Salah satu tanda orang yang sedang jatuh cinta adalah senang
berkomunikasi dengan yang dicintai. Senang membaca pesan-pesannya. Begitu juga
sikap kita terhadap Allah Swt. Saat seseorang mengaku cinta kepada Allah Swt,
sudah sepantasnya ia juga senang membaca Kalam-Nya yang mulia.
Saat kita membeli barang baru,
pasti ada buku panduan di dalamnya. Misalnya barang elektronik, pasti ada
petunjuk pengoperasian dan perawatan yang disertakan pembuatnya. Begitu pula
dengan hidup kita. Allah sebagai Pencipta semua makhluk telah memberikan
panduan berupa Al-Qur’an.
Tugas seorang muslim adalah
membaca dan memahami isi Al-Qur’an
agar bisa menjalankan misi sebagai khalifah di dunia dengan sebaik-baiknya. Meski sedang sibuk, usahakan
meluangkan waktu untuk membaca Al Qur’an. Bagaimana mungkin bisa memahami isi
Al Qur’an jika membaca saja kita enggan.
Istiqamah Membaca
Langkah pertama untuk menjadikan
Al-Qur’an sebagai pedoman
adalah membacanya. Bisa jadi bukan karena kesibukan yang melalaikan kita dari
membaca Al-Qur’an, tetapi
karena niat yang tidak sungguh-sungguh.
Baca juga: Mencetak Ahli Tafsir Alquran dari Anak Cerdas nan Beradab | YDSF
Kita bisa menyiasati dan
menyisihkan waktu untuk membaca Al-Qur’an.
Setiap hari banyak waktu digunakan untuk membuka sosmed. Jika masih sempat
membuka sosmed harusnya juga masih sempat membaca Al-Qur’an. Cara pertama adalah dengan
mengurangi bermain gawai dan mulai sering membaca Al-Qur’an. Cara selanjutnya dengan
menginsatall aplikasi Al-Qur’an
dan diletakkan di halaman utama. Dengan demikian saat membuka gawai, selalu
ingat untuk membaca Al-Qur’an.
Walaupun sudah melihat aplikasi
Al-Qur’an kadang kita masih
berat untuk membaca. Cobalah membaca yang ringan-ringan saja. Misalnya dengan
membaca lima ayat setiap selesai salat. Dengan istiqamah membaca lima ayat
setiap selesai salat, dalam sehari kita telah membaca 25 ayat. Faktanya, bukan
karena kesibukan yang melalaikan dari membaca Al-Qur’an, tetapi karena niat yang kurang.
Mencari Makna
Langkah selanjutnya adalah
mencari tahu makna ayat-ayat yang telah dibaca. Ketika mengetahui maknanya,
kita akan semakin tertarik membaca dan mempelajarinya. Salah satu cara memahami
makna Al-Qur’an adalah dengan belajar dan bertanya kepada
guru. Dalam surah an-Nahl ayat 43, Allah berfirman: “Maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”
Misalnya dalam surat Ar-Ra’d ayat
11 terdapat potongan ayat: “... Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah
keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri...”
Selama ini kita memahami bahwa baik buruknya keadaan seseorang saat ini
begantung usahanya. Karena Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubahnya sendiri. Ternyata setelah dipelajari lebih dalam, ada makna
lain yang lebih baik. Menurut riwayat Ibnu Abbas, memaknai surat Ar-Ra’d ayat
11, sesungguhnya Allah memberi rahmat dan nikmat-Nya kepada semua manusia, dan
Allah tidak akan mengubah rahmat-Nya kecuali manusia yang mengubahnya sendiri.
Yaitu dengan kemaksiatan yang dapat menghilangkan rahmat.
Dalam surat Ibrahim ayat tujuh
Allah berfirman: “Dan (ingatlah)
ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan
menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
pasti azab-Ku sangat berat.’”
Ayat ini akan lebih bermakna jika
ditafsirkan dari sisi tata bahasa Arab. Ketika seorang bersyukur maka akan
langsung ditambah oleh Allah, redaksinya menggunakan
lazidannakum. Sedangkan jika kufur tidak akan langsung dibalas, tetapi
diperingatkan bahwa azab Allah sangat berat.
Baca juga: Cara Membentuk Karakter Baik pada Anak Menurut Islam | YDSF
Selanjutnya dalam kisah semut dan
Nabi Sulaiman yang terdapat dalam surat An-Naml. Allah menggunakan redaksi yang
menunjukkan jenis kelamin perempuan pada pimpinan semut. Bagi sebagian orang
hal ini mungkin dianggap biasa atau bahkan aneh. Tetapi setelah diteliti
ternyata kawanan semut dipimpin oleh seekor ratu, yang tentunya berjenis
kelamin perempuan. Bagitulah kehebatan Al-Quran dari sisi sains.
Ada orang-orang yang tertarik
mempelajari Al-Qur’an dari
sisi tata bahasa, sains, kisah-kisah sejarah, dan lain sebagainya. Dengan terus
mencari makna ayat-ayat alQuran kita dapat memperolah pemahamanpemahaman baru
yang akan menambah ketertarikan kita kepada Al-Qur’an.
Menyampaikan Isi
Setelah membaca dan memahami,
tahap selanjutnya untuk menjadikan Kitab Suci itu sebagai pedoman hidup adalah
menyampaikan isi kandungannya. Dengan menyampaikan setidaknya ada dua
konsekuensi.
Pertama, kita akan mempraktikan
apa yang kita sampaikan. Tak etis jika kita menyampaikan hal-hal yang tidak
kita kerjakan. Kedua, dengan meyampaikan kita akan semakin hafal dan semakin memahami. Seperti para guru
dan dosen yang biasa mengajar, maka pemahamannya semakin tinggi.
Sumber: Majalah Al Falah Edisi 399 Bulan Juni 2021
Sedekah Online:
Artikel Terkait:
Hukum Mengajak Anak Kecil ke Masjid | YDSF
Mengasuh Anak Generasi Milenial | YDSF
Parenting Islami: Cara Mendidik Anak Agar Bahagia | YDSF
Inilah 4 Cara Mendidik Anak Menjadi Pahlawan Secara Islami | YSDF
6 Prinsip untuk Menyiapkan Anak Sebagai Pejuang Kehidupan | YDSF
MENGHADAPI ANAK YANG TERKENA PERUNDUNGAN (BULLYING) DI SEKOLAH | YDSF