Selama ini publik internasional (bahkan termasuk kita) sendiri hanya mengenal Korea Selatan dengan budaya K-Pop dan K-Drama. Ya, karena memang itulah yang mereka gembar-gemborkan pada negara lain. Namun, sudah tahukah Sahabat, bahwa di Korea selatan juga ada peradaban Islam? Bahkan masjid pertama di Korea Selatan ada di Itaewon, Seoul.
Dari segi ideologi, Korea Selatan memang dikenal sebagai negara penganut komunis. Namun ternyata, juga ada persebaran agama Islam di Korea Selatan. Bahkan saat ini jumlah pemeluk agama Islam (dari orang Korea Selatan asli) di negara tersebut telah mencapai angka lebih dari 40 ribu. Meski masih tergolong minoritas bila dibandikan dengan total penduduk, jumlah penduduk muslim di Korea Selatan mencapai 130 ribu orang di Korea Selatan (data 2009).
Perkembangan Peradaban Islam di Korea Selatan
Islam hadir di Korea sudah sejak awal abad ke-9, tepatnya pada masa Dinasti Silla Yang Bersatu. Sama halnya di Indonesia, pembawa sebaran Islam di Korea juga berasal dari pedagang-pedagang Arab dan Parsi atau yang lebih akrab kita sebut Persia. Bukan hanya itu, catatan sejarah Korea juga menunjukkan bahwa keturunan Syiah Alawi juga tersebar dan pernah tumbuh di sana.
Datangnya Islam di Korea, juga bersamaan dengan masa persebaran Islam di negara Asia Timur lainnya, seperti Uyghur yang ada di Cina. Hal ini terjadi karena kontak negara-negara di Asia Timur saat itu cukup erat. Sehingga, cukup mudah pula melakukan persebaran Islam.
Namun, pendekatan intensif persebaran Islam ini justru dimulai pada permulaan abad ke-11, yakni pada zaman Dinasti Koryo. Mereka memperkenalkan kebudayaan dan peradaban Islam kepada bangsa Korea. Dari sinilah sebenarnya sebutan Korea muncul. Menurut jalur sejarah dari bangsa Arab, Korea berasal dari Go Ryeo (Koryo) tetapi karena kesalahan pengejaan, para pedagang Arab menyebutnya menjadi Korea.
Perkembangan Islam terus berkembang di Korea hingga masa pendudukan Jepang, 1909. Hingga kemerdekaan Korea Selatan pada 15 Agustus 1945, dan masa Perang Saudara pada (1950-1955). Islam kembali berkembang sejak Turki menjadi pasukan keamanan PBB yang bertugas untuk menghalau serbuan dari Korea Utara. Imam tentara Turki yang terkenal sangat aktif berdakwah Islam adalah Zubair Kochi dan Abdurrahman. Sayangnya, persebaran Islam di Korea Selatan kembali mengalami kemunduran pada tahun 1960.
Baca juga: Peradaban Islam di Spanyol vs. Ukraina | YDSF
Kemudian, perkembangan Islam di Korsel kembali bergerak sejak dibangunnya masjid pertama di sana. Bahkan, sejak tahun 1979 untuk pertama kalinya muslim Korea dapat melaksanakan haji di Mekah.
Masjid Pertama Menjadi Masjid Besar di Korsel
Meski pada era tahun ‘60an perkembangan Islam di Korea Selatan tidak semasif sebelumnya, namun justru pada 1962 pergerakan dakwah Islam di Korsel yang dilakukan oleh Korean Muslim Federation (KMF), mendapatkan bantuan finansial dari Kerajaan Malaysia sebanyak US$33 ribu, tetapi terhenti karena adanya inflasi. Barulah di tahun ‘70an, hubungan ekonomi Korsel dan beberapa negara Timur Tengah kembali terjalin.
Melalui berbagai kerja sama tersebut disepakatilah untuk membangun masjid. Dengan tanah dari pemerintah Korsel seluas 5.000 meter persegi serta dana bantuan dari Arab dan Malaysia. Maka, di tahun 1976 dibukalah masjid pertama Korea Selatan yang berada di Hannam-dong, Distrik Yongsan, Itaewon, Seoul.
Masjid yang awalnya hanya dua lantai ini, kemudian dikembangkan pembangunannya pada 20 Juli 1990 dengan bantuan dari Bank Pembangunan Islam Arab Saudi. Dengan bertuliskan bahasa Arab “Allahu Akbar” di pintu utamanya, masjid ini ternyata juga mampu menarik wisatawan nonmuslim untuk berkunjung.
Bahkan, di halaman masjid juga didirikan madrasah atas bantuan pemerintah Arab Saudi dan The Islamic Culture Research Insititute. Demi tetap menjaga suasana syari, pihak masjid pun juga menyediakan rok bagi pengunjung yang mengenakan pakaian pendek.
Dengan adanya Seoul Central Mosque sebagai masjid pertama di Korea Selatan ini, munculah pembangunan masjid kedua yang ada di Busan. Dan kemudian berkembanglah masjid-masjid lain di Korea Selatan. Serta peradaban Islam juga menyebar ke beberapa kota lain, seperti di Anyang, Gwangju, Jeonju, dan Daegu.
Disadur oleh: Ayu SM
Sumber: Majalah Al Falah Edisi Agustus 2013
Baca juga:
KISAH UMAT TERDAHULU YANG DIUJI ALLAH | YDSF
Kisah Abu Dahdah, Si Pemilik Kebun Kurma di Surga | YDSF
KISAH UTSMAN BIN AFFAN, SAHABAT RASULULLAH, SANG DERMAWAN | YDSF
Menghidupkan Masjid dan Mushola