Bulan Safar
menjadi bulan kedua setelah Muharram dalam tahun hijriyah. Safar dalam bahasa
Arab berarti kosong. Dinamakan Safar karena kebiasaan bangsa Arab zaman dulu
yang meninggalkan rumah mereka sehingga menjadi kosong.
Ada pula yang
menyatakan bahwa nama Safar diambil dari nama suatu jenis penyakit sebagaimana
yang diyakini oleh orang-orang Arab jahiliyah pada masa dulu, yakni penyakit Safar
yang bersarang di dalam perut yang sangat berbahaya. Itulah sebabnya mereka
menganggap bulan Safar sebagai bulan yang penuh dengan keburukan.
Pada dasarnya,
bulan Safar pun memiliki kebaikan seperti halnya bulan hijriyah lainnya.
Sebagian ulama memberi julukan bulan Safar dengan Safarul Khair, artinya Safar
yang penuh kebaikan. Karena segala kebaikan datangnya dari Allah Swt. dan
keburukan terjadi karena takdir-Nya.
Dari Abu Hurairah
r.a., Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada penyakit menular (yang berlaku
tanpa izin Allah), tidak ada buruk sangka pada sesuatu kejadian, tidak ada
malang pada burung hantu, dan tidak ada bala (bencana) pada bulan Safar
(seperti yang dipercayai).” (HR. Bukhari)
Baca juga: Kabar Gembira Dari Rasulullah Saw. | YDSF
Peristiwa di Bulan Safar
Perang Waddan atau Abwa (Perang Pertama dalam Islam)
Pada masa
Rasulullah saw., perang menjadi salah satu jalan terakhir untuk menegakkan
Islam agar tidak dianggap remeh oleh bangsa kafir. Kala itu, perang pertama
kali yang dilakukan oleh Rasulullah dan para Sahabat yaitu Perang Waddan atau
dikenal Perang Abwa. Perang satu ini menjadi awal dari terjadinya peperangan
selanjutnya, seperti perang Uhud, perang Badar, dan sebagainya.
Dalam hadits
riwayat Imam al-Bukhari, Rasulullah saw. bersabda, “Saat ini, kita yang akan
memerangi mereka, bukan mereka yang akan memerangi kita.” (HR. Bukhari)
Menurut Syekh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi, dalam sirahnya beliau menjelaskan bahwa hadits ini dikeluarkan pada bulan Safar tahun kedua hijriyah, tepat pertama kalinya Rasulullah saw. bergerak keluar untuk berperang.
Pernikahan Rasulullah bersama Khadijah
Ada satu
peristiwa penting yang terjadi di bulan Safar. Untuk pertama kalinya beliau
Nabi Muhammad saw. melangsungkan pernikahan bersama Sayyidah Khadijah Binti Khuwailid
di bulan ini. Menurut sebagian riwayat saat itu Rasulullah saw. berusia 25 tahun, sedangkan Sayyidah Khadijah
berusia 40 tahun.
Peristiwa pernikahan Nabi Muhammad saw. dengan Sayyidah Khadijah berlangsung pada hari Jumat, dua bulan sesudah kembali dari perjalanan niaga ke Negeri Syam yakni bulan Safar. Yang bertindak sebagai wali Khadijah ra. ialah pamannya, ‘Amir bin Asad. Kemudian Waraqah bin Naufal membacakan khutbah pernikahan dengan fasih, disambut oleh Abu Thalib.
Hijrah Pertama Rasulullah saw.
Salah satu
peristiwa yang menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam yaitu hijrahnya Nabi
Muhammad saw. dari Makkah ke Madinah. Peristiwa hijrah pertama tersebut
diperkirakan berlangsung pada bulan Safar. Rasulullah berangkat dari Makkah
pada bulan Safar, dan sampai ke Madinah pada bulan Rabiul Awwal.
Dalam hijrah itu,
Rasulullah saw. melakukan perjalanan panjang hingga ratusan kilometer bersama
Abu Bakar ash-shiddiq. Adapun alasan
Nabi saw. hijrah yakni sebab tekanan bangsa Quraisy terhadap Islam yang semakin
buruk, hingga Allah Swt. memerintahkan Rasul untuk berpindah ke Madinah yang
merupakan salah satu lokasi strategis untuk menjaga dakwah Islam kala itu (QS.
Al Anfal: 72).
Baca juga: Amalan Ringan Berpahala Besar
Amalan di Bulan Safar
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa sama halnya dengan bulan hijriyah lainnya, bulan Safar pun memiliki kebaikan. Oleh karenanya, tidak ada alasan untuk tidak memperbanyak amalan ibadah sebagaimana anjuran Rasulullah saw. untuk selalu beramal baik.
Beberapa amalan
yang bisa dilakukan selama bulan Safar di antaranya:
1.
Perbanyak Dzikir
Dzikir menjadi amalan yang ringan, namun berpahala besar. Berdzikir juga sebagai media bagi umat muslim untuk selalu mengingat Allah Swt. Oleh karenanya, Allah mencintai hambaNya yang istiqamah berdzikir.
Rasulullah saw. bersabda, “Ada
dua kalimat yang dicintai oleh Allah, ringan di lisan dan berat di timbangan:
(yaitu bacaan) Subhaanallah Wabihamdihi Subhaanallahil Adzim.” (HR Bukhari)
2.
Perbanyak Istighfar
Setiap manusia pasti tak luput dari kesalahan dan perbuatan dosa. Hal itulah yang menyebabkan jiwa kita menjadi kotor. Salah satu cara untuk membersihkan jiwa yaitu dengan memperbanyak bacaan istighfar.
Rasulullah saw. bersabda, “Wahai
sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu
bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Bukhari)
3.
Membaca Al-Qur’an
Sudah sepantasnya sebagai umat muslim untuk selalu istiqamah membaca Al-Qur’an dimanapun dan kapanpun berada. Allah Swt. memerintahkan secara langsung kepada setiap hambaNya, agar senantiasa membaca Al-Qur’an. Allah berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang
yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur'an) dan melaksanakan salat dan
menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam
dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan rugi.”
(QS. Fatir: 29)
4.
Perbanyak Sedekah
Pada hakikatnya semua harta
yang kita miliki ialah semata-mata titipan dari Allah Swt. Maka, sudah seharusnya
bagi kita untuk membelanjakan harta tersebut di jalan yang diridhoi Allah.
Seperti menunaikan zakat, bersedekah, dan berbagi kepada saudara muslim kita
yang membutuhkan.
Allah Swt. berfirman, “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al Hadiid: 7)
Sedekah Online:
Artikel Terkait:
Menjadi Hamba Yang Pandai Bersyukur | YDSF
Hobi Dengan Menebar Kebaikan | YDSF
Menjadi Bulan Haram, Benarkah Rajab Adalah Bulan Allah? | YDSF
Tips Hidupkan Cahaya Surga Di Rumah | YDSF
Sempurnakan Ibadah Dengan Muhasabah | YDSF
Akhlak Baik, Cerminan Hati Bersih | YDSF
Istiqamah Dalam Kebaikan | YDSF
Bukti Dari Keimanan | YDSF