Sakit, sering kali kita menanggapinya sebagai sebuah bentuk ujian yang berkepanjangan. Bahkan kita lupa bahwa sakit juga bisa menjadi penggugur dosa.
Rasulullah saw. bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Lalu, apa saja yang harus dihindari agar saat sakit tidak malah menimbun dosa?
- Berburuk sangka kepada Allah atau merasa kecewa bahkan marah kepada takdir Allah.
Nabi saw. bersabda,
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Aku sesuai dengan prasangka hamba kepada-Ku, jika ia berprasangka baik, maka aku akan berbuat demikian terhadapnya. Jika ia berprasangka buruk, maka aku akan berbuat demikian terhadapnya’” (HR. Ahmad & Ibnu Hibban).
- Menyebarluaskan kabar sakit dan mengeluhkannya
Merupakan salah satu tanda tauhid dan keimanan seseorang bahwa ia berusaha hanya mengeluhkan keadaannya kepada Allah saja, karena hanya Allah yang bisa mengubah semuanya.
- Membuang waktu dengan melakukan pekerjaan yang sia-sia selama sakit
Misalnya banyak menonton acara-acara TV yang tidak bermanfaat atau hanya mengobrol tanpa arah. Hendaknya waktu sakit diisi dengan muhasabah, merenungi, berzikir, berdoa dan membaca Al Quran.
- Tidak cermat menutup aurat
Lebih-lebih bagi wanita, ia wajib menjaga auratnya misalnya kaki dan rambutnya dan berusaha semaksimal mungkin agar tidak dilihat oleh laki-laki lain misalnya perawat atau dokter laki-laki.
- Berobat dengan yang haram
Nabi saw. bersabda,
“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit bersama obatnya, dan menciptakan obat untuk segala penyakit, maka berobatlah, tetapi jangan menggunakan yang haram” (HR. Abu Daud).
Dan perbuatan haram yang paling berbahaya adalah berobat dengan mendatangi dukun mantra, pengobatan syirik, paranormal berkedok tokoh agama dan ahli sihir lainnya. Nabi saw. bersabda,
“Siapa saja yang mendatangi dukun, lalu mempercayai apa yang ia ucapkan, maka ia telah kafir terhadap ajaran yang diturunkan kepada Muhammad” (HR. Ahmad & Hakim).
Foto cover: Designed by pressfoto / Freepik
Sumber Majalah Al Falah Edisi Agustus 2018
Baca juga:
MENGENAL VIRUS CORONA JENIS COVID-19 | YDSF
Tips Tetap Mendapat Pahala Saat Sakit | YDSF
Membuat Sertifikasi Halal Tidak di LPPOM MUI | YDSF
AMALAN IBADAH PEMBUKA PINTU REZEKI | YDSF
PROGRAM PEMERINTAH CEGAH STUNTING BERKONSEP ISI PIRINGKU | YDSF
Donasi Online Covid-19