Keutaman Puasa Arafah, Menghapuskan Dosa | YDSF

Keutaman Puasa Arafah, Menghapuskan Dosa | YDSF

22 Juni 2023

Puasa Arafah merupakan salah satu ibadah sunah yang sangat dianjurkan (sunah muakad) untuk dapat ditunaikan saat bulan Dzulhijjah tiba. Puasa ini dilakukan tepat pada 9 Arafah. Bertepatan dengan waktu yang sangat mulia, yakni datangnya penghapusan dosa dan pembebasan siksa neraka.

Bulan Dzulhijjah termasuk dalam empat bulan haram yang dimiliki oleh umat Muslim. Sehingga pada bulan ini sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, baik wajib maupun sunah. Serta menghindari terjadinya peperangan, kecuali bila mereka menghalangi ibadah umat Muslim seperti melarang penunaian haji.

Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, ”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqadah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Selain puasa Arafah di tanggal 9 Dzulhijjah saja, sebenarnya juga dianjurkan untuk berpuasa pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Seperti pendapat yang disampaikan oleh Ibnu Muflih dalam Al Furu’, “Disunnahkan melaksanakan puasa pada 10 hari pertama Dzulhijjah, lebih-lebih lagi puasa pada hari kesembilan, yaitu hari Arafah. Demikian disepakati oleh para ulama.”

Pendapat tersebut selaras dengan hadits riwayat Ibnu ‘Abbas r.a. dalam Sunan At-Tirmidzi, yang artinya, “Rasulullah saw. bersabda, “Tiada ada hari lain yang disukai Allah Swt. untuk diisi dengan ibadah sebagaimana (kesukaan-Nya) pada sepuluh hari ini.””

Namun, tetap tidak mengapa bila seseorang hanya mampu menunaikan ibadah puasa pada 9 Dzulhijjah. Mengingat betapa pentingnya hari tersebut bagi orang yang sedang menunaikan haji. Karena bertepatan dengan wukuf di Arafah.

Oleh karenanya, bagi seseorang yang tidak sedang menunaikan haji sangat dianjurkan untuk mau dan mampu menunaikan puasa Arafah. Terlebih dalam hadits yang berasal dari Abu Qotadah, Rasulullah saw. bersabda, “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).

Baca juga: Keutamaan Puasa Senin Kamis | YDSF

Jadi, orang yang sedang menunaikan ibadah haji, cukup menunaikan wukufnya saja di Arafah. Sedangkan, orang yang tidak sedang menunaikan haji alangkah lebih baik bila menunaikan ibadah puasa Arafah.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, disebutkan dari Maimunah r.a., ia berkata bahwa orang-orang saling berdebat apakah Rasulullah saw. berpuasa pada hari Arafah. Lalu,Maimunah mengirimkan pada beliau satu wadah (berisi susu) dan beliau dalam keadaan berdiri (wukuf), lantas beliau minum dan orang-orang pun menyaksikannya.

Lalu, dosa-dosa seperti apa yang mendapatkan pengampunan Allah usai menunaikan puasa Arafah?

Para ulama berselisih pendapat terkait hal ini. Imam Nawawi berpendapat dalam Syarh Shahih Muslim, “Jika bukan dosa kecil yang diampuni, moga dosa besar yang diperingan. Jika tidak, moga ditinggikan derajat.” Sedangkan Ibnu Taimiyah berpendapat karena hadits tersebut bersifat umum maka bukan hanya dosa kecil yang diampuni, dosa besar juga bisa.

Namun, bukan berarti setelah mengetahui keutamaan puasa Arafah dapat membantu menghapuskan dosa, kita lalu lengah dan semaunya sendiri. Kembali ke rutinitas tanpa ada pembenahan diri. Sehingga siklus khilaf dan dosa terus berulang. Memang, Allah Maha Pengampun. Tetapi sebagai seorang muslim yang baik, juga sangat dianjurkan untuk bertaubat dengan sungguh-sungguh. Menahan diri dari hawa nafsu dan segala hal yang dapat menjerumuskan kembali ke dosa-dosa yang sama maupun yang baru.

Bila puasa Arafah jatuh di hari Senin atau Kamis, yang mana mungkin bebarengan dengan kebiasaan untuk menunaikan puasa sunah Senin-Kamis, maka tidak mengapa untuk menunaikan bersamaan. Niatnya pun bisa disebutkan keduanya, puasa Arafah dan puasa sunah Senin/Kamis. Hal ini diperbolehkan karena keduanya memiliki kedudukan yang setara. Yaitu, sama-sama puasa sunah. Sebagaimana pendapat dari Ustadz Zainuddin MZ, Lc., MA, Dewan Syariah YDSF, bahwa tidak mengapa membarengkan penunaian dua puasa sunah. (berbagai sumber)

 

 

Kejar Berkah, Istiqamah Sedekah


 

Artikel Terkait

Berdoa dengan Menyebut Nama Perantara (Tawassul) Orang yang Sudah Meninggal | YDSF
ZAKAT MAAL BULANAN | YDSF
Perintah dan Manfaat Muhasabah | YDSF
ZAKAT UNTUK HARTA CICILAN | YDSF
Perbedaan Shalat Tahajud dan Shalat Lail | YDSF
BOLEHKAH ZAKAT MAAL DALAM BENTUK BARANG? | YDSF
Tidak Shalat Jumat Lebih dari Tiga Kali | YDSF
PERBEDAAN ZAKAT, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF

 

Perjuangan Dion (Seorang Yatim yang Hanya Hidup dengan Neneknya) Wujudkan Asa



Tags: puasa arafah, puasa arafah menghapuskan dosa, keutamaan puasa arafah, ydsf

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: