Tahun 2020 memang berbeda. Pandemi COVID-19 bukan hanya melanda negara lain, namun juga Indonesia. Salah satu dampaknya adalah dengan dibatasinya kita dalam bertemu, berinteraksi, dan melakukan kontak fisik dengan sesama. Sehingga momen silaturahim menjadi berbeda karena jarak yang memisahkan. Namun, sejatinya silaturahim bukan hanya sekadar bertemu secara fisik. Pun ada banyak keutamaan yang dapat kita peroleh dengan menjaga dan menyambung tali silaturahim.
Beberapa dari kita masih bingung antara silaturahim dan silaturahmi. Secara penulisan EYD, kamus bahasa Indonesia menyerap kata dalam bahasa Arab silaturrahim menjadi silaturahmi. Yang mana maknanya adalah tali persahabatan dan persaudaraan.
Keutamaan Menjaga Tali Silaturahim
Silaturahim tidak hanya akan memberikan manfaat kelanggengan hubungan persaudaraan atau persahabatan di dunia saja. Bahkan, dapat menjai bekal di akhirat kelak. Keutamaan menjaga tali silaturahim dapat dirasakan oleh siapa saja yang benar-benar melakukannya lillahi ta’ala. Bukan sekadar pamer untuk keperluan foto dan media sosial.
Bentuk Iman Kepada Allah
Menjaga tali silaturahim merupakan pertanda bahwa seseorang beriman kepada Allah. Dan juga bahkan hari akhir kelak. Sebagaimana dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ, وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bekal Masuk Surga
Siapa yang tak ingin dimudahkan untuk bisa menggapai surga? Silaturahim menjadi salah satu kunci. Disebutkan dalam Shahîh al-Bukhâri dan Shahîh Muslim, dari Abu Ayyûb al-Anshârî:
“Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?” Lalu orang itupun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga.”
Dilapangkan Rezeki dan Dipanjangkan Umur
Kalau dua perkara ini pasti sudah sering kita dengar. Ya, orang yang menjaga tali silaturahim akan Allah lapangkan rezeki dan dipanjangkan umurnya. Sesuai dengan hadits shahih berikut,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Dekat dengan Allah
Dari Aisyah RA berkata, Rasulullah saw. bersabda,
"Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: "Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Berpahala Seperti Memerdekakan Budak
Merdeka menjadi hak setiap insan. Menyembah Allah menjadi kewajiban setiap ciptaan-Nya. Dalam Islam, memerdekakan budak akan dijanjikan Allah pahala yang besar. Salah satu cara untuk mendapatkan pahala yang senilai adalah dengan silaturahim.
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَشَعَرْتَ أَنِّي أَعْتَقْتُ وَلِيدَتِي قَالَ أَوَفَعَلْتِ قَالَتْ نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّكِ لَوْ أَعْطَيْتِهَا أَخْوَالَكِ كَانَ أَعْظَمَ لِأَجْرِكِ
“Wahai Rasulullah, tahukah engkau bahwa aku memerdekakan budakku?” Nabi bertanya, “Apakah engkau telah melaksanakannya?” Ia menjawab, “Ya”. Nabi bersabda, “Seandainya engkau berikan budak itu kepada paman-pamanmu, maka itu akan lebih besar pahalanya.” (HR. Bukhari)
Membawa Kerukunan dan Memperkokoh Umat
Dengan tetap menjaga dan mempererat tali silaturahim, segala urusan menjadi lebih jelas dan mudah. Silaturahim menjadi bentuk komunikasi sederhana setiap orang. Kita bukan hanya mengetahui kondisi seseorang dengan jelas. Namun, akan ada banyak hal yang dapat diperbincangkan bersama selama silaturahim terjaga.
Begitu besar dan banyak keutamaan serta manfaat dari silaturahim. Menjaga silaturahim bukan sekadar menjaga yang sudah baik hubungannya. Allah juga memerintahkan kita untuk kembali menyambung tali silaturahim yang terputus dan buruk. Terutama dengan keluarga dan kerabat dekat. (asm, berbagai sumber)
Featured Image by Freepik.
Artikel Terkait:
Qada’ Puasa Ramadhan vs. Puasa Syawal
BONUS GAJI ATAU THR MASUK HITUNGAN ZAKAT PENGHASILAN | YDSF
Keutamaan Puasa Syawal
MERAIH KEBERHASILAN PUASA | YDSF
Mengeluarkan Sedekah Dari Bunga Bank | YDSF
HUKUM BAYAR ZAKAT ONLINE DALAM ISLAM | YDSF