Menyembelih dengan Halal & Ihsan | YDSF

Menyembelih dengan Halal & Ihsan | YDSF

23 Juni 2023

Berqurban merupakan salah satu bentuk peribadatan kepada Allah Swt., meneladani kepatuhan Nabi Ibrahim as. kepada-Nya. Berqurban juga ungkapan rasa syukur atas rizki yang dilimpahkan Allah Swt. Selain itu, juga sebagai bentuk pengorbanan kepada Allah Sang Pencipta seluruh alam dan seisinya.

Saat berqurban, tentu memilih hewan terbaik yang telah dinyatakan memenuhi syarat. Lantas dilakukan proses penyembelihan sebelum dibagikan kepada masyarakat.

Dalam proses tersebut, Islam mengajarkan cara menyembelih hewan tanpa membuat hewan tersiksa. Tak boleh asal-asalan. Sebab, proses penyembelihan juga berpengaruh pada kualitas daging hewan qurban. Dan yang lebih penting lagi, memengaruhi kehalalan daging. Karena itu syariat Islam mengatur penyembelihan hewan. Sebab diterimanya ibadah qurban juga tergantung tata cara penyembelihan.

Seperti dikatakan Ketua Juru Sembelih Halal (Juleha) Indonesia Jatim, Imam Fauzi, S.Th.I., tidak semua hewan boleh untuk qurban. Ada syarat dan kriteria yang harus dipenuhi. Hewan harus sehat dan tidak cacat. Hewan tidak sakit-sakitan, tidak cacat (pincang dan buta), dan tidak kurus.

Seperti disebutkan dalam hadits berikut: ‘Sudah semestinya hewan yang disembelih untuk ibadah qurban adalah hewan yang sehat dan tidak cacat (HR. Ahmad dan Tirmidzi).’ 

Umur hewan juga menentukan. Dalam penjelasan Hadist riwayat Muslim, beberapa hewan yang diperbolehkan untuk disembelih adalah domba yang telah berumur lebih dari satu tahun atau sudah berganti gigi, kambing berumur lebih dari dua tahun, sapi atau kerbau yang telah berumur lebih dari dua tahun, dan unta yang berumur lebih dari lima tahun.

“Yang sampai kepada Allah adalah taqwanya, bukan dagingnya,” tegas Imam.

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: ‘Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian hendak menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaklah kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah hewan yang akan disembelih.’ (HR. Muslim).

Hewan qurban yang akan disembelih harus dalam keadaan baik dan tidak stres. Sebab, stres atau tidaknya hewan saat disembelih, juga memengaruhi kualitas daging.

“Hewan mengalami stres itu mengeluarkan banyak asam, jadi alot dagingnya,” ujarnya pada pelatihan Juleha di Graha Zakat YDSF di Surabaya.

Sekali Sentuhan

Rasulullah adalah teladan bagi umat Islam. Begitu pula dalam memperlakukan maupun menyembelih hewan. Kita harus mengikuti yang telah dicontohkan beliau. Harus ihsan, demi menjaga kualitas daging tetap bagus. Untuk mengidentifikasi daging antara yang bagus dan jelek, dapat dilihat dari tekstur, aroma dan warna daging hewan.

Cara ihsan atau baik ketika menyembelih hewan hendaknya menggunakan pisau tajam, dan hanya dengan sekali potong. Bukan dua kali atau sampai berkali kali. Bila lebih dari sekali, akan menyakiti hewan yang disembelih.

Baca juga: 
Hadits Palsu: Setiap Bulu Hewan Qurban Ada Kebaikan | YDSF
Mewakilkan Penyembelihan Qurban | YDSF


“Teknik memotong hewan yang diterapkan Rasulullah sudah menjadi teknik terbaik dalam menyembelih. Dalam teknik ini hewan qurban disembelih hanya dengan sekali sentuhan pisau. Dengan cara itu akan meminimalkan stres hewan,” lanjut Imam sembari mencontohkan gerakan menyembelih hewan qurban.

Cara memperlakukan dan menyembelih tiap jenis hewan juga berbeda. “Biasanya unta itu lebih nyaman disembelih dengan berdiri,” lanjutnya. Sedangkan sapi, kerbau, dan kambing lebih nyaman disembelih dengan direbahkan terlebih dulu.

Selain secara ihsan, penyembelihan dilakukan oleh orang Islam sebagai bentuk usaha meminimalkan kesalahan serta ketidakpahaman dalam melakukan prosesi penyembelihan. Sesaat sebelum menyembelih, petugas penyembelih membaca basmalah.

Dalam menyembelih hewan qurban, juga harus tepat mengenai dua urat atau saluran pembuluh darah yang disebut wadajain, agar hewan qurban segera mati. Ada empat titik yang perlu diputus saat memotong hewan qurban, yaitu memotong urat tempat masuknya makanan, jalan nafas, jalan makan, dan dua pembuluh darah (wadajain).

Lantas, setelah menyembelih qurban, penyembelih menghadap kiblat dan berdoa: ‘Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal ardha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin. Inna sholaatii wa nusukii wamahyaaya wa mamatii lillaahi robbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.’

Artinya: “Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri.”

 

Sumber Majalah Al Falah Edisi Juni 2023

 

Artikel Terkait:

PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF
Doa Agar Diberikan Hikmah & Masuk Golongan Shalih | YDSF
PIPANISASI AIR DAN PAKET SEMBAKO YDSF UNTUK PENYINTAS GEMPA CIANJUR
Sedekah Atas Nama Orang Tua yang Telah Meninggal | YDSF
Niat Puasa Ayyamul Bidh | YDSF
ZAKAT DARI HASIL GAJI | YDSF
DAKWAH YDSF DI BALI
Saat Amal Baik Batal Dilakukan | YDSF


Cara Menyembelih Halal & Ihsan | Juru Sembelih Halal (JULEHA) Indonesia | YDSF


Tags: cara menyembelih halal, menyembelih halal, ydsf

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: