Hari Bahasa Ibu Internasional, Pentingnya Lestarikan Bahasa Indonesia | YDSF

Hari Bahasa Ibu Internasional, Pentingnya Lestarikan Bahasa Indonesia | YDSF

21 Februari 2022

Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional, sepertinya cukup asing, ya? Ternyata, peringatan ini merupakan salah satu bentuk untuk mengingat kembali bahwa pada dasarnya setiap negara memiliki bahasa nasionalnya masing-masing yang juga perlu dilestarikan.

Setiap negara memiliki bahasa Ibu atau bahasa nasionalnya masing-masing. Meski, kita ketahui bahwa ada beberapa bahasa internasional yang setidaknya juga kita kuasai. Namun, bahasa Ibu jangan sampai dilupakan bahkan tidak dipelajari.

Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional

Bahasa merupakan sebuah sarana komunikasi terbaik yang dapat kita gunakan kepada sesama manusia. Bahkan, istilah bahasa bukan hanya untuk sesuatu yang diketik atau diucapkan saja, bahasa juga mencakup isyarat yang menggunakan gerakan dan tangan.

Sejarah peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional atau yang dikenal dengan Mother Language Day ini memiliki kisah yang cukup unik. Yaitu berawal dari perselisihan antara Pakistan Barat (yang saat ini telah menjadi Pakistan) dan Pakistan Timur (yang saat ini menjadi Barat).

Setelah adanya pemecahan wilayah Pakistan pada 1947, setahun berikutnya terjadi perselisihan di masyarakat Pakistan Timur (Bangladesh), karena pada saat itu hanya bahasa Urdu yang diakui oleh pemerintah sebagai bahasa nasional mereka. Akhirnya, atas desakan masyarakat, pihak Bangladesh pun meresmikan bahasa Bangli juga sebagai bahasa resmi mereka.

Namun, untuk meraih kesepkatan tersebut, ternyata diisi oleh sebuah kisah tragis. Yaitu, terjadinya demo dari para mahasiswa di Bangladesh pada tanggal 21 Februari, yang membuat banyak pihak menjadi korban.

Baca juga: Hukum Hadiah Undian (Quiz, Giveaway) dalam Islam | YDSF

Karena kejadian itulah, setiap tanggal 21 Februari menjadi Hari Bahasa Ibu yang diadakan oleh Bangladesh. Sebagai bentuk peringatan terima kasih dan rasa hormat kepada mereka yang telah memperjuangkan bahasa resmi di Bangladesh.

Pihak United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pun meresmikan setiap tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Dengan semangat bahwa setiap bangsa yang di dunia ini memiliki keragaman bahasa dan budaya masing-masing yang perlu kita hormati dan lestarikan.

Momen Literasi Buta Bahasa Indonesia

Memang, sebagai warga negara Indonesia, kita selalu memperingati Hari Sumpah Pemuda, yang mana pada salah satu poinnya juga mengarah untuk cinta pula dan mau menggunakan bahasa Indonesia.

Pada peringatan bahasa Ibu internasional ini, dapat menjadi sebuah momen pula untuk kita kembali melestarikan bahasa Indonesia. Mau mempelajari, menggunakan, hingga mengajarkan kepada penerus bangsa.

Jangan sampai, karena banyaknya akulturasi budaya, membuat bahasa Ibu di negara sendiri menjadi hilang dan sudah tak dikenali lagi bagaimana ejaan, pelafalan, dan tulisan yang seharusnya.

Tak jarang, mungkin, banyak yang merasa keren dengan penggeseran istilah-istilah dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan bahasa asing. Mungkin, bila tujuannya agar menjadi lebih akrab dan menyatu dengan suasana saat itu, akan dapat dimaklumin. Namun, hendaknya jangan menjadikan itu sebuah kebiasaan (dipakai terus-menerus setiap hari), yang kemudian menggeser penggunaan dari bahasa Indonesia itu sendiri.

Tak hanya itu, bahkan mungkin, tak sedikit pula, anak-anak yang lebih pandai berbahasa asing dan mendapatkan nilai lebih tinggi di bahasa asing ketimbang bahasa Indonesia sendiri. Padahal, hidup dan dibesarkan di lingkungan yang juga kesehariannya menggunakan bahasa Indonesia.

Hendaknya, kita menjadi seseorang yang bersyukur, karena dapat belajar, tahu, dan fasih berbahasa Indonesia dengan selayaknya. Masih banyak anak-anak dan masyarakat di pelosok-pelosok Indonesia yang masih sangat minim pengetahuannya tentang bahasa Indonesia. Yang kemudian ini membuat mereka seolah terpinggirkan dan terasingkan dari dunia luar. Minder, mungkin ada.

Mari, jadikan peringatan hari Bahasa Ibu Internasional ini menjadi momen untuk kembali menyadari betapa pentingnya bahasa Indonesia untuk bangsa kita. Dipelajari, digunakan, dan dilestarikan. Bukan hanya sebagai bentuk formalitas saja. Tetapi juga menjadi sebuah kebiasaan baik yang membuat tumbuhnya rasa cinta terhadap bahasa Indonesia. (asm)

 

Featured Image by Pexels.

 

Sedekah untuk Pendidikan Anak Bangsa

 


Artikel Terkait:
5 Hal yang Sebaiknya Dilakukan untuk Menyambut Bulan Ramadhan | YDSF
DOA PAGI HARI AJARAN NABI MUHAMMAD SAW. | YDSF
Itaewon, Masjid Pertama di Korea Selatan | YDSF
PERADABAN ISLAM DI SPANYOL VS. UKRAINA | YDSF
KISAH ORANG YAHUDI DAN HARI SABTU | YDSF

Tags: hari bahasa ibu, hari bahasa ibu internasional, peringatan hari bahasa ibu internasional

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: