Mengubah Tantangan Hidup Menjadi Peluang | YDSF

Mengubah Tantangan Hidup Menjadi Peluang | YDSF

11 November 2019

Peluang atau kesempatan merupakan hal yang tidak bisa kita ulang atau datang kembali. Namun, tidak semua dari kita mau dan mampu mengambil sebuah kesempatan emas. Yang mana kemudian berbuah menjadi penyesalan.

Rasulullah bersabda: “Gunakan masa muda sebelum datang masa tua, gunakan sehat sebelum sakit, gunakan kaya sebelum miskin, gunakan lapang sebelum sempit, gunakan hidup sebelum datang kematian.” (HR Baihaqi).

Hidup di dunia merupakan jembatan untuk beramal sebagai bekal hidup di akhirat. Masa muda, tua, sehat, sakit, kaya, miskin, lapang, kesempitan, hidup, dan kematian, suatu keniscayaan. Kematian akan dialami semua makhluk hidup. Masa tua, sakit, miskin, kesempitan, kematian dapat dikatakan sebagai tantangan. Orang bijak mengatakan bahwa tantangan bila disikapi secara cerdas, dapat menjadi peluang.

Masa muda sebelum tua

Masa muda merupakan masa paling jaya. Menyenangkan karena semua organ tubuh masih prima, namun banyak tantangan atau godaan. Godaan karena bila masa muda digunakan untuk hura-hura, begadang akan mendatangkan kerugian. Sedangkan tantangan ialah seiring jalannya waktu, masa muda akan menuju masa tua, semua organ tubuh mengalami penurunan (lemah, tak kuat bekerja), sedangkan kebutuhan hidup, nafkah lahir: sandang, pangan, dan nafkah batin tetap membutuhkan. Agar tidak termasuk orang yang rugi, peluang harus kita manfaatkan sebaik mungkin. Masa muda untuk belajar, menuntut ilmu, bekerja keras mencari nafkah, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, meningkatkan iman dan taqwa.

Sehat sebelum sakit

Sehat adalah karunia, atau nikmat yang tak ternilai harganya, karena dalam menjalankan aktivitas hidup dan ibadah tidak terganggu karena sakit. Sayangnya sehat sering dilupakan. Manakala sakit, baru merasa nikmatnya sehat. Godaannya ialah mengabaikan perilaku yang dapat mempengaruhi terganggunya kesehatan, seperti minuman keras, makanan yang berpotensi menimbulkan penyakit, dan sebagainya.

Tantangannya, mengabaikan hal-hal kecil yang berpotensi menyebabkan sakit, maka bisa mengidap sakit. Penyakit disebabkan oleh dua hal. Pertama, faktur pikiran kurang lebih 75% dan faktor makanan kurang lebih 25%. Bila kena penyakit, maka aktivitas hidup dan aktivitas ibadah akan terganggu. Agar kita tetap sehat dan dapat menjalankan ibadah dengan baik, maka peluangnya ialah menjaga kesehatan, perilaku pola hidup sehat (pencegahan penyakit), karena mencegah penyakit lebih baik dari-pada mengobati penyakit.

Kaya sebelum miskin

Harta, rizki atau kekayaan yang kita peroleh semata-mata karunia Allah. Godaan terhadap harta pada umumnya manusia senang menumpuk harta, dan kebanyakan harta yang seharusnya sebagian dibelanjakan di jalan Allah, kadang dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan serta kesenangan (bukan kebutuhan), hidup berlebihan, foya-foya, lupa ibadah (ibadah haji, umrah, wakaf) dan sebagainya.

Tantangannya ialah ketika suatu saat jatuh miskin (tak dapat bekerja karena tua). Peluangnya ialah memanfaatkan harta dengan hemat, sebagian ditabung, tidak boros, sebagian dibelanjakan di jalan Allah (amal jariyah, dsb), insya Allah, Allah akan mencukupkan rizkinya.

Lapang sebelum sempit

Lapang dapat berarti lapang rizki, lapang kesempatan atau waktu. Allah memberi karunia waktu kepada semua manusia adalah sama yakni 1 hari 24 jam. Namun tidak semua orang dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Dengan kurun waktu yang sama seseorang bisa mencapai prestasi (bersosial-masyarakat, beribadah, dsb), namun ada pula dalam kurun waktu yang sama tidak memiliki prestasi (waktu hilang, sia-sia).

Godaannya ialah waktu tidak digunakan sebaik-baiknya untuk mencari ridho Allah, hanya untuk bermalas-malasan, bermaksiat belaka. Tantangannya, sebelum datang kesempitan. Peluangnya ialah manfaatkan waktu lapang dengan sebaik-baiknya untuk mencari ilmu, bekerja, ibadah sebaik-mungkin, sehingga pada saat kesempitan sudah punya bekal amal, iman taqwa.

Hidup sebelum mati

Godaan hidup di dunia pada umumnya harta, tahta dan cinta. Kebanyakan orang tergiur menumpuk harta secara berlebihan dan untuk mencapai kesenangan dan kepuasan hidup (rumah mewah, mobil mewah,dsb) sampai lupa ibadah, lupa beramal soleh dan jarang atau tidak dibelanjakan di jalan Allah. Harta tidak dibawa mati, namun kalau dibelanjakan di jalan Allah, maka amal jariyah akan menemani di alam kubur. Surat Al Qashas ayat 77, yang artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepada (kebahagiaan) negeri akhirat, jangan lupa kebahagiaan (kenikmatan) dunia dan berbuat baik kepada orang lain, janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.

Tantangannya, ketika meninggal dunia, kadang harta yang melimpah akan jadi rebutan para ahli waris. Peluangnya, menyiapkan bekal hadapi kematian ialah iman, taqwa dan amal soleh, amal jariyah.

 

Sumber: Majalah Al Falah Edisi Juni 2018

Oleh: H. Subroto Asmoro, SH

Penulis buku “Gali Potensi Raih Prestasi”

 

Baca juga:

Bagaimana Seorang Muslim Menyikapi Musibah | YDSF

HUKUM BAYAR ZAKAT ONLINE DALAM ISLAM

Jangan Terbiasa Berbohong pada Anak | YDSF

WAKTU TERBAIK TERKABULNYA DOA | YDSF

Penyebab Hati Terasa Sempit

TIPS MENJADI MUSLIM BERKUALITAS | YDSF

Pentingnya Mengembangkan Bakat dan Minat | YDSF

Konsultasi Zakat Online di YDSF

Tags:

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: