Sudah banyak
diketahui, bahwa mayoritas Nabi dan Rasul diutus untuk berdakwah untuk Bangsa
Arab dan Bani Israil. Mereka ini berada di wilayah sekitar Jazirah Arab. Bukan
hanya di cakupan wilayah yang saat ini kita kenal dengan istilah negara Arab
Saudi. Meski, sejak Rasulullah saw. diutus untuk menyebarkan dakwah Islam,
pusat agama umat Muslim dan baitullah (Ka’bah) berada di Arab Saudi.
Memiliki iman
atau percaya dengan adanya Nabi dan Rasul merupakan sebuah kewajiban bagi
seorang Muslim. Allah Swt. berfirman dalam surah An-Nisaa’ ayat 136 yang
memiliki arti, “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan
kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya.”
Sayangnya, setelah
Rasulullah saw. wafat banyak manusia di berbagai belahan dunia yang kemudian
mengaku-ngaku menjadi Nabi dan/Rasul berikutnya. Padahal jelas. Bahwa
Rasulullah saw. merupakan Nabi dan Rasul yang terakhir bagi umat Muslim. Sehingga
pengakuan menyimpang tersebut membuat muncul teori-teori yang tidak jelas,
mengatakan banyak Nabi dan Rasul baru di luar cakupan wilayah yang disebutkan
Al-Qur’an.
Padahal, sejauh
ini kita tidak bisa mengklaim bahwa tidak ada Nabi dan Rasul yang diutus untuk
wilayah selain Jazirah Arab. Karena, dari kisah-kisah dalam Al-Qur’an serta
pendekatan ilmiah, belum ditemukan fakta yang menyebutkannya. Tentu sebagai
umat Muslim kita akan lebih mempercayai pendekatan yang dilakukan oleh
Al-Qur’an serta ilmu pengetahuan yang tidak menyimpang dari syariat.
Allah Swt. berfirman,
"Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka
di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula
di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah
kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul)." (Surat an Nahl ayat 36).
Jelas, setiap
Nabi dan Rasul yang diutus Allah untuk suatu kaum bukanlah tanpa alasan. Dari
25 Nabi dan Rasul yang wajib kita ketahui, 12 di antaranya diutus ke wilayah
Syam untuk Bani Israil, yaitu Nabi Luth, Ishaq, Yaqub, Ayub, Zulkifli, Daud,
Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Zakaria, Yahya, dan Isa. Sedang sisanya untuk bangsa
Arab yang tersebar di daerah Jazirah Arab, Mesir, Iraq, dan sekitarnya.
Baca juga: KISAH SAPI BETINA (BAQARAH) - UMAT YANG MEMPERMAINKAN PERINTAH NABI | YDSF
3 Alasan Nabi dan Rasul Diutus untuk
Bangsa Arab hingga Bani Israil
1. Orang Arab Mayoritas Ummiyin
Dalam surah Al-Jumu’ah
ayat 2, Allah Swt. berfirman, “Dialah yang mengutus
kepada kaum yang ummi seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan
ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan
Hikmah (As-Sunah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata.”
Menurut tafsir, ummiyin yang dimaksud dalam ayat tersebut merupakan bangsa Arab. Memang, di antara mereka ada yang pandai menulis, tetapi mayoritas tidak. Karena mereka bukanlah ahli kitab seperti Yahudi dan Nasrani.
2. Jazirah Arab Merupakan Lokasi
Strategis
Wilayah Jazirah
Arab merupakan tempat yang sangat strategis. Ia menyambungkan dari benua Asia,
Australia, dan Amerika dengan benua Eropa. Bahkan, disebutkan bahwa Jazirah
Arab terletak di pertengahan dunia.
Sebelum Islam
datang, lokasi ini berada di antara Romawi dan Persia. Dua pemerintahan yang
sangat berpengaruh. Sayangnya, Romawi menganut Nasrani yang telah cukup banyak
menyimpang dari Injil yang sebenarnya. Serta Persia saat itu menganut agama
Majusi, atau menyembah api.
3. Banyak Penyimpangan Bani Israil
dan Suku Arab
Suku Arab yang ummiyin
membuat mereka melakukan banyak penyimpangan dari setiap akhir Nabi dan Rasul
yang diutus untuknya. Mayoritas bangsa Arab kala itu dikenal dengan
pemahamannya yang animisme dan menyembah berhala. Itulah mengapa sejak Nabi
Ibrahim a.s. diutus, kasus yang sering ditemukan adalah penyimpangan yang
demikian. Usai Nabi Ibrahim a.s. wafat, tidak sedikit bangsa Arab yang kembali
ke kepercayaan sebelumnya. Mirisnya, ada yang tetap mengerjakan tawaf di Ka’bah
namun bertemankan oleh patung dan berhala.
Berbeda dengan
Suku Arab yang ummiyin. Justru Bani Israil terkenal dengan masyarakatnya
yang sangat cerdas. Namun, karunia kecerdasan yang telah Allah berikan tersebut
bukan untuk menyembah-Nya sebagaimana Nabi dan Rasul terdahulu selalu
mengajarkan. Mereka justru melakukan banyak penolakan, penyimpangan, bahkan
terkenal sering melakukan pembunuhan terhadap Nabi.
Mayoritas Bani
Israil hingga sebelum Islam datang, memeluk agama Yahudi. Kata tersebut diambil
dari salah satu anak Nabi Yaqub a.s., Yehuda. (berbagi sumber)
Sedekah Penolak Musibah
Artikel Terkait:
CARA MENGHITUNG ZAKAT PENGHASILAN | YDSF
Batasan Air untuk Wudhu | YDSF
KONSULTASI ZAKAT DARI TABUNGAN GAJI DI BANK | YDSF
Menikah Tapi Tidak Cinta Suami | YDSF
MENGELUARKAN SEDEKAH DARI BUNGA BANK | YDSF
Tips Awal Memilih Pasangan Untuk Menumbuhkan Generasi Shalih | YDSF
APA ITU WAKAF? PENGERTIAN, DALIL, DAN HUKUM WAKAF | YDSF
Riyadhus Shalihin Bab Taubat
(BAGIAN 3) | Ustadz Isa Saleh Kuddeh