Generasi Masa Kini Berpedoman Al-Qur’an | YDSF

Generasi Masa Kini Berpedoman Al-Qur’an | YDSF

17 Agustus 2022

Salah satu tanda orang yang sedang jatuh cinta adalah senang berkomunikasi dengan yang dicintai. Senang membaca pesan-pesannya. Begitu juga sikap kita terhadap Allah Swt. Saat seseorang mengaku cinta kepada Allah Swt, sudah sepantasnya ia juga senang membaca Kalam-Nya yang mulia.

Saat kita membeli barang baru, pasti ada buku panduan di dalamnya. Misalnya barang elektronik, pasti ada petunjuk pengoperasian dan perawatan yang disertakan pembuatnya. Begitu pula dengan hidup kita. Allah sebagai Pencipta semua makhluk telah memberikan panduan berupa Al-Qur’an.

Tugas seorang muslim adalah membaca dan memahami isi Al-Qur’an agar bisa menjalankan misi sebagai khalifah di dunia dengan sebaik-baiknya. Meski sedang sibuk, usahakan meluangkan waktu untuk membaca Al Qur’an. Bagaimana mungkin bisa memahami isi Al Qur’an jika membaca saja kita enggan.

Istiqamah Membaca

Langkah pertama untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman adalah membacanya. Bisa jadi bukan karena kesibukan yang melalaikan kita dari membaca Al-Qur’an, tetapi karena niat yang tidak sungguh-sungguh.

Baca juga: Mencetak Ahli Tafsir Alquran dari Anak Cerdas nan Beradab | YDSF

Kita bisa menyiasati dan menyisihkan waktu untuk membaca Al-Qur’an. Setiap hari banyak waktu digunakan untuk membuka sosmed. Jika masih sempat membuka sosmed harusnya juga masih sempat membaca Al-Qur’an. Cara pertama adalah dengan mengurangi bermain gawai dan mulai sering membaca Al-Qur’an. Cara selanjutnya dengan menginsatall aplikasi Al-Qur’an dan diletakkan di halaman utama. Dengan demikian saat membuka gawai, selalu ingat untuk membaca Al-Qur’an.

Walaupun sudah melihat aplikasi Al-Qur’an kadang kita masih berat untuk membaca. Cobalah membaca yang ringan-ringan saja. Misalnya dengan membaca lima ayat setiap selesai salat. Dengan istiqamah membaca lima ayat setiap selesai salat, dalam sehari kita telah membaca 25 ayat. Faktanya, bukan karena kesibukan yang melalaikan dari membaca Al-Qur’an, tetapi karena niat yang kurang.

Mencari Makna

Langkah selanjutnya adalah mencari tahu makna ayat-ayat yang telah dibaca. Ketika mengetahui maknanya, kita akan semakin tertarik membaca dan mempelajarinya. Salah satu cara memahami makna Al-Qur’an adalah dengan belajar dan bertanya kepada guru. Dalam surah an-Nahl ayat 43, Allah berfirman: “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.

Misalnya dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 terdapat potongan ayat: “... Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri...” Selama ini kita memahami bahwa baik buruknya keadaan seseorang saat ini begantung usahanya. Karena Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubahnya sendiri. Ternyata setelah dipelajari lebih dalam, ada makna lain yang lebih baik. Menurut riwayat Ibnu Abbas, memaknai surat Ar-Ra’d ayat 11, sesungguhnya Allah memberi rahmat dan nikmat-Nya kepada semua manusia, dan Allah tidak akan mengubah rahmat-Nya kecuali manusia yang mengubahnya sendiri. Yaitu dengan kemaksiatan yang dapat menghilangkan rahmat.

Dalam surat Ibrahim ayat tujuh Allah berfirman:  “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.’”

Ayat ini akan lebih bermakna jika ditafsirkan dari sisi tata bahasa Arab. Ketika seorang bersyukur maka akan langsung ditambah oleh Allah, redaksinya menggunakan lazidannakum. Sedangkan jika kufur tidak akan langsung dibalas, tetapi diperingatkan bahwa azab Allah sangat berat.

Baca juga: Cara Membentuk Karakter Baik pada Anak Menurut Islam | YDSF

Selanjutnya dalam kisah semut dan Nabi Sulaiman yang terdapat dalam surat An-Naml. Allah menggunakan redaksi yang menunjukkan jenis kelamin perempuan pada pimpinan semut. Bagi sebagian orang hal ini mungkin dianggap biasa atau bahkan aneh. Tetapi setelah diteliti ternyata kawanan semut dipimpin oleh seekor ratu, yang tentunya berjenis kelamin perempuan. Bagitulah kehebatan Al-Quran dari sisi sains.

Ada orang-orang yang tertarik mempelajari Al-Qur’an dari sisi tata bahasa, sains, kisah-kisah sejarah, dan lain sebagainya. Dengan terus mencari makna ayat-ayat alQuran kita dapat memperolah pemahamanpemahaman baru yang akan menambah ketertarikan kita kepada Al-Qur’an.

Menyampaikan Isi

Setelah membaca dan memahami, tahap selanjutnya untuk menjadikan Kitab Suci itu sebagai pedoman hidup adalah menyampaikan isi kandungannya. Dengan menyampaikan setidaknya ada dua konsekuensi.

Pertama, kita akan mempraktikan apa yang kita sampaikan. Tak etis jika kita menyampaikan hal-hal yang tidak kita kerjakan. Kedua, dengan meyampaikan kita akan semakin hafal dan semakin memahami. Seperti para guru dan dosen yang biasa mengajar, maka pemahamannya semakin tinggi.

 

Sumber: Majalah Al Falah Edisi 399 Bulan Juni 2021

 

Sedekah Online:


 

Artikel Terkait:

Hukum Mengajak Anak Kecil ke Masjid | YDSF
Mengasuh Anak Generasi Milenial | YDSF
Parenting Islami: Cara Mendidik Anak Agar Bahagia | YDSF
Inilah 4 Cara Mendidik Anak Menjadi Pahlawan Secara Islami | YSDF
6 Prinsip untuk Menyiapkan Anak Sebagai Pejuang Kehidupan | YDSF
MENGHADAPI ANAK YANG TERKENA PERUNDUNGAN (BULLYING) DI SEKOLAH | YDSF

Tags: Generasi Qur'ani, Generasi Al-Qur'an

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: