Surah Al-Ikhlas
merupakan salah satu surat Makiyyah yang termasuk surat Mufashal (surah
pendek). Surat ke-112 dalam Al-Qur’an ini, terdiri dari 4 ayat dan diturunkan
setelah surat An-Naas. Dalam surah ini, terdapat banyak keutamaan yang dapat
diraih setiap muslim.
Menurut Syaikh
Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin, beliau mengatakan bahwa surat Al-Ikhlas
artinya ‘membersihkannya/memurnikannya’. Terdapat dua hal yang dibahas dalam
surat Al-Ikhlas, yaitu berbicara tentang ikhlas dan murni membicarakan Allah
Swt. sang Maha Esa (Satu). Oleh karenanya, barangsiapa mengimani surat ini,
maka dia termasuk orang yang ikhlas kepada Allah Swt.
Adapun asbabun
nuzul atau penyebab turunnya surat Al-Ikhlas yakni banyak orang musyrik pada
zaman nabi yang mempertanyakan Allah Swt. Mereka meragukan Rasulullah saw.
dengan bertanya, ‘Sebutkan nasab atau sifat Rabbmu pada kami!’. Lantas Allah
Swt. menurunkan firman kepada Nabi Muhammad saw., ‘Katakanlah yang menanyakan
tadi,
قُلْ هُوَ اللّٰهُ
اَحَدٌۚ . اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ . وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ
كُفُوًا اَحَدٌ
"Katakanlah:
Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak
beranak dan tidak pula diperanakkan, serta tidak ada sesuatu pun yang setara
dengan-Nya." (QS. Al-Ikhlas : 1-4).
Pada ayat pertama
kata قُلْ (katakanlah)
merupakan sebuah perintah yang ditujukan kepada Rasulullah saw. dan umatnya
untuk beriman bahwa Allah Swt. ialah Maha Esa (Al Wahid), tak ada yang menyerupai-Nya,
sebanding dengan-Nya, dan tak ada sekutu bagi-Nya (Syaikh Al Utsaimin dalam
Tafsir Juz ‘Amma 292).
Ayat kedua, Ibnul
Jauziy mengatakan bahwa ada empat makna dalam الصَّمَدُۚ (Ash-Shomad), yaitu: tempat makhluk
menyandarkan segala hajat kepada-Nya, Allah tidak memiliki rongga (perut),
Allah Maha kekal, dan Allah tetap kekal meski ciptaan-Nya binasa (Kitab Tafsir Zaadul
Masiir).
Ayat ketiga,
Ibnul Jauziy juga mengatakan bahwa maksud kalimat لَمْ يَلِدْ وَلَمْ
يُوْلَدْۙ ialah tidak
disekutui. Sebab, banyak orang musyrik Arab yang menganggap bahwa Malaikat ialah
anak perempuan Allah. Kaum Yahudi meyakini
‘Uzair adalah anak Allah. Serta umat Nashrani yang mengatakan Al Masih
(Isa) ialah anak Allah. Maka, dijawablah dalam ayat ketiga surah Al Ikhlas,
bahwa Allah meniadakan hal itu semua (Kitab Tafsir Zaidul Maasir).
Terakhir, ayat
keempat, Syaikh Aburrahman bin Nashir As-Sa’di mengatakan makna ayat tersebut
yaitu tidak ada seorang pun yang setara dengan Allah Swt., baik dalam nama,
sifat, serta perbuatan.
Baca juga: Al-Qur’an Sebagai Petunjuk Hidup yang Benar | YDSF
Keutamaan Surah Al-Ikhlas
Allah Swt.
memiliki rahmat yang sangat luas untuk setiap hamba-Nya, meski tak jarang
hamba-hambaNya yang berbuat dosa. Bentuk
rahmat dari Allah banyak macamnya, salah satunya memberikan keutamaan amalan
tertentu khusus untuk umat muslim. Seperti keutamaan membaca surah Al-Ikhlas,
dimana pahala yang didapatkan pembacanya sebanding dengan pahala membaca
sepertiga Al-Qur’an.
Hal ini
disebutkan dalam hadits shahih,
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ
أَنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) يُرَدِّدُهَا
، فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَذَكَرَ
ذَلِكَ لَهُ ، وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله
عليه وسلم – « وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ
»
Dari Abu Sa’id
(Al Khudri) bahwa seorang laki-laki mendengar seseorang membaca dengan
berulang-ulang ’Qul huwallahu ahad’. Tatkala pagi hari, orang yang mendengar
tadi mendatangi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan menceritakan
kejadian tersebut dengan nada seakan-akan merendahkan surat al Ikhlas. Kemudian
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Demi yang jiwaku berada
di tangan-Nya, sesungguhnya surat ini sebanding dengan sepertiga Al Qur’an.”
(HR. Bukhari).
Al Marizi dalam
kitab Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa Al-Qur’an secara keseluruhan
terbagi menjadi tiga bagian yaitu membicarakan (1) kisah-kisah, (2) hukum, dan
(3) sifat-sifat Allah. Sedangkan, dalam surah Al-Ikhlas berisi pembahasan tentang
sifat-sifat Allah. Oleh karena itulah, surat ini disebut sepertiga dari
Al-Qur’an.
Meski demikian, fadilah
sepertiga bagian dari Al-Qur’an tidak akan bisa menggantikan sepertiga
Al-Qur’an yang asli. Sebab, seseorang tidak akan paham akan sifat-sifat Allah
secara keseluruhan hanya dengan membaca surah Al-Ikhlas. Bahkan, memahami
tafsirnya pun tidak akan cukup.
Baca juga: Tadabbur Al-Qur’an Tanpa Batas Pandang | YDSF
Ibnu Taimiyyah
menjelaskan bahwa, “Apabila ada seseorang yang membaca Al-Ikhlas, maka ia
akan mendapatkan pahala yang setara dengan membaca sepertiga Al-Qur’an, namun
jenis pahalanya berbeda dengan jenis pahala yang akan didapatkannya jika
membaca surat-surat yang lainnya. Bahkan, bisa jadi ia akan butuh dengan jenis
pahala yang dihasilkan oleh ayat-ayat perintah, ayat-ayat larangan, ataupun ayat-ayat
yang menceritakan kisah-kisah. Kesimpulannya, surah Al-Ikhlas tidak akan bisa
menghalangi ayat-ayat lain dari Al-Qur’an dan tidak pula menggantikan
posisinya.” (Majmu’ Fatawa Bab 17 halaman 131-139).
Dalam riwayat
lain disebutkan pula bahwa keutamaan surah Al-Ikhlas ialah mendapat kecintaan
dari Allah Swt. Hal ini disebutkan dalam kisah salah satu imam shalat pada
zaman Rasulullah saw., ia selalu mengakhiri bacaan dengan surah Al Ikhlas.
Sesaat mereka pulang, sampailah perihal tersebut kepada Rasulullah saw. Maka,
beliau bersabda,
“Tanyakanlah
kepadanya kenapa ia melakukan hal itu?” Lalu mereka pun menanyakan
kepadanya. Ia menjawab, “Karena didalamnya terdapat sifat Ar Rahman, dan aku
senang untuk selalu membacanya.” Mendengar itu Rasulullah saw. berkata, “Beritahukanlah
kepadanya bahwa Allah Ta’ala juga mencintainya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Featured Image
by Freepik
Sedekah dari Rumah:
Artikel Terkait:
Kisah Keluarga Teladan dalam Al Quran | YDSF
Mencetak Ahli Tafsir Alquran dari Anak Cerdas nan Beradab | YDSF
Mengeraskan Bacaan Al-Qur’an Atau Mengaji Saat Orang Lain Shalat | YDSF
Generasi Masa Kini Berpedoman Al-Qur’an | YDSF
Adab Terhadap Alquran | YDSF
Belajar Membaca Alquran di Masa Rasulullah Saw | YSDF
Banyak Menghafal Alquran, Tubuh Jadi Semakin Sehat | YDSF
Asy Syifa’, Alquran Penyembuh Penyakit | YDSF