Hoarding disorder dan Dampak dalam Kehidupan | YDSF

Hoarding disorder dan Dampak dalam Kehidupan | YDSF

5 Oktober 2023

Belakangan sedang ramai dibicarakan istilah hoarding disroder setelah viralnya sebuah video sebuah kamar kos milik seorang wanita penuh dengan sampah, barang berguna dan tidak pun bercampur. Ketika mencapai tahap keparahan tertentu, penyakit yang termasuk kategori menyerang mentak ini dapat berdampak buruk dalam kehidupan si pengidap bahkan sekitarnya pula.

Video tersebut pertama kali diunggah melalui platform TikTok tersebut berhasil ditonton hingga lebih dari 27 juta kali. Parahnya, ruangan yang berukuran sekitar 4x4 meter persegi tersebut juga digenangi oleh air yang kemudian meluber hingga di koridor kos.

Mirisnya, setelah video tersebut diunggah justru juga menimbulkan banyak komentar yang pernah mengalami langsung baik kerabat, teman, atau orang lain yang mereka kenal mengalami hal serupa. Dari sekian banyak warganet yang berkomentar, barulah kemudian istilah hoarding disorder menjadi viral bahkan sempat sehari masuk dalam daftar Google Trending

Apakah hoarding disorder itu?

Secara bahasa, hoarding memiliki kata dasar hoard, yang bila diartikan secara ringkas dalam bahasa Indonesia yaitu kumpulan barang atau uang yang ditimbun. Sehingga, hoarding disorder diartikan sebagai sebuah penyakit dari kebiasaan atau perilaku yang suka menimbun barang dalam jangka waktu lama dengan alasan akan berguna di suatu hari atau merasa aman dengan jumlah dan berada di dekat barang-barang tersebut.

Dalam sebuah penyakit tentu ada pengelompokkan tahapan tingkat keparahannya, begitu pun dengan hoarding disorder ini. Seseorang dapat dikatakan terlihat menjurus ke penyakit mental ini saat mulai sulit meembuang barang-barang yang tidak diperlukan. Barulah meningkat ke gejala lain hingga melarang orang lain membersihkan barang-barang tersebut bahkan menjauh dari orang-orang terdekatnya. Dalam beberapa penelitian, disebutkan bahwa hoarding disorder dapat mulai terlihat dari usia 11-15 tahun.

Baca juga: Mengingatkan Teman Penyuka Sesama Jenis | YDSF

Tentu, sebuah perilaku yang tidak wajar ini bukan tanpa sebab. Ada berbagai faktor yang dapat mendorong seseorang memiliki kebiasaan buruk ini. Dalam artikel ini kami rangkum menjadi tiga faktor yang mendorong seseorang menjadi hoarding disorder, yaitu:

1. Mengalami Trauma atau Stres

Orang yang pernah mengalami suatu kejadian yang cukup mengganggu kondisi mentalnya, berarti telah memiliki trauma. Pada tingkatan tertentu, trauma dapat membuat seseorang menjadi memiliki kebiasaan buruk yang justru mengarah pada penyakit mental tertentu.

Beberapa trauma yang memicu seseorang menjadi memiliki penyakit hoarding disorder di antaranya: kehilangan orang yang dicintai, pernah memiliki ekonomi yang sulit sehingga sebelumnya tidak dapat memiliki barang-barang yang diinginkan, mengalami bencana yang membuatnya kehilangan harta serta barang-barang yang dimiliki.

2. Kebiasaan Keluarga

Kebiasaan atau karakter seseorang juga akan dipengaruhi oleh bagaimana pola pendidikan dalam keluarganya yang diberikan. Termasuk soal hoarding disorder. Orang-orang tertentu yang dibesarkan dalam lingkungan yang memang hobi mengumpulkan dan menimbun barang, maka secara tidak langsung dirinya juga akan terpengaruh. Dan, mengikuti kebiasaan tersebut.

Sehingga, ada pula beberapa literasi yang mengatakan bahwa hoarding disorder ini juga dipengaruhi oleh karakter “turunan”.

3. Hobi Belanja secara Impulsif

Belanja secara berlebihan sering terjadi ketika seseorang lebih mementingkan keinginan daripada kebutuhan. Sehingga muncul aktivitas belanja secara impulsif. Seseorang yang hobi belanja berlebihan, biasanya juga akan senang menimbun barang-barang yang sebenarnya tidak ada manfaat bagi kehidupannya bahkan dalam waktu dekat. Yang akhirnya berujung pada perilaku hoarding disorder.

Begitulah hoarding disorder secara singkat. Bila diperhatikan, sebenarnya lebih banyak mendatangkan mudharat daripada manfaat. Mungkin bagi si pelaku tidak merasakannya, tetapi bagi orang sekitar akan sangat terganggu.

Ketika diri sudah mulai bertindak secara berlebihan, baik dalam belanja hingga memiliki barang-barang, ingatlah bahwa dalam dalil (baik Al-Qru’an dan hadits) menyebutkan bahwa Allah Swt. tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (berbagai sumber)

 

Sedekah Penolak Musibah


Artikel Terkait

UU JAMINAN PRODUK HALAL BELUM OPTIMAL | YDSF
YDSF Buat Warung Sedekah, Siapapun Bisa Mampir Makan Gratis
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Dahsyatnya Makna Kata “Insya Allah” | YDSF
ZAKAT, DIBERIKAN KE TETANGGA ATAU LEMBAGA? | YDSF
Bolehkah Zakat Maal dalam Bentuk Barang? | YDSF
6 AMALAN PEMBUKA REZEKI | YDSF

 

Pemberdayaan Ternak Domba & Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


Tags: hoarding disorder, hoarding disorder adalah, apa itu hoarding disorder

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: