Pembahasan tentang penyuka sesama jenis, merupakan salah
satu hal yang cukup sensitif. Dewasa ini, kita mengenal perilaku menyimpang
tersebut dengan istilah LGBT. Padahal, kita tahu bahwa sebenarnya hal tersebut
haram dan dilarang betul dalam Islam. Bahkan, kita sudah pernah diingatkan
tentang adzab Allah terhadap penyuka sesama jenis melalui kisah kaum Sodom.
Allah Swt. berfirman, “Dan
(Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia
berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang
belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” Sesungguhnya
kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada
wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (QS. Al A’raf:
80-81)
Namun, kaum Sodom tetap menolak dakwah tauhid yang diajarkan
oleh Nabi Luth a.s. Hingga, adzab Allah Swt. datang. Kondisi ini cukup mirip
dengan para pelaku LGBT sekarang, yang menganggap bahwa semua itu tidak
mengapa. Dengan dalih menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Perilaku menyimpang tersebut bisa disebabkan oleh banyak
faktor. Lingkungan pergaulannya, dominasi hormon yang ada di dalam tubuh, mungkin
merasa sering dikecewakan oleh lawan jenis, atau bahkan bisa jadi mereka
melakukan penyimpangan itu secara sadar tanpa ada faktor pendukung lainnya.
Lantas, bagaimana jika ada orang di lingkungan terdekat kita
memiliki perilaku itu? Saat kita merasa turut prihatin tentu terbesit rasa
ingin mengajaknya kembali ke jalan yang benar.
Menolong Teman Penyuka Sesama Jenis
Rasa empati merupakan kekuatan awal untuk bergerak menolong,
jadi tidak berhenti sebatas persepsi kekhawatiran bahwa rekan atau orang
terdekat tersebut tidak ingin ditolong. Ada baiknya membaca berbagai hal yang
berhubungan dengan homoseksualitas.
Baca juga: Inilah Orang yang Dicintai Allah | YDSF
Seperti berbagai faktor penyebab, dinamika psikologis,
terapi yang dibutuhkan dan sebagainya. Maka, perlu melakukan pendekatan
personal untuk membuat orang tersebut nyaman dan mau terbuka dalam melakukan proses
perubahan.
Namun yang perlu dipahami, perubahan akan sulit terjadi
dalam dirinya jika penyimpangan yang terjadi adalah pilihannya secara sadar.
Perubahan akan terjadi jika pelaku LGBT tersebut memiliki keinginan untuk
berubah dan dan berniat mencari pertolongan untuk perubahan.
Dalam perspektif terapi psikologis, terapi dan modifikasi
perilaku untuk menolong klien akan efektif jika dalam diri klien memiliki
motivasi pribadi atau motivasi internal untuk berubah menjadi sehat dan normal.
Motivasi ini penting agar klien mau terlibat secara penuh dalam suatu proses terapi.
Anda memang tidak bisa memaksakan perubahan dalam diri teman
Anda, jika kondisi tersebut merupakan pilihan yang ia sadari. Apalagi dalam buku
pedoman penggolongan abnormalitas perilaku menjelaskan, homoseksual bukanlah
dianggap sebagai perilaku menyimpang atau salah satu bentuk abnormalitas perilaku.
Hal tersebut karena para homoseksual ini tidak merasa
terganggu dengan orientasi seksual sejenis, bahkan bisa merasa bahagia dengan
orientasi seksualnya tersebut. Di beberapa negara seperti Belanda,
homoseksualitas merupakan pilihan gaya hidup, bahkan pernikahan sejenis
dilegalkan. Memang perlu hati-hati dan bijak dalam menyikapinya.
Jadi, lakukan pendekatan untuk mengetahui apakah pelaku
penyuka sesama jenis tersebut ingin berubah atau tidak, menyukai kondisinya
tersebut atau tidak. Jika mereka ingin berubah, dampingi dan arahkan untuk
mendapat bantuan dari profesional terkait, yaitu psikolog atau psikiater.
Namun jika mereka benar-benar tidak ingin berubah, merasa
nyaman dan secara sadar memilih menjadi homoseksual, maka tugas Anda hanya
sampai mengingatkan karena itu adalah pilihannya. Sebab siapa yang mendapatkan
hidayah adalah kuasa Allah Swt., tugas manusia hanya menyampaikan dan
mengingatkan. Demikian semoga bermanfaat. Wallahu
a’lam bissawab.
Sumber Majalah Al Falah Edisi Desember 2014
Artikel Terkait:
Pelaksanaan Shalat Sunnah Rawatib | YDSF
ZAKAT UNTUK HARTA CICILAN | YDSF Menjaga Agama, Melindungi Manusia | Dharuriyah Al-Khams (5 Perkara Asasi) | YDSF
KONSUMSI OBAT BERBAHAN HARAM | YDSF
Bolehkah Sedekah dari Harta Haram? | YDSF
#EkspedisiQurbanYDSF