Hikmah dari Keadaan Sedih  | YDSF

Hikmah dari Keadaan Sedih | YDSF

11 Oktober 2019

Selain keadaan senang, kehidupan sehari-hari kerap diwarnai oleh kesedihan atau kesusahan. Dalam keadaan tersebut seorang muslim harus tetap ingat pada Allah. Sebab, dengan izin Allah keadaan sedih atau senang terjadi pada kita. Dan selalu meyakini bahwa dalam kesedihan pasti ada hikmah.

Syech Abul Hasan Al Sadili, ahli sufi terkemuka menyampaikan ada dua macam kesedihan. Yaitu, kesedihan yang diketahui sebabnya dan kesediahan yang tidak diketahui sebabnya.

Kesedihan yang diketahui sebabnya ada 3 macam. Pertama, kesedihan seorang muslim karena merasa banyak dosa. Jalan keluar dari kesedihan ini, seorang muslim harus bertobat berinabah pada Allah. Bertobat karena takut pada siksaan Allah. Berinabah supaya makin dekat pada Allah.

Kedua, kesedihan yang disebabkan harta atau jabatan seseorang kerkurang. Sikap seorang muslim dalam keadaan tersebut adalah taslim.

Taslim adalah berserah diri pada Allah. Sikap selanjutnya yang terbaik adalah ridho pada keadaan yang diberikan Allah. Dan dari kesusahan tersebut seorang muslim harus ihtisab, berharap pahala pada Allah atas keadaan tersebut.

Kesusahan yang ketiga adalah karena didzalimi. Bagaimana sikap seorang muslim ketika dirinya mendapat kesusahan karena didzalimi? Sikap terbaik seorang muslim adalah bersabar dan terus bersabar dan terus berdoa pada Allah.

Selanjutnya, keadaan susah yang tidak diketahui sebabnya. Jika seorang muslim dalam keadaan tersebut, maka yang harsu dilakukan adalah diam. Tidak usah bicara, tidak usah punya keinginan dan tidak usah melalukan apapun. Karena saat itu bisa saja Allah sedang ingin menurunkan Nur-Nya sebagai anugerah pada hamba pilihan-Nya.

Sebagai contoh, Rasulullah dianugerahi Isra’ Mikraj pada saat kehilangan istrinya Khadijah, setelah itu kehilangan pamannya Hamzah. Dalam keadaan sedih itu Rasulullah tetap tenang dan lebih banyak diam, tidak berteriak-teriak karena kesedihan yang menimpanya.

Contoh lainnya adalah Nabi Yusuf. Seorang nabi yang tidak terpengaruh oleh lingkungannya yang hasut. Di mana saudara-saudara hasut, namun Nabi Yusuf tidak terpengruh dan menjadi seorang yang hasut juga. Saat hidup di lingkungan kerajaan yang glamour, Nabi Yusuf juga tiak terpengaruh sehingga terlena dalam kehidupan dunia.

Bahkan, Zulaikha yang berahi tidak mempengaruhi Nabi Yusuf untuk ikut berahi. Begitu pula saat dimasukkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, Nabi Yusuf tidak berteriak-teriak. Beliau diam di dalam sumur. Allah kemudian memberi wahyu pada Nabi Yusuf yang diam di dalam sumur dan sedih. Wallahua’lam bishawab. (nra)

 

Baca juga

TAUSYIAH PAGI

 

Ketika Pesimis Melanda

 

Berlindung dari Neraka  

 

Orang-Orang Yang Didoakan Malaikat

 

Rezeki Yang Allah Berkahi

 

 

 

Tags:

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: