Inilah Orang yang Dicintai Allah | YDSF

Inilah Orang yang Dicintai Allah | YDSF

12 Mei 2022

Siapa sih yang tidak ingin menjadi hamba yang dicintai Allah? Pasti setiap muslim yang ada di dunia ini menginginkannya. Karena dicintai oleh Allah Swt. menjadi anugerah yang sangat besar dan tak ternilai yang kita dapatkan.

“Semua orang mengaku punya hubungan cinta dengan Laila…namun Laila tak pernah mengiyakan itu.”

Pepatah Arab yang mashur ini menyindir banyak orang, termasuk diri kita. Ada yang mengakui mencintai si Fulanah. Tetapi belum tentu Fulanah mencintai dia. Maka tidak ada gunanya seseorang sekadar mengaku mencintai Allah, tanpa adanya pembuktian. Lalu apa buktinya seseorang benar-benar mencintai Allah? Jika di balik pertanyaan itu: sebenarnya siapa saja yang dicintai Allah? Seperti halnya pertanyaan sebenarnya siapa sih yang dicintai si Laila tadi.

Kita teringat bahwa kecintaan Allah terhadap hamba-Nya bukan datang seperti dipersepsikan hamba, tapi karena sebab-sebab yang disebutkan oleh Allah dalam kitab-Nya.

Orang yang Bertaqwa

Ayat Al Quran yang mengatakan bahwa Allah mencintai orang-orang yang bertaqwa. Inilah Orang yang Dicintai Allah “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.” (QS. At Taubah: 4). Orang yang bertakwa adalah orang yang selalu menjaga batas larangan dan perintah Allah. Ia akan menjaga jangan sampai melanggar apa yang dilarang Allah dengan sekuat kuatnya.

Dan dia akan berusaha sekuat tenaga melaksanakan apa yang diperintahkan Allah. Orang yang bertakwa adalah orang yang amat berhati-hati menjalankan apa yang diperintahkan Allah, dan menjauhi larang Allah. Dia takut terhadap kekuasaan Allah yang Maha Melihat sekaligus dia sangat berharap rahmat Allah yang Maha Penyayang. Karena itu Allah mencintainya.

Baca juga: Karakteristik Para Hamba yang Dicintai Allah  | YDSF

Orang yang Sabar

“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imron: 146). Orang itu menjadi betul-betul sabar, jika ia memahami makna dan sifat kesabaran. Ia memahami siapa yang dari mana dan siapa yang Maha Pemberi sebab seluruh alam semesta ini. Semua peristiwa di alam semesta ini terjadi atas perkenan Allah.

Orang yang sabar itu ibarat petani yang menanam pohon apel. Dia tak akan memanen hingga apel benar-benar telah matang. Maka orang sabar adalah orang yang melalui waktu dengan penuh harap kepada Allah dan tetap menjaga “pohonnya” agar tidak rusak atau mati.

Hanya orang bodoh yang membiarkan tanamannya rusak atau kekeringan tanpa disirami dan tanpa dipupuk. Atau dibiarkan tidak dijaga sehingga dirusak manusia maupun hewan atau tanaman parasit. Di sanalah pertolongan Allah bersamanya.

Orang yang Berjihad di Jalan Allah

“Sesungguhnya Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Shaff 4). Dalam Al-Qur’an, kata jihad diterjemahkan dengan berbagai turunannya terdapat 41 kali, baik dalam surat-surat yang diturunkan pada periode Makkah (Makkiyyah) maupun pada periode Madinah (Madaniyyah).

Akar kata jihad adalah جَهَدَ yang berarti: keletihan, kegentingan, kepedihan, kesulitan, upaya, kemampuan, kerja keras. Ayat jihad dalam arti perang (qital) atau melawan musuh, hanyalah sebagai salah satu maknanya, dan baru turun pada tahun kedua Hijriyah pada Perang Badar.

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik [surga] dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat dari-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. An-Nisaa’ 95-96).

Baca juga: MEMAKNAI JIHAD DALAM HIDUP | YDSF 

Orang yang Berbuat Baik (Ihsan)

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS. Al Baqarah: 195).

Ada empat makna ihsan:

1. ihsan adalah memberikan nikmat atau sesuatu yang disenangi kepada orang lain.

2. ihsan adalah berbuat baik dan menyebarkan kebaikan.

3. ihsan karena seseorang memahami bahwa perbuatan tersebut akan dibalas Allah dengan yang lebih baik, di dunia maupun di akhirat.

4. ihsan lebih tinggi dari berlaku adil. Seseorang disebut adil apabila melaksanakan kewajibannya, lalu ia menerima haknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sedangkan ihsan adalah melakukan pekerjaan melebihi dari yang diwajibkan dengan tidak melanggar aturan dan mengambil atau menerima hak kurang dari yang telah ditentukan. Jadi, orang yang ihsan tidak pernah mengambil hak orang lain. Ia bahkan masih menyisakan haknya demi kemaslahatan orang lain.

Orang yang Bertobat

“…Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan membersihkan dirinya.” (Al Baqarah: 222).

Ada seorang ulama yang berjalan menuju masjid untuk shalat. Dia melewati rumah dan melihat ada anak kecil yang menangis karena dimarahi sang ibu. Dia merengek minta masuk rumah. Sang ibu yang marah menutup pintu. Si anak terus merengek.

Pulang dari masjid, sang ulama melihat si ibu membuka pintu lalu memeluk anaknya dan mengajaknya masuk. Sang ulama merenungkan kejadian itu dan memberi nasihat muridnya: jika ibu itu masih sayang kepada anaknya yang telah bersalah, maka Allah jauh lebih menyayangi hambaNya yang bertobat dan meminta ampun kepadaNya.

 

Sumber: Majalah Al Falah Edisi Agustus 2019

Featured Image by Freepik


Sedekah dari rumah:



Artikel Terkait:

Bahagia dengan Gemar Berbagi | YDSF
AMALAN IBADAH PEMBUKA PINTU REZEKI | YDSF
TANDA-TANDA ALLAH MEMBERI HIDAYAH | YDSF
4 HAL PEMICU KERASNYA HATI | YDSF
Naungan Allah Bagi Pemuda | YDSF

Tags: Cinta Allah, Orang yang dicintai Allah

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: