Perjuangan Bunda Yatim Demi Dapatkan Pendidikan Anaknya yang Berkebutuhan Khusus | YDSF

Perjuangan Bunda Yatim Demi Dapatkan Pendidikan Anaknya yang Berkebutuhan Khusus | YDSF

22 Juni 2020

Bu Erna (50), seorang bunda yatim dengan dua orang anak. Dirinya harus ikhlas dan tegar menjadi tulang punggung keluarga, karena sang suami telah berpulang ke rahmatullah sejak dua tahun lalu akibat penyakit diabetes.

Rafka (10) dan Meysa (7), itulah kedua buah hatinya. Namun, berbeda dengan sang kakak, Meysa merupakan anak dengan kebutuhan khusus. Putri kecil Bu Erna mengidap down syndrome sejak dilahirkan. Meski begitu, Meysa merupakan sosok putri yang santun, bahkan taat dalam agama.

“Kalau sudah denger adzan, Meysa itu langsung narik saya; ambil mukena, ngajak wudhu, terus dia shalat,” ucap Bu Erna dengan bangga dan berlinang air mata.

Bu Erna juga terpaksa resign dari pekerjaan lamanya sebagai seorang juru masak dari salah satu rumah makan terkenal di Surabaya. Hal tersebut ia lakukan karena selain ingin mencari nafkah, dirinya juga ingin bisa fokus mengurus anak. Mengingat, Meysa membutuhkan perhatian lebih. Bu Erna tetap ingin menjadi sosok yang bisa menafkahi anak-anaknya namun juga ingin tetap bisa memiliki waktu yang lebih banyak bersama mereka.

Ia pun akhirnya membuka usaha kecil-kecilan. Berjualan es dan jajan anak-anak dari rumahnya. Yang penting halal dan bisa memiliki penghasilan.

Sejak dua bulan yang lalu, kehidupan Bu Erna pun berubah. Bu Yuli, temannya yang juga ibu dari yatim, menitipkan anaknya, Bagus, kepada Bu Erna karena beliau ingin mencari kerja untuk melunasi hutangnya.

Bu Yuli dengan tiba-tiba menitipkan Bagus tanpa diberi baju ganti atau perlengkapan lain dan hingga sekarang belum kunjung kembali. Hal ini menyebabkan kebutuhan sehari-hari menjadi bertambah. Namun begitu, Bagus sudah dianggap anak sendiri oleh Bu Erna.

Ditambah sebentar lagi tahun ajaran baru pendidikan segera dimulai. Meysa harus sekolah. Namun, Meysa belum bisa sekolah karena tak punya dana, melihat sederet sekolah khusus ABK tak menerima permohonan keringanan biaya.

Dengan adanya Bagus, Bu Erna juga harus memutar otak untuk bisa menyekolahkannya pula. Meski, Bagus bukan anak kandunnya, namun beban moral dalam ingin mendidik Bagus juga dirasakan Bu Erna.

“Semua keperluan Meysa dan Bagus saya usahakan bagi rata. Kalau Meysa minum susu, saya juga buatkan susu untuk Bagus biar mereka gak berantem. Kalau Meysa sekolah, berarti Bagus juga harus sekolah,” ujarnya.

Alhamdulillah, melalui titipan rezeki dari para donatur, YDSF telah mengajak Bu Erna dan Meysa untuk membeli seragam (19/06). Bahkan, di hari yang bersamaan, kami juga telah memberikan bantuan dana agar Meysa dapat segera melakukan pendaftaran sekolah.

YDSF juga masih terus membuka penggalangan donasi untuk Meysa dan Bagus. Karena masih banyak kebutuhan pendidikan bagi mereka berdua yang belum terpenuhi. Belum lagi, biaya kehidupan mereka guna meringankan beban Bu Erna dalam menanggung hidup keluarga.

 

Ayo Bantu Meysa dan Bagus:

 

Baca juga:

Ketentuan dan Syarat Qurban berdasarkan Syariat Islam | YDSF

FASE NEW NORMAL, HATI-HATI DENGAN OTG | YDSF

Hukum dan Dalil Qurban dalam Islam | YDSF

COVID – 19 PADA MANUSIA YANG TELAH MENINGGAL, APAKAH MENULAR? | YDSF

Kontroversi Penyembelihan dengan Stunning | YDSF

Tags:

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: