidak bisa membaca/menulis, tapi mengapa bisa menghafal Al Quran, karena Nabi belajar melalui mendengar bacaan ayat-ayat yang dibacakan oleh malaikat Jibril. Hal ini juga menjawab pertanyaan, umur 3 tahun kok bisa ngomong, padahal tidak bisa membaca dan menulis. Proses penghafalan Alquran lebih baik di lakukan dilingkungan rumah (keluarga), karena prosentasi waktu (70%) lebih banyak di rumah dari pada di sekolah.
Selanjutnya Ust. Marzuki Ihsan Al Hafidz memutar 2 video, dalam 2 video itu menunjukkan, 2 anak yang lancar menghafal alquran dengan nada dan ketukan yang berbeda. Para peserta disuruh membedakan, manakah dari kedua anak itu yang “meniru” dan mana yang “menghafal”.
Janganlah menganggap anak kecil tidak mengerti, anak paling jenius adalah anak kecil. Dan kelas paling bagus adalah rahim. Kebanyakan orang tua membuang kesempatan berharga ini untuk memunculkan potensi anak, sehingga anak jadi tidak bisa apa-apa, karena orang tua sejak awal menganggap anak “tidak mengerti apa-apa”. Sebaliknya bila orang tua menganggap anak itu “bisa” potensi menghafal Al Quran akan muncul.
Ust. Marzuki Ihsan Al Hafidz juga memberikan contoh-contoh melatih anak dengan bunyi-bunyi bacaan yang mudah ditiru oleh anak.
Dalam kesempatan ini para peserta juga memberikan sumbangan uang untuk Korban Aleppo Suriah di kotak sumbangan yang disediakan YDSF.
Ismail (panitia YDSF) menjelaskan: “Seminar yang diselenggarakan oleh YDSF Gresik ini harapannya msayarakat Gresik khususnya orang tua bisa menjadi pendidikatau guru bagi anak-anaknya, menjadikan putra-putri mereka para hafidz hafidzoh yang peduli dengan generasi Quran.”(PUT)