Fenomena Bercanda Aib Berujung Bully | YDSF

Fenomena Bercanda Aib Berujung Bully | YDSF

27 Juli 2022

Saat ini, sering kali kita jumpai fenomena bercanda yang berasal dari aib seseorang. Bahkan, hal ini pun telah dianggap lumrah bagi sebagian kelompok. Dalih “jangan baperan” dan sebagainya membuat kita lupa terhadap adab menjaga perasaan orang lain. Sehingga, pada akhirnya bercanda ini berujung bully (perundungan).

Bercanda, memang menjadi hal yang asyik di sela-sela penat kehidupan. Namun, dalam bercanda juga harus memperhatikan adab-adab agar tidak menyinggung orang-orang yang ada di sekitar atau melebihi batas norma tertentu.

Adab Bercanda dalam Islam

Begitu indahnya Islam dalam memuliakan sesama. Setiap aturan yang ada bukan untuk mempersulit atau meribetkan kehidupan kita, justru itulah bentuk Islam saling menjaga umat. Sama halnya dengan saat bercanda. Ada adab yang perlu dijaga.

Rasulullah saw. pun juga bukanlah orang yang terlalu kaku dan menegangkan. Beliau juga sering bercanda, tak hanya dengan istri dan keluarga, bahkan juga dengan para sahabat. Termasuk dengan menantunya, Ali bin Abi Thalib.

Pada suatu jamuan makanan, Ali bin Abi Thalib pernah menaruh biji kurma yang dia makan di piring depan Rasulullah saw. Kemudian ia berkata, “Wah, Rasulullah paling banyak makan, biji kurmanya banyak sekali. Antum lapar ya?” Dengan cerdas, Rasulullah pun menimpali Ali dengan jawaban, “Ali kamulah yang lapar. Buktinya biji-biji kurma itu ikut kamu makan. Lihat, tidak ada satu pun biji tersisa!” Kisah ini pun terabadikan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

Sebagai orang yang ikut melontarkan bahan bercanda, terdapat lima hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1.       Tidak ada unsur kebohongan dan dusta yang dibuat. Hal ini sesuai dengan hadits, “Aku bercanda namun berkata benar.” (HR. Thabrani)

2.       Tidak menggunakan narasi yang dilarang atau menimbulkan perselisihan. Sebagaimana yang telah difirmankan dalam surah Al-Isra’ ayat 53.

3.       Tidak tertawa terpingkal-pingkal, hanya tersenyum dan tertawa biasa. Karena, terlalu banyak tertawa terpingkal dapat membuat hati keras. (HR. Trimidzi)

4.       Tidak ada narasi yang melecehkan agama (QS. At-taubah: 65).

5.       Candaan itu tidak membuat orang lain mengalami ketakutan atau depresi, bahkan cenderung menghibur (HR. Abu Dawud).

Baca juga:
Waspadai Perkara Perusak Amal | YDSF
Dampak Maksiat dalam Kehidupan | YDSF

Aib Sebagai Bahan Bercanda

Bila kita sudah mengetahui hal-hal yang telah disebutkan di atas, maka mari kita koreksi kembali bagaimana cara dan bahan bercanda yang selalu kita lontarkan. Utamanya, instropeksi apakah pernah membuat aib pribadi orang lain yang dijadikan bahan bercanda.

Biasanya, hal-hal tersebut terjadi dengan dalih “sudah akrab” atau “bercandaan anak gaul”. Padahal, Islam sendiri tidak pernah mengajarkan demikian. Bahkan, tak sedikit pula yang memakai hal maksiat sebagai ajang untuk menjadi yang ‘lebih rusak’ dengan dalih, “Aku gak sok suci”. Astaghfirullah.

Mari kita bahas.

Ditemukan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Trimidzi sebagai berikut, “Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat.”

Memang, tidak etis jika seseorang mengaku dirinya suci. Dan justru lebih tidak elok, jika seseorang berkata “aku gak sok suci?!” Semua orang pasti memiliki aib.

Ada ungkapan hikmah, jika seseorang ingin mencari teman yang tanpa cela, silakan hidup menyendiri sepanjang masa.

Hal ini karena semua manusia berpotensi berbuat salah. Sabda Nabi saw. setiap anak Adam selalu salah dan salah. Sebaik-baiknya yang bersalah agar segera bertobat kepada Allah.

Untuk itu, jika Anda memiliki cela, segeralah introspeksi diri. Janganlah Anda sebarkan cela itu kepada orang lain. Jika seseorang mengetahui cela temannya, maka berusahalah untuk mengingatkan dengan bijak. Bukan justru mengumbarnya.

Maka hindarilah ngrumpi yang tidak berfaedah. Nasihat Rasulullah saw.: Termasuk tanda kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.

 

Disadur dari Majalah Al Falah Edisi Agustus 2022

 

Sedekah Mudah:


Artikel Terkait:

WAKTU TERBAIK TERKABULNYA DOA | YDSF
Mengeluarkan Sedekah dari Bunga Bank | YDSF
6 AMALAN RINGAN DAN MUDAH MENUJU SURGA | YDSF
Doa Minta Rezeki Halal dan Berlimpah Sesuai Sunnah | YDSF
KISAH UMAT TERDAHULU YANG DIUJI ALLAH | YDSF
2 Jenis Harta Benda Wakaf | YDSF


YDSF Blakraan Nyari Dhuafa di Tuban



Tags: fenomena bercanda, bercanda aib bully

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: