Menjaga Adab Terhadap Al-Qur’an | YDSF

Menjaga Adab Terhadap Al-Qur’an | YDSF

23 Januari 2023

Innalillahi wa innailaihi raji’un. Pembakaran Al-Qur’an kembali terjadi. Tragedi yang terjadi pada Sabtu (21/01/2022) lalu tersebut, dilakukan oleh Rasmus Paludan, pemimpin partai sayap kanan Denmark Garis Keras. Pria berkewanageraan Swedia tersebut melakukan aksinya lantara tidak setuju atas keputusan pemerintah Swedia yang akan bergabung dengan NATO. Menurutnya, keputusan tersebut merupakan bentuk dukungan Swedia terhadap orang-orang Kurdi yang mayoritas Islam. Ketakutannya, membuat Paludan bertindak anarkis dan mengundang banyak respon marah dari berbagai negara.

Kejadian ini tentu membuat umat muslim sedih sekaligus marah. Hendaknya dengan adanya kejadian ini dapat menjadi cambuk semangat bagi umat muslim untuk lebih lagi dalam menjaga kehormatan kitab suci Al-Qur’an. Dimulai dengan memahami dan mempraktikan adab terbaik terhadap kitab suci yang diturunkan kepada Rasulullah saw. ini.

Allah Swt. berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 39, “Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” Maksud dari ayat ini adalah mereka yang telah mengetahui tentang Al-Qur’an tetapi tidak mengikuti ajaran Allah di dalamnya, maka akan kekal menjadi penghuni neraka. Mereka tidak pernah mati, tidak pula hidup, karena diadzab terus-menerus.

Adab Terhadap Al-Qur’an

Sebagai muslim, sudah menjadi sebuah kewajiban bagi kita untuk menjaga adab terhadap Al-Qur’an. Terdapat beberapa perilaku yang perlu dijaga dalam memperlakukan Al-Qur’an. Kami merangkumnya menjadi lima hal penting adab terhadap Al-Qur’an, yaitu:

1.       Iman kepada Al-Qur’an

Allah Swt. berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa: 136)

 

2.       Tilawah

Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah, maka dia mendapatkan satu kebaikan dengannya. Dan satu kebaikan itu (dibalas) sepuluh lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Tetapi alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf.” (HR. Tirmidzi)

Meski begitu, dalam membaca Al-Qur’an dianjurkan diiringi dengan beberapa adab, salah satunya perlahan dan khusyuk. Sedangkan poin lain, akan di bahas di bagian berikutnya artikel ini.

 

3.       Pelajari dan tadabbur

Dari Utsman, Rasulullah saw. bersabda: “Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, dan Tirmidzi).

Bukan hanya membaca tulisan Arab-nya saja, hendaknya kita juga memahami arti dan mempelajari makna dari firman-firman Allah tersebut.

Baca juga: 
WAKTU TERBAIK TERKABULNYA DOA | YDSF
6 AMALAN RINGAN DAN MUDAH MENUJU SURGA | YDSF

 

4.       Ittiba’

Ittiba’ berati mengikuti. Setelah memahami maknanya, maka langkah berikutnya adalah mengikuti, yaitu menerapkan apa yang diajarkan dalam Al-Qur’an. Sebagaimana dalam firman Allah Swt. surah Thaha [20] ayat 123, “Jika datang kepada kamu petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.”

 

5.       Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman

Maksudnya adalah menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan sumber pemecahan dari setiap masalah kehidupan. Baik di dunia maupun untuk akhirat kelak.

 

Selain itu, juga terdapat adab yang perlu dijaga saat membaca Al-Qur’an. Pada kitab Minhajul Muslim, disebutkan delapan adab dalam membaca Al-Qur’an, yaitu:

1.       Membacanya dalam keadaan dan kondisi yang paling sempurna, yaitu suci, menghadap kiblat, duduk dengan sopan dan penuh tenang;

2.       Membacanya dengan tartil (perlahan-lahan) dan tidak tergesa. Tidak mengkhatamkannya kutang dari tiga malam. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dalam waktu kurang dari tiga malam, niscata ia tidak memahami makna-maknanya.” (HR. Abu Dawud);

3.       Khusyuk saat membaca, menampakkan kesedihan, menangis atau berusaha menangis jika tidak bisa menangis (HR. Ibnu Majah);

4.       Membaguskan suaranya (HR. Ahmad, Ibnu Majah, an-Nasa’i, al-Hakim);

5.       Menyembunyikan bacaannya, jika khawatir timbul riya’ atau sum’ah di dalam dirinya atau khawatir mengganggu orang yang sedang shalat (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi);

6.       Membacanya dengan merenungkan dan memikirkannya disertai rasa pengagungan kepadanya, menghadirkan hatinya, serta memahami makna dan rahasia yang dikandungnya;

7.       Tidak termasuk orang-orang yang lalai dan menyelisihinya, karena kadangkala hal tersebut menyebabkan laknat terhadap dirinya sendiri (QS. Al-Imran: 61);

8.       Berupaya semaksimal mungkin untuk meneladani sifat-sifat ahli Al-Qur’an (yaitu penghafal Al-Qur’an) yang mereka itulah ahli Allah (wali Allah) dan manusia pilihan-Nya, serta berkarakter seperti mereka.

(berbagai sumber)

 

Berbagi Makin Mudah


 

Artikel Terkait:

Pelaksanaan Shalat Sunnah Rawatib | YDSF
PERHITUNGAN ZAKAT RUMAH KONTRAKAN | YDSF
Pailit Bisnis, Apakah Termasuk Gharim dalam Islam | YDSF
6 KEUTAMAAN SEDEKAH DALAM JANJI ALLAH SWT. | YDSF
Hukum Percaya Pawang Hujan dalam Islam | YDSF
JENIS WAKAF DALAM ISLAM MENURUT BWI | YDSF

 

Kang Saep Preman Pensiun ikut ramaikan Festival Rakyat YDSF: Cianjur Bangkit 



Tags: adab terhadap al quran, adab al quran, pembakaran al quran, al quran ydsf

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: