Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Aku benar-benar takut kepada Allâh.’ (6) seseorang yang bersedekah dengan satu sedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” (HR. Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031).
Naungan Allah adalah karunia yang agung, nikmat yang besar, bagi orang-orang yang terpilih di sisi-Nya. Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Dimulai sejak hari kebangkitan, mahsyar, hisab, misan, menerima catatan amal. Hari-hari dimana diperlukan naungan Allah. Pada hari mahsyar matahari berada di atas kepala manusia. Jaraknya hanya sejengkal, sehingga terasa sangat panas. Manusia dalam keadaan telanjang dan bertelanjang kaki. Beruntunglah orang yang saat itu mendapatkan naungan Allah.
Tujuh golongan itu adalah:
- Imam yang adil
Berapa pun usianya, seorang pemimpin yang adil akan mendapatkan naungan Allah. Imam atau pemimpin tidak melulu dari golongan tua. Pemuda bisa menjadi pemimpin. Seperti Umar bin Abdul Aziz, khalifah bani Umayyah yang digelari Khalifah Ar-Rasid kelima, beliau meninggal pada usia 35 tahun, usia yang tergolong pemuda.
Pemimpin bisa diartikan secara umum dan khusus. Secara umum, seorang yang memimpin suatu masyarakat, wilayah, atau unit-unit tertentu. Secara khusus, semua orang adalah pemimpin, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits nabi.
Apakah imam adil hanya di level yang besar seperti presiden atau perdana menteri? Saya cenderung kepada pensyarah yang menyatakan pada level berapa pun asalkan dia pemimpin yang adil termasuk golongan yang dinaungi Allah. Misalnya pemimpin RT atau RW yang adil.
Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sesuai dengan apa yang menjadi hak-haknya. Tidak selalu rata atau beda-beda, sesuai konteksnya.
- Pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah
Pemuda yang gemar beribadah adalah pemuda istimewa. Sebab, biasanya yang gemar beribadah golongan tua. Pemuda yang tekun beribadah adalah luar biasa. Allah cinta orang tua yang ahli ibadah, tetapi Allah lebih cinta pemuda yang ahli ibadah. Sebagaimana Allah benci pemuda yang ahli maksiat, tetapi Allah lebih benci orang tua yang ahli maksiat.
Pemuda yang taat beribadah akan besar nilainya. Pemuda lazimnya sering lalai, merasa masih kuat, merasa masih jauh dengan ajalnya, padahal kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput.
Pemuda yang tumbuh dalam ibadah adalah mereka yang sejak muda tidak kehilangan jati dirinya, mereka tahu kemana akan menuju, dan mereka harus tetap berada di jalan itu untuk mencari ridho Allah. Maka setiap hidupnya akan diisi dengan kegiatan yang positif, sebab mereka tahu hidupnya hanya untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah. Karena mereka tahu masa muda akan cepat berlalu.
- Seorang yang hatinya bergantung ke masjid
Orang yang hatinya tidak pernah lepas, selalu terpaut dengan masjid. Maknanya ia selalu terpaut dengan syiar ibadah di masjid, shalat fardu berjamaah di masjid. Ia menyukai berbagai aktivitas ibadah di masjid, seperti; mambaca al Qur’an, iktikaf, bermajlis taklim.
- Dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, berkumpul dan berpisah karena-Nya
Mencintai karena Allah harus diikuti dengan tindakan lain. Misalnya, saling mendoakan ketika tidak berada di hadapannya. Doa seorang yang tidak dikatahui oleh saudaranya maka akan dijawab oleh malaikat dengan doa yang sama. Imam Ahmad bin Hambal selalu mendoakan Imam Syafii selama 40 tahun.
Tindakan selanjutnya adalah saling berkunjung karena Allah dan saling membantu di jalan Allah. Sebuah hadits; “Allah senantiasa menolong hamba selama hamba selalu berusaha menolong hamba lainnya.”
- Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, “aku benar-benar takut kepada Allah!”
Pemuda lebih mudah tergoda, tetapi jika mampu menolak, itu istimewa. Seperti kisah Nabi Yusuf AS dan Abu Bakar Al Misk. Nabi Yusuf AS digoda majikannya yang cantik. Ia mampu menolak karena takut kepada Allah SWT.
Baca juga: Bahagia dengan Gemar Berbagi | YDSF
- Seseorang yang bersedekah lalu menyembunyikannya
Maksudnya adalah sedekah secara sembunyi-sembunyi, hanya mengharap ridho Allah, Ikhlas dan tidak ingin dipuji manusia.
Ali bin Abi Talib mengamalkan sedekah di siang dan malam, terang-terangan dan sembunyi-sembunyi. Sebagaimana firman Allah; “Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS Al Baqarah, 2: 274)
- Seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sepi, lalu meneteskan air matanya
Sebaik-baik air mata adalah air mata yang takut kepada Allah, menyesali dosa-dosa. Mata ini tidak akan disentuh oleh api neraka. Menangis di depan khalayak umum itu baik, tetapi jauh lebih baik menangis ketika sendirian. Karena lebih terjaga dari sifat riya’ dan ingin dipuji orang lain.
Meskipun hadits ini tidak dikhususkan untuk pemuda, tetapi semua yang disebutkan secara umum, akan lebih utama jika dilakukan oleh seorang pemuda.
Sumber Majalah Al Falah Edisi Juli 2020
Baca juga:
Rela Lepas Hijab untuk Pekerjaan dalam Hukum Islam | YDSF
Sempurnakan Ibadah dengan Muhasabah | YDSF
Kriteria Yatim yang Berhak Menerima Santunan | YDSF