Sabar Menghadapi Ujian Sakit | YDSF

Sabar Menghadapi Ujian Sakit | YDSF

15 April 2020

Semoga Allah Swt. yang menguasai tubuh kita memberikan karunia kesehatan lahir dan batin. Bersabar ketika diuji sakit dan bersukur ketika dikarunia sehat. Karena adakalanya seseorang yang diuji sakit terhina karena ketidaksabarannya dan di kala sehat terhina karena ketidaksyukurannya. Sabar adalah kegigihan kita untuk berada di jalan yang Allah sukai.

Sabar bukan hanya ketika diuji sakit, tapi juga sabar ketika diuji dengan kondisi lapang. Ketika sedang diuji sakit, kesabaran seseorang akan tampak dari akhlak dalam menyikapi. Tidak jarang orang sakit bicaranya tidak karuan, penuh dengan keluh kesah, dan emosi. Sungguh, sangatlah merugi bagi seseorang ang ketika diuji sakit disikapi dengan emosi. Tetap saja tidak akan menjadikannya sembuh.

Lalu, bagaimana sikap sabar kita dalam menghadapinya? Ada beberapa sikap sabar yang bisa kita latih di saat kita diuji sakit. Pertama, sikap berprasangka baik kepada Allah. Diawali dengan menyadari sepenuhnya bahwa tubuh ini bukan milik kita, melainkan milik Allah.

Dia berkuasa penuh akan tubuh kita. Mau dijadikan sehat atau sakit, itu hak Dia. Meski usaha pergi ke dokter sudah dilakukan, tetap saja semuanya ada dalam genggaman-Nya. Dan kita pun patut sadari bahwa setiap sakit yang kita derita pada hakhatnya sudah diuku Allah. Maka biasakanlah untuk mengucapkan “Innalillahi wa inna ilaihi raaji’uun” ‘Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya lah tempat kita kembali’.

Sikap sadar tersebut akan berbuah keyakinan. Yakin bahwa allah tidak akan menimpakan suatu penyakit suatu penyakit pada kita bila tidak ada hikmahnya. Sehingga kita terpanggil untuk menginstropeksi diri. Mungkin saja sakit yang kita derita karena tidak terpenuhinya anggota tubuh kita akibat dari kelalaian seperti memforsir pikiran sehingga kepada menjadi pusing, mengabaikan hak perut sehingga perut menjadi sakit, tidak menyempatkan olahraga sehingga tubuh mudah lemah, dan kelalaian dalam memenuhi anggota tubuh lainnya.

Sikap sabar kedua yang harus dikuasai yaitu sikap menerima sepenuhnya akan ketentuan Allah. Tidak berkeluh kesah. Keluh kesah adalah tanda-tanda dari ketidaksabaran. Biasanya, orang sakit menderita karena dramatisasinya. Dan itu terjadi karena kurang bisa menerima ketentuan Allah dan biasanya terdorong keinginan untuk dikasihani, sehingga orang-orang berempati padanya. Oleh karena itu, betapapun parahnya penyakit kita, cobalah untuk memproporsionalkannya.

Sikap ketiga, sengan menafakuri hikmah sakit. Selain sebagai sarana untuk muhasabah, menginstropeksi diri juga sebagai sarana pengguguran dosa seperti gugurnya daun dari pepohonan. Saudaraku, sesunguhnya hidup sukses, menang mengarungi hidup, mudah mendapatkan pertolongan Allah, dan kemampuan untuk bisa dekat dengan-Nya hanya dimiliki oleh orang-orang yang sabar.

Untuk itu, jadikanlah sabar sebagai penolong kita seperti halnya shalat yang kita kerjakan.

Allah Swt. berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Qs. Al Baqarah; 153).

Wallahu’alam bish showab.

 

Sumber Majalah Al Falah Edisi Nopember 2009

 

Foto cover: Designed by pressfoto / Freepik 

 

Baca juga:

MAKANAN PENINGKAT IMUNITAS (KEKEBALAN) TUBUH | YDSF

Tips Membersihkan Gadget (Gawai) Tanpa Alcohol Swab | YDSF

BERBAGI ITU NIKMAT

MENGENAL CORONA JENIS COVID-19 | YDSF

Memahami Social Distancing | YDSF

Durasi Bertahan Hidup Virus Corona Pada Permukaan Benda | YDSF

Peduli Cegah Covid-19, YDSF Beri Layanan Desinfeksi | YDSF

 

Donasi Online Covid-19

               

Tags:

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: