Belum lama ini publik internasional kembali dihebohkan dengan peristiwa tragis. Peristiwa itu adalah ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (04/08/20). Ledakan tersebut diduga disebabkan karena adanya amonium nitrat di pelabuhan.
Ledakan tersebut termasuk peristiwa yang sangat berdampak merusak di wilayah Lebanon dalam sejarah usai berakhirnya 15 tahun perang saudara Lebanon. Bahkan dengan adanya peristiwa pada pukul 18.07 waktu setempat, tercatat lebih dari 70 orang meninggal dan 4.000 orang luka-luka. Fasilitas umum, hingga istana kediaman presiden Lebanon pun mengalami kerusakan parah.
Bukan hanya korban jiwa, dampak ekonomi pun juga sangat terasa dengan adanya peristiwa ledakan tersebut. Apalagi saat ini hampir negara di seluruh dunia sedang berhadapan dengan krisis ekonomi karena Covid-19.
Selain pernah terjadi perang saudara, negara yang terletak di sepanjang Laut Tengah tersebut juga menjadi saksi bisu gejolak pergejolakan senjata yang ada di Palestina. Bahkan banyak pula para pengungsi dari Palestina yang mengungsi ke Lebanon sejak 1948. Letaknya yang masih ada dalam kawasan Timur Tengah dan negara-negara berbau Arab membuat negara ini juga memiliki jejak sejarah Islam pula.
Baca juga: Konsep Patriotisme dalam Islam | YDSF
Mengenal Negara Lebanon
Lebanon merupakan salah satu negara dalam bentuk pemerintahan republik. Negara yang disebut al-Jumhuriyah al-Lubnaniyah dalam istilah Arab ini pernah berada di bawah Kekaisaran Ottoman di abad ke-16 hingga fase Perang Dunia I. Dan kemudian Lebanon diambil alih oleh pihak Perancis karena Ottoman kalah perang.
Meski telah merdeka sejak 22 November 1943, namun banga Perancis baru meninggalkan Lebanon tiga tahun sesudah mereka merdeka.
Negara yang beribukota di Beirut ini sudah ada sejak zaman prasejarah. Bahkan, sebelum di bawah naungan Ottoman, Lebanon juga sempat berada di bawah kekuasaan Roma, atau lengkapnya Roman-Bizantium. Namun, sebelum Ottoman masuk, persebaran Islam memang sudah ada di Lebanon.
Republik Lebanon hanya memiliki enam provinsi, yakni Beirut, Mount Lebanon, North Lebanon, South Lebanon, Nabatieh, dan Bekaa. Secara garis besar, masyarakat Lebanon terdiri dari penduduk muslim dan nasrani. Tetapi, muslim dan nasrani di negara tersebut memiliki cabang yang berbeda-beda. Yakni, mulai dari Islam Sunni, Syiah, Druze, dan Alawi, hingga berbagai paham Kristen Maronit, Katolik Roma, Katolik Ortodox, dan Protestan.
Lebanon dalam Sejarah Islam
Saat Kekaisaran Ottoman masuk ke Lebanon, memang budaya muslim menjadi lebih kental. Padahal, persebaran Islam telah masuk ke wilayah Lebanon sejak kurang lebih pada 632 Masehi. Tepatnya, pada zaman Bani Umawiyah dan Abbasiyah.
Namun, peradaban Islam mulai dibangun dengan masif di Lebanon sejak pemerintahan khalifah Umar bin Khattab. Mungkin, kita hanya sering mendengar tentang Beirut dan Tripoli. Padahal persebaran Islam saat itu tidak hanya terpusat pada satu titik saja. Justru pada fase pemerintahan Khalifah Kedua Islam hingga Ustman bi Affan, persebaran peradaban Islam di Lebanon ada di berbagai penjuru kota. Mulai dari Arqa, Tripoli, Byblos, Beirut, Sidon, Tyre, Baalbek (yang kemudian terkenal karena memiliki dua kuil Romawi yakni Bacchus dan Kuil Jupiter), Mashgara, Anjar, bahkan hingga daerah pelosok di kawasan pegunungan Lebanon.
Baca juga: Douwes Dekker Muslim | YDSF
Fakta menarik lain tentang Lebanon (mengutip dari beberapa situs wisata sejarah Islam di Lebanon) dalam sejarah Islam adalah menurut Ibnu Abbas mengatakan bahwa salah satu bahan bangunan yang digunakan untuk membangun masjid di Mekkah merupakanbebatuan yang berasal dari pegunungan Lebanon.
Era muslim naungan Bani Umawiyah dan Abbasiyah di Lebanon mulai berakhir sejak para tentara salib dari kekaisaran Romawi mulai melebarkan wilayah kekuasaan ke daerah tersebut. Bahkan mereka berusaha menghilangkan ajaran Islam dan kultur Arab dari masyarakat Lebanon saat itu. Romawi sempat menguasai Lebanon hampir seabad.
Alhamdulillah, pada 1180 M, Kesultanan Mamluk (negara Islam yang berpusat di Mesir) berhasil mengusir bangsa Romawi. Secara resmi, baru pada kisaran tahun 1500 M, Lebanon dan Suriah berada dalam naungan Kesultanan Mamluk.
Hanya 16 tahun berjalan, Beirut dan Suriah berhasil dikuasai olehKekaisaran Ottoman. Bahkan, Beirut menjadi bagian dari Provinsi Ottoman, Damaskus, dan Sidon. Lebih dari empat abad, Ottoman berhasil meluaskan pengaruhnya hingga ke seluruh Lebanon.
Fase persebaran Islam pun berakhir saat Ottoman kalah di Perang Dunia I. Lebanon menjadi kekuasaan Perancis berdasarkan Konferensi San Remo, Italia.
Meski begitu, setelah Lebanon merdeka pun, setidaknya separuh jiwa dari jumlah penduduk Lebanon adalah muslim.
Artikel Terkait:
Pelajaran Istiqomah dari Seorang Pahlawan Bangsa | YDSF
Perbedaan Zakat Profesi dan Zakat Pertanian | YDSF
Kisah Perjalanan Hidup Pahlawan Nasional, AR. Baswedan | YDSF
Mendidik Generasi Berdaya Juang Pahlawan | YDSF