Jika saat ini dunia
hanya ditunjukkan untuk mengenal wilayah Palestina dengan peta yang tersebar
pada wilayah Jalur Gaza dan West Bank (Tepi Barat) saja, sebenarnya luas wilayah
Palestina tidak sekecil itu. Akibat penjajahan yang dilakukan oleh Israel
selama puluhan tahun membuat berubahnya geografis dan luas wilayah negara
Palestina.
Belakangan ini
pun beredar informasi nama wilayah Palestina tidak ada lagi di peta Google. Fakta
mirisnya, pihak Google sejak 2016 telah menyatakan bahwa mereka bahkan tidak
pernah memasukkan nama Palestina di aplikasi tersebut, yaitu Google Maps
atau peta Google.
Padahal, pada
tanggal 15 November 1988 bertempat di Aljazair, Afrika Utara, Dewan Nasional
(PNC) Organisasi Pembebasa Palestina (PLO) telah mendeklarasikan kemerdakaan
Palestina. Selain itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sendiri juga telah
mengakui bahwa Palestina merupakan sebuah negara yang berdaulat sejak tahun
2012.
Berbagai fakta
yang menunjukkan bahwa Palestina telah ada sejak ribuan tahun silam seolah
terbungkam dan tertutup seiring berkembangnya zaman. Para generasi muda seolah
disuguhkan dengan potongan-potongan informasi yang membuat mereka lantas tidak
dapat berpikir kritis berdasarkan sejarah sesungguhnya.
Maka, sebenarnya
seperti apa asal muasal sejarah adanya wilayah Palestina? Bagaimana sejarah
munculnya negara Palestina?
Jejak Sejarah Wilayah Palestina
Jika literasi
modern hanya membahas asal muasal penamaan dan adanya wilayah Palestina sejak
tahun 1920-an atau era adanya Alkitab dan berbagai versi sejarah mereka, Islam
justru mengajak kita untuk belajar kembali sejarah sejak era Nabi Nuh a.s.
Dalam sebuah buku
berjudul “The History of Palestine” yang ditulis oleh John Kitto menyebutkan
bahwa dari era setelah banjir bandang Nabi Nuh a.s., wilayah yang muncul adalah
Palestina. Perlu diketahui, John Kitto merupakan seorang sarjana yang
mempelajari Alkitab Inggris. Bahkan, buku hasil tulisan pria kelahiran Inggris
ini diperuntukkan kepada perpustakaan Universitas Toronto.
Berawal dari Nabi
Nuh a.s. yang memiliki empat putra yaitu Kan’an, Syam, Ham, dan Yafits. Sebagaimana
kita ketahui dan yang paling populer, anak beliau yang membangkang adalah Kan’an.
Dia tewas karena tidak ikut dalam bahtera Nabi Nuh. Sedangkan yang lain,
selamat dan berpencar ke berbagai penjuru dunia. Yang kemudian, aktivitas
hijrah ini juga diikuti oleh keturunan mereka.
Dilanjutkan salah
satunya Kan’an, putra dari Ham. Nama yang dipilih sengaja sama seperti
kakaknya, karena Ham ingin mengenangnya. Ketika Kan’an sampai di suatu wilayah,
yang kemudian disebut dengan wilayah Syam, penamaan sebelumnya adalah tanah Kan’an.
Kebiasaan orang-orang lampau, siapa yang pertama menduduki wilayah maka namanya
akan menjadi penamaan wilayah itu.
Di tanah
tersebut, bangsa Kan’an memiliki keturunan yang disebut dengan Kananiun atau
dalam bahasa Inggris disebut dengan Canaantites. Hingga kemudian salah
satu suku mereka ada yang bernama suku Filistin, sehingga penamaan wilayah
tersebut menjadi Palestina.
Baca juga:
Kisah Kaum Terdahulu yang Dibinasakan Allah | YDSF
KISAH UMAT TERDAHULU YANG DIUJI ALLAH | YDSF
Perkembangan Pembagian Wilayah
Palestina
Pada pembahasan
sebelumnya telah disebutkan sebuah wilayah bernama Syam. Yang mana, pada wilayah
tersebut terdiri dari empat negara yaitu Palestina, Suriah, Lebanon, dan
Yordania. Arti dari julukan Negeri Syam sendiri yaitu Negeri Kebaikan.
Lalu dari manakah
asal penamaan negeri Syam? Terdapat beberapa pendapat tentang awal penamaan
negeri Syam. Sedangkan, dalam tulisan ini kami jabarkan menjadi tiga pendapat.
Pendapat pertama,
penamaannya berasal dari salah satu anak Nabi Nuh a.s. yang pertama kali
menginjakkan kaki dan hidup di sana, yaitu Syam bin Nuh. Kedua, berpendapat
bahwa kata Syam berasal dari kata al-yadd asy-syu-mi, artinya tangan kanan. Berikutnya, nama negeri
Syam berasal dari kata asy-syam yang berarti utara, maksudnya utara dari
Makkah.
