Kisah Utsman bin Affan, Sahabat Rasulullah, Sang Dermawan | YDSF

Kisah Utsman bin Affan, Sahabat Rasulullah, Sang Dermawan | YDSF

12 Mei 2020

Utsman  bin Affan adalah salah satu sahabat yang diberitakan mendapat jaminan masuk surga. Ia satu-satunya sosok yang menikahi dua putri seorang nabi. Ia juga khalifah ketiga yang para malaikat merasa malu kepadanya.

Kisah tentang kedermawanan Usman bin Affan telah masyhur. Ia mempersiapkan pasukan kaum muslimin pada masa sulit, pada saat Perang Tabuk, lengkap dengan seluruh keperluannya. Ia membeli sumur Raumah lalu diwakafkan untuk kaum muslimin.  

 

Kisah Perang Tabuk

Pada Perang Tabuk yang terkenal dengan sebutan Yaum Al-'Usrah (hari kesulitan), 30.000 pasukan muslim harus berperang melawan 200.000 pasukan Romawi. Saat itulah Rasulullah SAW meminta tiap muslim untuk berkontribusi. Para sahabat yang dianugrahi harta, berlomba-lomba menginfakkan hartanya untuk mendukung perjuangan. Ustam bin Affan pun menyumbangkan sepertiga hartanya.

Sejarah mencatat, Utsman adalah salah satu konglomerat di kalangan sahabat Nabi SAW. Hartanya berlimpah ruah. Maka, kendati jumlah yang disumbangkan hanya sepertiga, nilainya sangat luar biasa.

Dia memasok semua kebutuhan tentara, sampai urusan tali dan kekang terakhir, memasok tentara Tabuk dengan 940 unta dan 60 kuda. Jumlah totalnya seribu kendaraan!

Tidak hanya itu, Utsman juga membawa 10.000 dinar lagi untuk melengkapi tentara dan menaruh uangnya di hadapan Rasulullah yang kemudian bersabda: “Tidak ada yang dapat menyakiti Utsman setelah hari ini!” Ucapan itu sampai dua kali.

Membeli Sumur

Ketika kaum Muslimin hijrah dari Mekah ke Madinah, mereka dihadapkan pada masalah kesulitan air. Di Madinah ada sebuah sumur namanya Raumah. Tapi milik seorang Yahudi. Airnya diperdagangkan.  Hijrahnya kaun Muslimin ke Madinah amat menggembirakan orang Yahudi itu karena memberinya kesempatan memperoleh banyak uang dari menjual air.

Oleh karena itu Rasulullah SAW sangat mengharap ada seorang sahabat yang mampu membeli sumur itu untuk meringankan beban kaum Muhajirin yang telah menderita karena harta benda mereka ditinggalkan di kota Mekah. Utsman bin Affan bergegas pergi ke menemui orang Yahudi untuk membeli separuh sumurnya. 

Setelah terjadi tawar menawar, disepakatilah harga separuh sumur 12.000 Dirham dan dengan perjanjian, satu hari menjadi hak orang Yahudi itu, keesokan harinya hak Utsman bin Affan.

Kemudian Utsman bin Affan memberitahukan kepada Rasulullah bahwa ia telah memberi sumur Raumah. Pada giliran hak pakai Usman bin Affan, kaum Muslimin bergegas mengambil air yang cukup untuk kebutuhan dua hari.  Dengan demikian si Yahudi merasa rugi, karena pada giliran hak pakai dirinya tidak ada lagi kaum Muslimin yang membeli air padanya.  Orang Yahudi itu mengeluh kepada Usman, dan akhirnya menjual separuhnya dengan harga 8.000 Dirham. 

