Nama adalah doa. Pepatah itu tentunya sangat tidak asing di telinga kita. Selain itu, dalam Islam pun juga diatur agar kita memberi nama anak dengan baik. Tak hanya nama anak, bahkan saat telah menginjak usia dewasa dan menjadi mualaf, juga disarankan mengganti nama menjadi lebih islami. Sebagaimana pula yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw saat mengganti nama sahabat yang memiliki arti tidak baik.
Beberapa nama orang yang pernah Rasulullah Saw ganti, diantaranya, ‘Ashi yang artinya adalah pendosa menjadi Abdullah. (Jamharah Ansab al-Arab: 158). Lalu, seseorang yang namanya Huzn artinya sedih, beliau ganti menjadi Sahl artinya mudah. Bahkan, mungkin dari kita tidak banyak yang mengenal nama lampau dari sahabat bertangan emas. Dulunya, nama beliau adalah Abdul Ka’bah atau Abd Amru. Beliaulah yang kemudian Rasulullah beri nama Abdurrahman bin Auf.
Lalu, apakah nama itu harus berunsur islami atau mengandung bahasa Arab? Berikut selengkapnya.
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum wr wb.
Apakah ada hadits yang menerangkan bahwa nama anak atau orang itu harus islami? Bagaimana dengan orang yang namanya tidak islami? Mohon petunjuk ustadz?
Jawaban:
Wassalamualaikum wr wb.
Saudara yang baik hati, hadits yang menjelaskan penamaan itu bukan dalam ranah yang islami atau tidak, melainkan penamaan yang baik. Memakai bahasa Arab atau Indonesia atau Jepang atau lainnya.
Dalam bahasa hadits: Berilah nama anak-anakmu seperti namaku (Muhammad), dan janganlah memberikan sebutan julukan seperti julukanku (Abu Qasim).
بِالْبَقِيعِ يَا أَبَا الْقَاسِمِ فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَمْ أَعْنِكَ إِنَّمَا دَعَوْتُ فُلَانًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَمَّوْا بِاسْمِي وَلَا تَكَنَّوْا بِكُنْيَتِي
Silahkan kalian memberi nama dengan namaku, tetapi jangan kalian memberi gelar dengan gelaranku! ' [HR. Muslim No.3974].
Penamaan “Muhammad” simbol penamaan yang baik. Maka silakan memberi penamaan anak dengan nama yang seperti itu.
Perlu diketahui, dahulu banyak orang mengabaikan nama anaknya, padahal penamaan tersebut sangat memengaruhi psikologinya, bahkan nama-nama para sahabat yang sebelum memeluk Islam berseberangan dengan aspek teologis seperti ‘Abdussams’ yang artinya hamba matahari dan lainnya sudah diganti oleh Rasulullah Saw.
Di dalam penamaan itu juga ada unsur tabaruk dan tafaul. Sungguh sangat beda orang yang biasa dipanggil Cowek, Uleq-uleq dengan orang yang sering dipanggil Sabar, Istiqamah, Zainuddin, Dhiyau Rahman, Habibu Rahman dan seterusnya.
Maka waspadailah dalam pemberian nama.
Penanya: salah satu donatur YDSF
Sumber jawaban: Dr. H. Zainuddin MZ. Lc. MA
Editor: Ayu SM