Maka dari sini
kita juga bisa mengetahui bahwa pada pembagian wilayah negeri Syam, yang
disebutkan adalah Palestina, bukan Israel. Kemudian, bagaimana pembagian
wilayah Palestina?
Sama halnya
dengan anggota dalam Negeri Syam yang memiliki wilayah dan kedaulatannya
masing-masing, Palestina juga ada. Dulu, wilayah Palestina dibagi menjadi tiga
bagian, masing-masing memiliki batas yang berbeda-beda. Palestina I terletak di
utara, mencakup sebagian besar kota penting seperti Al-Quds, Nablus, Yafa,
Gaza, dan Asqalan. Palestina II mencakup pegunungan el Jalil, Maraj Ibn Ameer,
dan dataran tinggi lainnya di sebelah timur Yordania dan Suriyah saat ini.
Sedangkan Palestina III terletak di selatan, dari garis Rafah hingga Teluk
Aqabah, dengan pusatnya di kota al-Betraa yang kini berada di timur Yordania.
Pembagian Wilayah Palestina di Masa
Khalifah
Ketika Palestina
masuk di bawah pemerintahan Islam selama kekhalifahan Umar bin Khathab, wilayah
ini dianggap bagian dari negeri Syam. Pada masa itu, negeri Islam dibagi
menjadi tujuh wilayah administratif, salah satunya adalah Syam yang terdiri
dari beberapa kota administratif utama, seperti Himsh, Damaskus, Palestina, dan
Yordania.
Di masa
kekhalifahan Bani Umayah, wilayah administratif Palestina diperluas hingga
mencakup daerah dari Rafah hingga el Lajun, kota yang terletak barat laut
Jenin. Ibu kota administratif Palestina saat itu adalah Alladu, kemudian diubah
menjadi Remlah atas perintah Sulaiman bin Abdul Malik.
Baca juga:
Peradaban Islam di Spanyol vs. Ukraina | YDSF
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI MAROKO | YDSF
Setelah masa
kekhalifahan Bani Abbasiyah, Palestina menjadi wilayah administratif yang
terpisah dengan Remlah tetap sebagai pusat pemerintahan. Wilayah ini terbagi
menjadi 12 kota utama (Kurah) dan beberapa wilayah pinggiran.
Pembagian Wilayah Palestina di Masa
Kesultanan Mamluk dan Ottoman
Kemudian, pada
masa pemerintahan Mamalik (Kesultanan Mamluk), Palestina terbagi menjadi tiga
wilayah perwakilan (niyabah) yang terdiri dari Shafad, Al-Quds, dan Gaza. Pada
masa kekhalifahan Turki Utsmani di Syam, Palestina termasuk dalam
distrik-distrik tertentu dengan pembagian administratif yang berubah seiring
waktu.
Dalam periode
ini, kota Al-Quds menjadi wilayah otonom yang terpisah dari propinsi Suriah
pada tahun 1874, meliputi bagian tengah dan selatan Palestina serta beberapa
wilayah pinggiran seperti Yafa, Gaza, dan Hebron (Al-Khalil). Pada tahun 1909,
daerah Bi’r Sebaa yang sebelumnya bagian dari Gaza juga menjadi bagian dari
wilayah al Quds.
Pembagian Wilayah Palestina di Masa Kependudukan (Penjajahan) Israel
Setelah runtuhnya
Kesultanan Turki Ottoman, wilayah Palestina menjadi tanah yang dijanjikan
sebagai hadiah oleh Inggris kepada kaum Yahudi Zionis. Terlebih, jika kita
membuka ulang sejarah peradaban, memang Kerajaan Inggris memiliki hutang budi
dan harta ke dinasti keluarga Rostchild (pendiri Yahudi Zionis).
Meski pembagian
wilayah antara Palestina dan Israel telah diatur oleh PBB, Israel tak mau patuh.
Mereka tetap serakah bahkan ingin mengusir seluruh rakyat Palestina agar
negaranya dapat mereka ambil alih.
Belakangan,
Israel semakin membrutal. Dalih untuk membela diri dari Hamas, membuat mereka
tak memberikan ampun sedikit pun untuk rakyat Palestina. Serangan demi
serangan, bom, roket, hingga berbagai tembakan mereka luncurkan untuk
warga-warga sipil Palestina. Bahkan tak sedikit anak-anak dan perempuan juga telah
syahid.
Mari, kita berikan
doa terbaik untuk saudara-saudara kita di Palestina. (berbagai sumber)
Ikhtiar Terbaik untuk Palestina
Artikel Terkait
UU JAMINAN PRODUK HALAL BELUM OPTIMAL | YDSF
YDSF Buat Warung Sedekah, Siapapun Bisa Mampir Makan Gratis
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Dahsyatnya Makna Kata “Insya Allah” | YDSF
ZAKAT, DIBERIKAN KE TETANGGA ATAU LEMBAGA? | YDSF
Bolehkah Zakat Maal dalam Bentuk Barang? | YDSF
6 AMALAN PEMBUKA REZEKI | YDSF
Pemberdayaan Ternak
Domba & Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)