Sumur ini terletak, sekitar 3 KM dari Masjid Nabawi. Dari sumur inilah harta kekayaan Utsman dikembangkan hingga saat ini. Sepeninggalnya, sumur ini dijaga oleh pemerintah dari Daulah Usmaniyah (Turki Usmani) hingga berlanjut di masa Kerajaan Arab Saudi sekarang. Sumur ini pada akhirnya menghasilkan banyak uang hingga pemerintah Arab Saudi memutuskan membuat rekening atas nama Khalifah Utsman bin Affan. Dari rekening wakaf ini juga berdiri banyak fasilitas, seperti Hotel Utsman bin Affan (dekat Masjid Nabawi) serta kebun-kebun kurma.

Membagi Makanan

Kisah kedermawanan Utsman bin Affan berlanjut hingga masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Saat itu kaum Muslimin dilanda paceklik yang dahsyat.  Mereka mendatangi khalifah Abu Bakar seraya berkata, "Wahai khalifah Abu Bakar! Langit tidak menurunkan hujan dan bumi kering tidak menumbuhkan tanaman, dan orang-orang meramalkan bakal terjadi bencana besar, maka apa yang harus kita lakukan?"

Abu Bakar menjawab, "Pergilah dan bersabarlah... Aku berharap sebelum tiba malam hari Allah akan meringankan kesulitan kalian." Pada sore harinya ada serombongan kafilah dari Syam yang terdiri dari seribu unta yang mengangkat gandum, minyak, dan kismis.  Unta-unta itu kemudian berhenti di depan rumah Usman bin Affan, lalu kafilah-kafilah itu menurunkan muatannya.  Tak lama kemudian para pedagang (tengkulak) datang menemui Usman dengan maksud ingin membeli barang-barang tersebut.

Usman berkata, "Dengan segala senang hati, berapa banyak keuntungan yang akan kalian berikan kepadaku?!" Mereka menjawab, "Dengan dua kali lipat." Utsman menjawab, "Waduh sayang..! Sudah ada penawaran yang lebih tinggi dari kalian."

Para pedagang itu kemudian menaikkan tawarannya empat sampai lima kali lipat, tetapi Utsman tetap menolak dengan alasan sudah ada penawar yang akan menawar lebih tinggi lagi dari penawaran para pedagang tersebut.

Para tengkulak merasa penasaran. Mereka berkata, "Hai Utsman, di Madinah ini tidak ada pedagang selain kami, dan tidak ada yang mendahului kami dalam penawaran, siapa orang yang berani menawar lebih tinggi dari kami?" 

Utsman menjawab, "Allah SWT memberikan kepadaku sepuluh kali lipat, apakah kalian mau memberi lebih dari itu?"

Mereka serempak mejawab, "Tidak..!" Utsman berkata lagi, "Aku menjadikan Allah sebagai saksi bahwa seluruh yang dibawa kafilah itu adalah menjadi sedekah untuk para fakir miskin dari kaum Muslimin, aku ikhlas karena Allah, karena aku mencari ridha-Nya."

Maka pada sore hari itu juga Usman membagi-bagikan seluruh makanan tadi kepada fakir miskin. Mereka semuanya mendapat bagian yang cukup untuk kebutuhan keluarganya dalam jangka waktu yang lama. (Habibi)

 

Sumber Majalah Al Falah Edisi Januari 2020

 

Foto cover: Designed by pressfoto / Freepik 

 

Baca juga:

SETELAH MENJUAL TANAH, APAKAH WAJIB ZAKAT? | YDSF

Perbedaan Zakat, Infaq, dan Sedekah | YDSF

8 HAL INI BUAT KAMU TIDAK BOSAN #DIRUMAHAJA SELAMA RAMADHAN | YDSF

ZAKAT PENGHASILAN SUAMI-ISTRI BEKERJA | YDSF

Keistimewaan Puasa Ramadhan | YDSF

TIPS MELATIH ANAK BERPUASA DAN BERIBADAH SEJAK DINI | YDSF

Zakat Maal | YDSF

HUKUM BAYAR ZAKAT ONLINE DALAM ISLAM

PERHITUNGAN ZAKAT RUMAH KONTRAKAN | YDSF

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: