Menjaga Semangat Ramadhan Bersama Keluarga | YDSF

Menjaga Semangat Ramadhan Bersama Keluarga | YDSF

22 April 2022

Pandemi membawa banyak hikmah, di antaranya untuk idzharu ubudiyah yaitu menunjukkan kehambaan manusia kepada Allah Swt. Manusia itu lemah. Apa yang disombongkan? Menghadapi virus yang ukurannya sangat kecil saja manusia terbukti sudah kuwalahan dan tidak berdaya. Hampir semua negara di dunia terganggu aktivitasnya. Hal ini mengingatkan kita dengan kisah Namrud yang binasa hanya dengan serangan nyamuk. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Pandemi sudah seharusnya menyadarkan kita untuk menjaga keluarga dari api neraka. Sebagaimana peringatan surat At-Tahrim ayat 6: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu...”

Biasanya orangtua sibuk bekerja dan jarang sekali bertemu dengan istri dan anaknya. Saat ini kita memiliki kesempatan untuk membangun kemesraan dan keharmonisan dalam keluarga. Dengan adanya pandemi ini, para ayah sibuk menambah hafalan Al-Qur’an karena menjadi imam shalat di rumah. Ibu memiliki waktu memasak untuk keluarga.

Rasul menyebut Ramadhan dengan syahrul mubarok, bulan yang penuh berkah. Maka jika kita tidak berusaha mendapatkan keberkahan di bulan Ramadhan maka kita termasuk orang yang rugi. Sabda Nabi: “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroni)

Maka celakalah orang yang melewati Ramadhan tanpa memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas keagamaannya, tidak menambah ketakwaan, dan tidak mendapatkan ampunan. Terutama makna kebaikan dalam keluarga.

Di Surga Bersama Keluarga

Inilah saatnya menjadikan rumah sebagai surga. Surga tidak di kantor, jalan, hotel, ataupun restoran, tetapi ada di rumah. Surga juga bukan karena fasilitas, tetapi karena ada tidaknya amalan-amalan ibadah dalam rumah.

Baca juga: WAKTU MEMBAYAR ZAKAT MAAL | YDSF

Orang-orang yang beriman dan diikuti oleh anak cucunya akan dikumpulkan bersama di surga. Jadi, penting untuk menanamkan keimanan dalam keluarga. Sebagaimana Ya’kub berwasiat kepada anak cucunya untuk beriman setelah kematiannya.

“Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS At-Thur 21).

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa tingkatan surga bergantung hafalan Al-Qur’an yang dimiliki. Misalnya orangtua hafal satu juz Al-Qur’an sedangkan anaknya hafal 30 juz. Maka mereka akan berkumpul di surga menduduki derajat penghafal 30 juz al-quran.

Makna Sakinah

“Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah”. Kita pasti sering mendengar doa itu. Namun, sudahkah kita mengetahui makna kata sakinah?

Sakinah memiliki empat makna. Pertama, sakinah berarti tempat tinggal. Dalam surat AtTaubah ayat 24, terdapat kata Masakin, bentuk jama’ dari sakinah yang berarti tempat tinggal. Maka tugas orangtua adalah membuat keluarga betah di rumah.

Keharmonisan dijaga dengan amalanamalan kebaikan, agar anggota keluarga nyaman di rumah. Pandemi ini menjadi tolok ukur apakah kita betah dirumah dan apakah keluarga kita termasuk sakinah.

Baca juga: Perbedaan Nazhir dan Wakif dalam Wakaf | YDSF

Kedua, sakinah bermakna tenang dan optimis. Seperti ketika perang Badar, 313 orang kaum Muslim yang sebagian besar tidak bersenjata harus bertempur dengan 1.000 tentara pasukan Quraisy dari Mekkah. Kemudian Allah menurunkan rasa ketenangan dan bala bantuannya sehingga kaum Muslim bisa memenangkan perang.

“Dialah yang telah menurunkan ketenangan (sakinah) ke dalam hati orangorang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana;” (QS Al Fath: 4).

Tugas keluarga adalah menciptakan ketenangan dan membangun rasa optimis bahwa seluruh anggota keluarga dapat meraih kesuksesan di dunia dan di akhirat.

Ketiga, keluarga sakinah adalah keluarga yang saling percaya dan tidak saling curiga. Sikap saling percaya dimulai dari saling terbuka dan sering menghabiskan waktu bersama. Membangun kebersamaan antaranggota keluarga dengan amalan kebaikan. Misalnya dengan shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an bersama, sahur dan buka puasa bersama.

Terakhir, sakinah artinya tenang dan tidak mengganggu. Artinya antar-anggota keluarga tidak saling menyakiti. Seorang suami harus bisa menyenangkan hati istri, pun sebaliknya seorang istri juga harus bisa menyenangkan hati suami. Tugas seorang suami istri tenang di rumah dan tidak saling mengganggu.

Salah satu hikmah pandemi adalah meninggikan derajat dan mengahapuskan dosa-dosa jika kita bisa bersabar. Pandemi merupakan cara Allah merukunkan keluarga. Agar antar anggota keluarga saling peduli dengan sesama, mengingatkan pentingnya beribadah. Kebersamaan di rumah adalah kesempatan bagi orangtua untuk mengarahkan anaknya.

 

Sumber Majalah Al Falah Edisi April 2021

 

Bayar Zakat di Bulan Ramadhan:

 

Artikel Terkait:
7 Keutamaan I’tikaf di Bulan Ramadhan | YDSF
Tata Cara Shalat Tarawih dan Witir | YDSF
PERBANYAK SEDEKAH SAAT RAMADHAN | YDSF
Batas Penghasilan Wajib Zakat | YDSF
APA SAJA YANG HARUS DISIAPKAN SEBELUM MENUNAIKAN WAKAF? | YDSF
Siapa yang Harus Membayar Fidyah Istri? | YDSF

Tags: menjaga ramadhan bersama keluarga

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: