Selingkuh dalam
sebuah rumah tangga tentu bukanlah sesuatu yang dapat dibenarkan. Tidak hanya
mengkhianati pasangan, tetapi juga menodai janji kepada Allah Swt. yang diucapkan
saat akad pernikahan.
Biasanya,
selingkuh berawal dari batas pertemanan lawan jenis yang telah melebihi
batasan. Misal, rasa nyaman yang sudah berlebihan, dan banyak hal lain. Dalih “hanya
teman” seringkali jadi alasan. Namun, mereka lupa bahwa justru dari hal yang
mungkin terlihat sederhana itulah selingkuh bisa terjadi.
Faktor Terjadinya Selingkuh
Selingkuh
itu banyak sekali faktor yang berperan. Di
antaranya: 1. Kepribadian; 2. Frekuensi bertemu; 3. Konflik belum terselesaikan; 4. Faktor ekonomi; 5. Faktor keimanan; 6. Faktor lingkungan; 7. Aspek lain.
1. Kepribadian
Dari segi
kepribadian, baik salah satu atau kedua belah
pihak, memiliki banyak kekurangan misal mau enaknya saja,
kurang bertanggung jawab, kurang menghargai perasaan sesama, tidak kuat memegang komitmen dan sebagainya. Hal itu rawan menyebabkan perselingkuhan.
Apalagi
jika pasangannya (istri atau suami) punya
kekurangan pula dari segi kepribadian. Misalnya, suka
mengomel, sering marah, sibuk hape-an terus
dan hal lain yang membuat kondisi rumah
tangga tidak harmonis.
2. Frekuensi Bertemu
Frekuensi
bertemu yang seringkali terjadi juga dikhawatirkan
dapat membuat lupa akan komitmen dengan pasangan (istri
atau suami). Bertemu juga bisa lewat
virtual, WA, saling cengkerama di medsos
apalagi kalau DM-an. Terlebih lagi saat
bertemu baik langsung maupun online itu, istri
atau suami yang bersangkutan sedang mengerjakan tanggung jawabnya sebagai istri atau suami. Sangat tidak pada tempatnya jika pasangannya yang sedang longgar waktu, menggunakan waktunya untuk haha hihi yang berlanjut pada perselingkuhan.
3. Konflik Belum Terselesaikan
Konflik
yang belum terselesaikan dengan mantan pacar atau
mantan istri terdahulu, bisa menimbulkan cinta lama bersemi kembali. Karenanya, perlu waspada dalam menjaga komitmen maupun bersikap.
4. Faktor ekonomi
Faktor
ekonomi, seperti ketika meminjam uang ataupun
meminta pertolongan atau curhat, dapat dikhawatirkan berlanjut
ke perselingkuhan.
Baca juga:
TIPS AWAL MEMILIH PASANGAN UNTUK MENUMBUHKAN GENERASI SALEH | YDSF
MENGELUARKAN SEDEKAH DARI BUNGA BANK | YDSF
5. Faktor keimanan
Faktor
keimanan termasuk pengetahuan tentang agama.
Jika memiliki pengetahuan agama baik, ditunjang kepribadian
matang, maka muncul sifat-sifat baik seperti
menjaga komitmen, tanggung jawab,
menghargai, dan sayang anak. Juga memiliki
kecerdasan dalam mencari solusi atas
permasalahan yang muncul serta memiliki sikap
toleran ketika mengalami suatu kondisi yang
tidak sependapat dengan pasangan.
6. Lingkungan
Lingkungan
sekarang sangat perlu diwaspadai, seperti fenomena LGBT.
Ada yang homoseksual ataupun biseksual.
Selain itu, hal-hal porno di sekitar juga
dapat menjadi godaan dan perlu diwaspadai.
7. Aspek Lain
Suami yang
pernah berselingkuh dan bertobat, bukannya mulus menghadapi pertobatannya. Sebab, biasanya istri masih marah dan dendam dalam waktu lama. Sehingga, menjadi aspek yang menyebabkan tidak harmonisnya hubungan suami istri.
Saat Pasangan Selingkuh
Lalu, bagaimana
tindakan yang harus kita lakukan saat mendapati pasangan selingkuh? Mungkin, di
awal bisa dimaafkan, tetapi lambat laun rasa cinta dan percaya kepada pasangan
pun akan terkikis.
Biasanya,
laki-laki berselingkuh lebih sering karena
mengejar kepuasan. Tentu menyulitkan suami yang pernah
terperosok lantas bertaubat, jika istri masih
marah, dendam, dan sulit untuk memaafkan. Perkawinan seperti ini sering menjadi ruwet. Dipertahankan atau diakhiri sama-sama ruwet. Dapat berdampak buruk pada anak-anak.
Ada baiknya
bila bisa memaafkan dan kemudian saling menjaga untuk menjauhi faktor penyebab selingkuh. Sebaliknya, jika tidak mampu menurunkan kemarahan dan dendam, maka diskusikan dengan keluarga besar. Terutama ibu, suami, dan anak-anak. Pilihlah cara terbaik untuk dijalani.
Bicarakanlah
baik-baik dan minimalkan segala dampak buruk. Persiapkan
kebutuhan anak-anak, termasuk biaya hidup dan sekolah anak, termasuk biaya diri sendiri. Jika berpisah, bagaimana kelanjutan biaya hidup.
Ada
baiknya, memaafkan dan taubat dari perselingkuhan merupakan jalan terbaik. Namun, tetap keputusan apapun yang akan diambil tentu tetap libatkan. Perbanyaklah ibadah. Insya Allah akan dimudahkan dalam mengambil keputusan.
Sumber
Majalah Al Falah Edisi Oktober 2021
Sedekah Mudah di YDSF:
Artikel Terkait:
Menegur Anak dan Menantu Tidak Shalat | YDSF
BAYAR ZAKAT UNTUK ORANG YANG MENINGGAL | YDSF
Menjadi Hamba yang Pandai Bersyukur | YDSF
BOLEHKAH UMRAH TAPI BELUM ZAKAT MAAL? | YDSF
Amalan yang Merusak Amalan Lainnya | YDSF
WAKAF DALAM PERSPEKTIF MIKRO EKONOMI ISLAM | YDSF