Berbicara tentang
fakta akar konflik Palestina dan Israel, maka kita tidak bisa hanya melihat
kejadian pada 7 Oktober 2023. Namun, kita harus mempelajari kembali sejarah
awal terjadinya konflik Palestina dan Israil ini. Bukan hanya membuka buku
sejarah dunia, tetapi juga tentang penciptaan para kaum secara keagamaan yang
valid sesuai kitab suci yang tidak diubah-ubah isinya. Sebagai umat Muslim,
maka Al-Qur’an yang menjadi referensi utama.
Mengapa demikian?
Sebagaimana kita ketahui bahwa sebuah sejarah itu ditulis oleh siapa yang
memenangkan. Tak heran, banyak sejarah penting yang dianggap merugikan atau
merusak nama baik mereka akhirnya dihapuskan. Kemudian akar konflik yang
sesungguhnya menjadi tertutup dan terlupakan.
Akar konflik
perebutan wilayah Palestina yang dilakukan oleh para Zionis Israil sejatinya
telah terjadi sejak zaman para Nabi. Memang, saat itu istilah Zionis masih
belum ada. Namun, perilaku dan cara mereka memperlakukan Palestina sudah nampak
bibit-bibit yang tidak sewajarnya.
Sejarah awal
Palestina memiliki keterkaitan dengan silsilah keturunan Nabi Nuh as. Sekitar
tahun 2345 sebelum masehi (SM) terjadi banjir besar yang diakui sebagai hukuman
atas perilaku manusia yang melampaui batas, salah satunya meragukan kekuasaan
Allah Swt. Akibat dari banjir yang terjadi istri serta anak Nabi Nuh yang
pertama, Kan’an, tenggelam menyisakan tiga anak yang masih hidup yaitu, Sam,
Ham, dan Yafith.
Putra Nabi Nuh yang
bernama Ham memiliki anak bernama Kan’an (namanya disamakan dengan sang kakak,
karena ingin mengenangnya). Pada saat itu tiga anak Nabi Nuh menyebar di
beberapa wilayah. Zaman dahulu, tempat pertama yang diduduki mereka maka akan
disebut sesuai dengan mana orang tersebut. Salah satunya wilayah yang ditempati
Kan’an. Maka tempat itu kemudian diberi nama Kan’aan atau Kananis. Dalam wilayah
Kan’an memilik beberapa suku yaitu salah satunya suku Filistin, sehingga pada
akhirnya wilayah tersebut dikenal dengan Palestina.
Baca juga: Mengapa Banyak Nabi Diutus ke Bani Israil dan Bangsa Arab? | YDSF
Munculnya Israil dan Yahudi
Bangsa Israil
muncul dari keturunan Nabi Ibrahim a.s., khususnya melalui garis keturunan Nabi
Ishaq. Nabi Ibrahim memiliki dua istri, yaitu Sarah dan Hajar. Namun keturunan
utama yang memainkan peran penting dalam sejarah Israil berasal dari putra Sarah
yang bernama Ishaq. Setelah dewasa, Nabi Ishaq menikahi seorang wanita bernama
Rikba. Setelah puluhan tahun, keduanya baru diberi keturunan oleh Allah yakni
Esau dan Yaqub.
Yaqub, yang
kemudian populer dikenal dengan sebutan Israil, merupakan salah satu anak Nabi
Ishak yang paling saleh dan meneruskan ayahnya menjadi seorang nabi yang
dihormati. Nabi Yakub diberi julukan “Israil”, yang artinya adalah hamba Allah.
Hal tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi ketika masih muda yaitu sering
melakukan perjalanan di malam hari, Ya’qub suka melakukan ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah di malam hari.
Bahkan, dalam Al-Qur’an
pun terdapat beberapa penyebutan untuk Yaqub yang menggunakan istilah Israil.
Sebagaimana dalam surah Al-Imran ayat 93,
كُلُّ الطَّعَامِ
كَانَ حِلًّا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَىٰ
نَفْسِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُنَزَّلَ التَّوْرَاةُ ۗ قُلْ فَأْتُوا بِالتَّوْرَاةِ
فَاتْلُوهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Semua makanan
adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil
(Ya'qub)* untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah:
"(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat),
maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang yang benar.”
*perhatikan
tulisan Arab yang diberi tanda lebih tebal.
Oleh karenanya,
keturunan dari Nabi Yaqub dikenal dengan sebutan Bani Israil. Yang kemudian,
dalam agama lain menyebutnya dengan istilah Israel atau Bani Israel. Anak dari
Nabi Yaqub yang berjumlah 12 lalu membentuk 12 suku di tanah Kan’an.
Baca juga: Kisah Nabi dan Palestina dalam Islam | YDSF
Lalu siapakah Yahudi?
Yahudi ialah
orang-orang keturunan bangsa Israel yang mengidentifikasi dirinya berasal dari
suku Yahuda (keturunan dari anak nabi Yaqub). Sedangkan dalam Islam, istilah Yahudi
merupakan sebuah sebutan untuk orang merujuk yang merujuk kata innaa hudnaa
dalam surah Al-A’raf ayat 156, dengan arti sesungguhnya kami kembali
(bertaubat) kepada Engkau (Allah).
Dari penyebutan
tersebut, kata hudnaa bila dijabarkan menjadi: 1) haaduu yang
merupakan kata dasar; 2) yahud, yang merupakan sifat keadaannya; 3) Yahudi,
merupakan sebutan untuk orang yang melakukannya. Penyebutan hadu untuk merujuk pada
orang Yahudi, terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 62, wa dziini
haaduu.
Khayalan Zionis Penjajahan
Palestina
Para Zionis
memiliki visi untuk mengakuisisi Palestina dan mendirikan negara mereka di
sana. Mereka mengklaim bahwa tanah tersebut merupakan miliknya. Berawal mereka
datang sebagai penyintas, tetapi saat diberi pertolongan justru mengusir si
pemilik rumah. Selain itu, dalam kebijakan pemukiman Israel di wilayah
Palestina, juga merupakan upaya mereka untuk mendominasi dan menguasai tanah Palestina.
Wilayah negara
Palestina dari tahun ke tahun semakin menyempit. Mirisnya, kini dunia hanya
mengenal Gaza dan West Bank (Tepi Barat) sebagai wilayah Palestina. Itu pun,
dengan embel-embel “Wilayah Kependudukan”.
Khayalan Zionis
untuk mendirikan Negara sendiri dan bertindak semau mereka membuat saudara-saudara
kita di Palestina justru menderita. Cita-cita Zionis menghidupkan Samiri
sebagai puncak kebahagiaannya adalah sebuah omong kosong. Justru itulah salah
satu tanda semakin dekatnya kita dengan hari akhir. Wallahua’lam.
Ikhtiar Terbaik untuk Palestina
Artikel Terkait
SASARAN DISTRIBUSI PENERIMA SEDEKAH | YDSF
YDSF Buat Warung Sedekah, Siapapun Bisa Mampir Makan Gratis
ZAKAT PENGURANG PENGHASILAN KENA PAJAK | YDSF
Fidyah dalam Islam dan Ketentuannya | YDSF
ZAKAT, DIBERIKAN KE TETANGGA ATAU LEMBAGA? | YDSF
Hukum Zakat Penghasilan dalam Islam | YDSF
6 AMALAN PEMBUKA REZEKI | YDSF
2 Jenis Harta Benda Wakaf | YDSF