Memilih pasangan hidup untuk menikah memang sudah seharusnya tidak sembarangan. Berbicara menikah juga harus memikirkan untuk tujuan beribadah bersama. Kita bisa memilih pasangan yang kita mau sesuai dengan kriteria yang kita sukai. Namun, jangan lupa untuk selalu melibatkan Allah melalui doa-doa agar kita tidak salah dalam memilih pasangan.
Sayangnya, tidak semua orang bisa memilih pasangan mereka sendiri. Tak jarang batasan-batasan orang tua menjadi salah satu penyebab gagalnya seseorang menikah dengan pilihannya sendiri. Selain itu, perjodohan menjadi hal lain yang juga bisa membuat seseorang tak bisa menjalani hidup hingga akhir dengan pilihannya.
Modal dalam Pernikahan
Bila kita ingin melakukan kilas balik sejenak, maka sebenarnya pasangan (suami-istri) yang menikah di luar sana memiliki awal, landasan yang berbeda-beda. Mulai dari karena memang saling suka, dikenalkan oleh teman, dijodohkan orang tua, bahkan kita tidak bisa menutup mata bahwa juga ada pasangan yang menikah karena hamil di luar nikah.
Semua latar belakang awal pernikahan masing-masing pasangan tidak menjamin bagaimana hubungan mereka di kehidupan berikutnya. Ada yang sangat harmonis, setengah harmonis, bahkan sama sekali tidak harmonis dan berakhir dengan perceraian.
Oleh karena itu dalam menghadapi berbagai kemungkinan di masa depan pernikahan, maka perlu disiapkan dengan matang. Tak hanya secara sehat secara fisik dan kerohanian, tetapi juga harus ada persiapan sandang, pangan, dan papan.
Persiapan mental seseorang di dalamnya juga termasuk adanya kematangan kepribadian. Umumnya, seseorang dengan kepribadian yang matang tidak bingung dalam menentukan pilihan hidup, apakah harus mengikuti orang tua atau tidak. Karena dia mampu menilai dari berbagai sudut pandang dan mengerti berbagai risiko yang kelak akan dihadapi.
Solusi Menikah Bila Terlanjur Dijodohkan Tetapi Tidak Suka
Perjodohan memang tidak berlangsung mulus dari awal dipertemukan. Ketidakcocokan pada awal pandang dapat menjadi salah satu faktor tidak suka dengan orang yang dijodohkan dengan kita. Bahkan latar belakang keluarga pun juga bisa menjadi sebab.
Bila kebimbangan (galau) masih menghinggapi hati, serta masih belum bisa menemukan titik terang sendiri, maka ada baiknya kita membuka diri untuk mau mengikuti pertolongan para ahli (psikiater) dengan mengikuti sesi premarietal conceling.
Melalui bimbingan pihak ketiga yang memang sudah ahlinya, maka kita bisa lebih lega dan insyaa Allah mudah menentukan pilihan berikutnya. Karena para ahli ini akan berperan menjadi fasilitator untuk kita.
Jangan sampai kita salah mengambil langkah dalam menentuka pilihan jodoh untuk masa depan. Akibat fatal bahkan perpisahan bisa saja terjadi. Sehingga fase-fase kebahagiaan pun hanya akan terlewati.
Disadur dari Majalah Al Falah Februari 2010
Baca juga:
JENIS CINTA DALAM ISLAM MENURUT IBNU QAYYIM|YDSF
Perbedaan Zakat, Infaq, dan Sedekah | YDSF
PANDANGAN ISLAM TERHADAP ATURAN JAWA, ANAK PERTAMA DILARANG MENIKAH DENGAN ANAK KETIGA | YDSF
Zakat Profesi atau Penghasilan | YDSF
INGIN BERJAMAAH DENGAN SUAMI | YDSF
Bahagia dengan Gemar Berbagi | YDSF
PENDAMPINGAN PRANIKAH DALAM ISLAM | YDSF
JANDA BINGUNG NIKAH LAGI | YDSF
Walimatul ’Ursy dalam Islam | YDSF