Pelajaran dari Peristiwa Isra’ Mi’raj | YDSF

Pelajaran dari Peristiwa Isra’ Mi’raj | YDSF

17 Februari 2023

Sebagian besar ulama berpendapat bahwa tepat 27 Rajab, Nabi Muhammad saw. mendapatkan perintah dari Allah Swt. Peristiwanya disebut dengan isra’ mi’raj. Yaitu sebuah perjalanan yang menghantarkan Rasulullah saw. dari Masjidil Haram ke Masjidi Aqsa, kemudian dilanjutkan menuju ke langit ke tujuh untuk mendapatkan wahyu Allah.

Kisah tentang isra’ mi’raj mungkin sudah bukanlah suatu yang asing bagi kita. Setiap tahun, pasti ada, sebaran informasi tentang bagaimana kisah ini terjadi. Menariknya di Indonesia, kisah ini menjadi bagian dari pembelajaran bidang studi Agama Islam mulai dari tingkat pendidikan yang paling dasar.

Isra’ berasal dari kata asra yang memiliki arti perjalanan malam. Sedangkan mi’raj dalam bahasa Arab diartikan dengan menaiki, kendaraan, alat untuk naik, dan sebagainya. Peristiwa yang dialami oleh Rasulullah saw. ini merupakan salah satu bukti kekuasaan Allah Swt. Ibnu Ishaq berkata bahwa sebagian keluarga Abu Bakar berkata  kepadaku bahwa Aisyah berkata, “Rasulullah saw. tidak pergi dengan badannya, namun Allah meng-isra-kan ruhnya.” Masya Allah.

Bila ditanya kapan peristiwa isra’ mi’raj Rasulullah saw. terjadi? Seperti yang telah disebutkan bahwa terdapat beberapa ulama yang berpendapat bahwa peristiwa ini terjadi pada 27 Rajab. Namun, Ibnu Taimiyah mengatakan, “Tidak ada dalil yang tegas yang menyatakan terjadinya Isra’ Mi’raj pada bulan tertentu atau sepuluh hari tertentu atau ditegaskan pada tanggal tertentu. Bahkan sebenarnya para ulama berselisih pendapat mengenai hal ini, tidak ada yang bisa menegaskan waktu pastinya.”

Dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury bab Isra’ Mi’raj, disebutkan bahwa ada beberapa pendapat tentang penetapan waktu terjadinya isra’ mi’raj. Di antaranya:

1.       Terjadi pada tahun saat Allah Swt. memuliakan beliau dengan nubuwah (pendapat Ath-Thabaty);

2.       Saat lima tahun setelah diutus sebagai rasul (pendapat An-Nawawi dan Al-Qurthuby);

3.       Malam tanggal 27 Rajab tahun kesepuluh dari nubuwah (pendapat Al-Allamah Al-Manshurfury);

4.       Enam bulan sebelum hijrah, atau pada bulan Muharram tahun ketiga belas dari nubuwah;

5.       Setahun dua bulam sebelum hijrah, tepatnya pada bulan Muharram tahun ketiga belas dari nubuwah;

6.       Setahun sebelum hijrah, atau pada bulan Rabiul Awal tahun ketiga belas dari nubuwah.

Terlepas dari waktu pasti dari terjadinya isra’ mi’raj ini, hal penting yang dapat kita petik hikmahnya adalah tentang adanya perintah untuk shalat lima waktu bagi umat muslim. Amal ibadah yang menjadi tiang agama ini juga termasuk dalam rukun Islam.

Baca juga: 
KISAH ORANG YAHUDI DAN HARI SABTU | YDSF
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI MAROKO | YDSF

Pelajaran dari Isra’ Mi’raj

Ibnu Hajar mengatakan bahwa ternyata sebelum peristiwa isra’, Rasulullah saw. sudah pernah shalat, begitu pula para sahabat. Namun, terdapat perbedaan pendapat adakah shalat yang diwajibkan sebelum ada kewajiban shalat lima waktu. Bila kita membuka beberapa kitab tentang sirah nabawiyah, memang akan kita temukan kisah dan bagaimana shalat Rasulullah saw. beserta para sahabat sebelum peristiwa isra’ mi’raj. Bahkan hingga bagaimana malaikat Jibril mengajari Rasulullah berwudhu dan shalat.

Dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah saw. bersabda, “Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Melalui peristiwa isra’ mi’raj kita dapat memetik banyak pelajaran penting. Dalam tulisan ini, kami merangkumnya menjadi tiga hal yang mengerucut, yaitu:

1.       Akan ada hadiah dari Allah Swt. bagi setiap hamba yang sabar menghadapi ujian

Sebagian besar ulama berpendapat bahwa peristiwa isra’ mi’raj terjadi setelah Rasulullah menjalani tahun kesedihan (amu al-huzni). Yaitu tahun meninggalnya Khadijah r.a. dan Abu Thalib. Usai kepergian dua orang yang beliau cintai, dakwah Rasulullah sempat mengalami fase sulit kembali. Para kafir melihat Rasulullah sedang lemah, sehingga bertubi-tubi mereka memberikan rintangan dalam dakwah beliau.

Namun, Allah Swt. menghadirkan peristiwa isra’ mi’raj untuk Rasulullah saw. Melalui peristiwa ini, beliau dipertemukan dengan beberapa nabi lainnya, seperti Ibrahim, Musa, dan Isa. Selain itu, beliau juga berkesempatan untuk mengetahui bagaimana ganjaran atas setiap apa yang dilakukan oleh manusia. Pun, mendapatkan perintah shalat lima waktu.

 

2.       Allah meringankan urusan setiap hamba-Nya

Seperti yang selalu kita ketahui, bahwa perintah shalat awalnya ditunaikan sebanyak 50 waktu. Namun, atas pertimbangan dari Nabi Musa, Rasulullah pun meminta keringanan kepada Allah Swt. Karena begitu mulianya Rasulullah saw. di sisi Allah Swt., maka permintaan tersebut dikabulkan.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, pada peristiwa isra’ mi’raj Allah Swt. berfirman, “Wahai Muhammad, sesungguhnya ini adalah 5 shalat sehari semalam, setiap shalat (pahalanya) 10, maka semuanya 50 shalat.”

 

3.       Perintah shalat membentuk karakter baik bagi yang menunaikannya

Wahyu utama dalam peristiwa isra’ mi’raj adalah kewajiban shalat lima waktu bagi umat muslim. Bila selama ini kita hanya memandang shalat sebagai ibadah rutinan, “yang penting sudah menunaikan” saja, mari perluas perspektif pemikiran kita.

Dengan rajin menunaikan shalat lima waktu sebagaimana mestinya, begitu mendengar adzan langsung bergegas menyiapkan diri, maka secara tidak langsung kita sedang melatih diri untuk disiplin. Dari sini, sebenarnya kita sedang berlatih manajemen waktu. Agar tidak menunda-nunda dan selesai tepat sesuai waktunya.

Selain itu, seseorang yang rajin shalat (dan bila benar-benar khusyuk shalat, bukan untuk pamer ibadah mahdhah saja), maka akan ada proses pembentukan karakter menjadi lebih baik dari hari ke hari. Menjadi lebih mawas diri, malu bila melakukan dosa karena selalu ingat bahwa setiap tindakan diawasi oleh Allah Swt., hingga bersyukur karena masih bisa diberi kesempatan hidup dan memperbaiki diri dapat bertemu dengan waktu shalat berikutnya.

Mari, kita jadikan momen peringatan isra’ mi’raj ini bukan hanya sebuah euforia perayaan saja. Namun, memaknai betul hal-hal yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. (ay)

 

 

Zakat di YDSF


 

Artikel Terkait

Waktu Terbaik Terkabulnya Doa | YDSF

ZAKAT DARI UANG PESANGON PENSIUN | YDSF

Mendahulukan Jamak-Qashar dalam Shalat Fardhu | YDSF

FIDYAH DALAM ISLAM DAN KETENTUANNYA | YDSF

Kisah Mualaf, Musibah Membuatku Hijrah | YDSF

WAKTU MEMBAYAR ZAKAT MAAL | YDSF

Sujud Setelah Shalat | YDSF

 

Zakat Melalui Lembaga



Tags: pelajaran isra' mi'raj, isra' mi'raj, kisah isra' mi'raj, kapan isra' mi'raj, ydsf

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: