Semenjak runtuhnya ke-Khalifahan Turki Utsmani, Islam seakan belum menemui titik terang kebangkitan. Diserang bertubi-tubi dari sisi fisik hingga ideologi. Seakan mendekati apa yang Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam katakan 1400 tahun yang lalu mengenai semakin dekatnya hari akhir dalam sabda Beliau
يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ
“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260)
Bila kita berkaca kepada sejarah Islam, Islam bangkit dari para Ulama. Ulama berasal dari kata Alim yang berarti “Orang yang berilmu”. Lihatlah bagimana para Shahabat yang tidak perlu gelar yang banyak di belakang nama mereka tetapi kepintaran mereka tidak perlu di ragukan lagi.
Dengan karunia Allah dan tangan ulama didikan langsung Rasulullah dan para Shahabat beliau, Islam berkuasa hampir di seluruh dunia dan mensejaterahkan bumi Allah ini selama 13 abad lebih.
Sedikitnya kader Ulama-ulama muda yang kokoh Ilmu dan Amalnya menjadi salah satu faktor lambatnya perkembangan islam di dunia modern sekarang. Anak muda banyak dilalaikan dengan doktrin barat yang menghiptonis dengan hiburan-hiburan yang menjerumuskan hingga ke ranah maksiat yang di haramkan Allah.
Sebagai tempat bersatunya para Ulama dan penentu Fatwa di negara kita ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) membentuk program untuk membentuk kader-kader ulama muda yang bertajuk “Program Kaderisasi Ulama” yang juga bermitra dengan Universitas Darussalam Gontor (UNIDA) dan YDSF.
Dirham, sebagai peserta PKU dari Samarinda yang juga kader yang dikirim MUI Kalimantan Timur menuturkan “PKU ada untuk melawan paham perusak seperti liberal”. Banyaknya pemuda yang mendukung paham liberal menjadi koreksi tersendiri bagi pribadi masing-masing, apakah kita sudah berpaham tersebut tanpa sadar? Bila kita tidak secara langsung membela agama Islam semampu kita. “Pemuda harus semangat membela agama islam” tutur Dirham.(PUT)