Seorang takmir masjid terlihat sedikit emosi saat melihat banyak anak kecil bermain air di tempat wudhu. Sang takmir berhasil menahan amarahnya kemudian memanggil anak-anak yang bermain air itu berkumpul. Mereka diajak duduk melingkar dekat dengan bedug masjid.
“Air tidak boleh dibuat mainan. Kalian harus hemat air karena ada di tempat lain yang tidak mudah mendapatkan air seperti kita,” ujar sang takmir. Anak-anak yang tadinya bergurau di tempat wudhu itu akhirnya tertunduk, ambil saling lirik.
“Jangan main air lagi yah. Berwudhu yang baik, jangan buat mainan,” kata sang takmir lagi. Anak-anak itu serentak menjawab: iya. Lingkaran itu kemudian bubar. Dan anak-anak tadi pun kembali ke tempat berwudhu dengan tertib.
Dari kejadian di atas, kita dapat melihat bahwa banyak di antara kita yang memakai air secara boros. Padahal, Rasulullah menganjurkan kita agar hemat pada zat ciptaan Allah itu.
Rasulullah sendiri sudah mencontohkan bahwa beliau berwudhu biasanya menghabiskan air sebanyak satu mud, kisaran 675 gram atau ¾ liter. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Anas:
كان رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَغْتسِلُ بالصَّاعِ إلى خمسةِ أمْدادٍ، ويتَوَضَّأُ بالمُدِّ
“Rasulullah SAW mandi menggunakan air sebanyak satu sha‘ hingga lima mud. Sedangkan pada saat wudhu’, beliau SAW menghabiskan air sebanyak satu mud,” (HR: Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain ditegaskan Rasulullah menegur sahabat yang boros menggunakan air. Rasulullah pernah menemui Sa’ad yang sedang berwudhu. Diaa berwudhu dengan banyak air. Melihat hal itu Rasulullah SAW menegurnya: “Mengapa engkau berbuat boros?” Sa’ad menjawab, “Apakah dalam air juga ada pemborosan?”. “Ya, meskipun engkau berada di sungai ataupun lautan” Jawab Rasulullah SAW.
Dari kisah yang termaktub dalam riwayat Ahmad dan Ibnu Majah ini dapat diambil pelajaran bahwa boros dalam hal apapun perbuatan yang dilarang agama. Apalagi dalam penggunaan air, karena air bukanlah materi yang bisa diperbaharui dan diciptakan.
Rasulullah bahkan menganjurkan kita agar menghemat air meski pun kita sedang berada di sungai dan lautan. Itu menunjukkan betapa pentingnya air dalam kehidupan.
Kita ketahui bersama bahwa air memiliki posisi penting dalam kehidupan. Bahkan air adalah tulang punggung makhluk hidup. Karena itu kita sebagai manusia tidak boleh boros dan mengeksploitasi air untuk kepentingan sendiri. Sebab, air bukan hanya dibutuhkan manusia, tapi juga hampir seluruh makhluk hidup ciptaan Allah.
Berbagai keterangan mengenai air akhirnya mendorong ulama menyimpulkan bahwa agama melarang keras penggunaan air secara berlebihan termasuk dalam berwudhu. Karenanya mereka menetapkan bahwa boros air dalam berwudhu adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT (makruh). Berikut ini kutipan dari Syekh M Nawawi Banten dalam Qûtul Habîbil Gharîb, Tausyîh ‘alâ Fathil Qarîbil Mujîb.
وأما مكروهات الوضوء فالإسراف في الماء وتقديم اليسرى على اليمنى والزيادة على الثلاث يقينا والنقص عنها ولو شكا...
Artinya, “Adapun hal-hal yang dimakruhkan dalam mengambil air sembahyang adalah berlebihan dalam menggunakan air, mendahulukan anggota tubuh kiri dibanding yang kanan, menambah lebih dari tiga basuhan secara yakin, mengurangi basuhan kurang dari tiga basuhan meskipun ragu...”
Menghemat air pada dasarnya merupakan bentuk rasa syukur kita atas keberadaan nikmat tersebut. Karena air merupakan salah satu sumber kehidupan. Boros air pada saat sekarang akan berdampak pada masa yang akan datang. Maka itu, mari bersama-sama mendidik keluarga kita agar menghemat air. (nra)
Baca juga:
Acara Pentingnya Zakat Bagi Kehidupan
Kupas Tuntas Perbedaan Madzab Dalam Shalat
Menghidupkan Masjid dan Mushola