Pertanyaan :
Assalamu’alaikum wr.wb
Saya ingin sekali bertemu sahabat saya untuk bersilaturahmi, tapi hubungan saya dengan sahabat saya sedang tidak
baik karena saya sempat berselisih. Saya ingin sekali memperbaiki hubungan pertemanan saya yang sudah dari kecil itu.
Adakah cara-cara yang bisa saya lakukan sebagai masukan ? terimakasih
wassalamu’alaikum wr.wb
(Wati, 24 thn)
Jawaban :
Wa’alaikumsalam Wr Wb.
Mbak Wati yang baik, bersilaturahim memang sangat dianjurkan di dalam Islam. Karena bersilaturahim memiliki banyak kebaikan,
salah satunya memperpanjang usia. Oleh karena itu dapat difahami betapa tidak enaknya memiliki hubungan yang kurang baik
dengan sahabat baik seperti yang mbak Wati rasakan. Saya menduga jika saat ini sahabat baik mbak Wati juga sangat merindukan
untuk bisa bersilaturahim kembali.
Sebelum memulai kembali bersilaturahim dengan sahabat baik yang terputus, hendaknya difahami
dulu bahwa setiap manusia membutuhkan waktu untuk berdamai dengan dirinya sendiri, sehingga ia dapat menerima masalahnya
dan siap untuk menyelesaikannya. Nah, berapa lama waktu yang diperlukan untuk hal ini, berbeda – beda pada setiap orang, ada
yang membutuhkan waktu cepat namun ada juga yang membutuhkan waktu lama.
Hal ini tergantung pada karakter dari masing – masing individu. Selain itu eskalasi dan intensitas masalah juga berpengaruh
terhadap kesediaan individu untuk membuka diri. Hal tersebut akan memerlukan usaha ekstra jika masalah berkaitan dengan
lokus minoris atau titik lemah diri pribadi individu. Nah, mbak Watilah yang memahami seperti apa hal – hal tersebut bagi sahabat mbak Wati.
Sebagai pertimbangan, langkah – langkah berikut ini mudah – mudahan bisa membantu. Pertama, untuk memulai komunikasi dengan
sahabat baik yang terputus mbak Wati bisa memanfaatkan moment penting dalam hidup sahabat mbak Wati, misalnya ulang tahun.
Mbak Wati bisa mengirimkan ucapan selamat, bisa disertai dengan mengirimkan kue kesukaannya atau sekedar kue ulang tahun.
Dengan mengingat moment tersebut menunjukkan bahwa mbak Wati masih mengganggap penting sahabat. Jika mbak dan sahabat
tinggal berjauhan, maka dapat dikirimkan email atau surat dan kartu ucapan selamat pada moment tersebut, dimana hal ini tidak
kalah maknanya dengan yang pertama. Setelah langkah pertama tersebut, tunggulah responnya.
Apakah dia mengucapkan terima kasih atau tidak. Jika dia mengucapkan terimakasih berarti ada celah untuk mempercepat hubungan
baik kembali, sehingga mbak Wati bisa langsung berinisiatif untuk mengajaknya bertemu. Tentu saja dengan menyampaikan niat tulus untuk
meminta maaf dan bersilaturaim kembali. Namun jika belum ada respon, mbak dapat melakukan langkah mengumpulkan gambar atau
foto – foto kenangan dan mengirimkan kepadanya. Sertakan surat atau email yang berisi permintaan maaf secara tulus dan niat baik untuk
bersilaturahim kembali.
Jika hal tersebut direspon langsung ikuti dengan ajakan untuk bertemu. Akan tetapi jika semua hal tersebut tidak
mendapat respon darinya, maka apabila memungkinkan mbak Wati dapat langsung mendatangi kediaman sahabat, tentu saja langkah ini
membutuhkan keberanian yang lebih besar dan resiko yang tak kalah besar jika ditolak.
Siapkah mbak Wati untuk itu? Hanya mbak Wati yang bisa menjawabnya karena langkah ini juga perlu mempertimbangkan
hal – hal yang sudah saya uraikan di atas yaitu mempertimbangkan karakter, eskalasi dan intensitas masalah yang mbak alami berdua.
Insyaalloh dengan niat baik bersilaturahim, yang merupakan anjuran dalam islam, dan ketulusan dari hati mbak Wati, Allah akan
menolong dan mempermudah jalannya. Amin.