Memahami Era New Normal | YDSF

Memahami Era New Normal | YDSF

7 Juni 2020

Kendati kurva angka positif Covid-19 masih belum mengalami penurunan bahkan cenderung naik secara signifikan, pemerintah Indonesia mulai mengkampanyekan sebuah langkah baru. Yakni New Normal. Banyak hal terkait persiapan diri yang perlu direncakana dalam memasuki era New Normal.

Meski banyak yang menyayangkan pengambilan keputusan dai pemerintah pusat ini, namun mau tidak mau, berbagai pihak harus segera menyiapkan berbagai hal yang sesuai dengan protokoler kesehatan. Hal ini tentunya bertujuan agar persebaran virus tidak semakin meluas ketika kelak New Normal diberlakukan.

Mengenal Istilah New Normal

Istilah New Normal pertama kali muncul di tengah krisis ekonomi global yang sedang dihadapi beberapa negara saat itu. Namun, yang paling terdampak adalah beberapa wilayah di Amerika dan Eropa pada kisaran 2007-2008. Banyak faktor yang menyebabkan. Mulai dari kegagalan dalam penerapan kebijakan korporasi, sistem manajemen risiko yang rendah, hingga regulasi pemerintah yang dianggap tidak menjawab iklim ekonomi saat itu.

New Normal kembali muncul pada tahun 2009-2012, dengan penyebab kasus yang sama, ekonomi. Fase New Normal yang diterapkan pada dua kurun periode tersebut yakni dengan pengadaan dan penerapan kebijakan ekonomi baru yang dapat mendongkrak kembali GDP di beberapa wilayah terdampak krisis ekonomi global.

Kemudian, istilah New Normal kembali digunakan sebagai bentuk adaptasi baru pola hidup masyarakat dalam menghadapi dan sembuh dari pandemi Covid-19. Berbeda dengan dua periode sebelumnya, fase New Normal kali ini lebih ditekankan pada perubahan pola hidup yang lebih higienis. Tujuan utamanya jelas untuk memutus rantai persebaran Covid-19 dengan tetap bisa melakukan aktivitas harian. 

New Normal vs. PSBB

Sebelumnya, kita mengenal istilah Pembatasan Sosial Berskala Besar atau yang sering disebut dengan PSBB. Kebijakan ini mulai diberlakukan baru sebulan setelah mencuatnya dua kasus pertama terkonfirmasi positif Covid-19. Beberapa kota pun menerapkan kebijakan tersebut.

PSBB lebih berfokus pada pengurangan besar-besaran terhadap aktivitas sosial masyarakat yang banyak menggunakan kontak fisik dengan sesama. Sehingga banyak sekolah ditutup, jam buka mall serta berbagai toko sangat dibatasi, bahkan tempat ibadah sempat ditutup pula. Tak hanya itu, perbatasa-perbatasan tiap kota pun dijaga demi memastikan berkurangnya jumlah masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah.

Sayangnya, pemberlakukan PSBB ini dirasa masih kurang efektif di beberapa wilayah. Masih banyak warga yang diam-diam bisa lolos keluar masuk ke kota lain untuk pulang ke kampung halaman. Sehingga jumlah kasus positif pun belum mengalami penurunan.

Berbeda dengan PSBB, saat fase New Normal akan ada kelonggaran untuk kembali bisa beraktivitas. Namun, tentunya harus sesuai dengan protokoler yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Bukan hanya fokus pada segi kesehatan yang diutamakan, dalam fase New Normal kelak juga akan tetap diterapkan pembatasan jumlah orang dalam sebuah aktivitas.

Contohnya, pasar rakyat. Melalui Surat Edaran (SE) Menteri Perdagangan yang baru-baru ini beredar, bahwa telah disebutkan beberapa poin yang harus diterapkan selama fase New Normal. Dua di antaranya yaitu pembatasan jam  buka dan jumlah pengunjung yang hanya boleh mencapai angka maksimal 30% dari hari biasa sebelum adanya pandemi Covid-19.

Atau seperti di beberapa kota, juga ada kebijakan untuk pengemudi angkutan umum yang hanya boleh membawa penumpang maksimal 50% dari jumlah normal.

Lalu, bagaimana ya kebijakan lain bila New Normal ini benar-benar diterapkan? Dan bagaimana grafik kurva persebaran Covid-19 di Indonesia? Apakah kita benar-benar siap menghadapi fase New Normal di tengah pandemi yang justru semakin membuat jumlah masyarakat kita terkonfirmasi positif meningkat? (asm, berbagai sumber)

 

Featured Image by Freepik.

 

Baca juga:

NIAT MELAKUKAN QADHA PUASA PENGGANTI RAMADHAN | YDSF

Mengeluarkan Sedekah Dari Bunga Bank | YDSF

TERDAMPAK WABAH CORONA, YDSF DAN KITABISA DISTRIBUSIKAN SEMBAKO UNTUK PEKERJA HARIAN

Tips Membersihkan Gadget (Gawai) Tanpa Alcohol Swab | YDSF

DURASI BERTAHAN HIDUP VIRUS CORONA PADA PERMUKAAN BENDA | YDSF

Tags:

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: