Doa Memohon Ketakwaan & Kesucian Jiwa | YDSF

Doa Memohon Ketakwaan & Kesucian Jiwa | YDSF

15 Agustus 2022

Untuk dapat menjaga ketakwaan dan kesucian jiwa, sebagai seorang muslim tentu juga harus diiringi dengan doa. Karena, tak ada Dzat lain yang dapat membantu kita untuk terus menjaga keteguhan takwa dan kesucian jiwa selain Allah Swt.

Menjaga Ketakwaan dan Kesucian Jiwa

Sebagai manusia, kita harus memiliki keteguhan hati. Dengan hal inilah kita menjadi seseorang yang memiliki prinsip. Tidak mudah goyah dengan adanya segala godaan atau lemah saat menghadapi ujian.

Takwa itu tidak semudah kata yang kita baca, tulis, dan ucapkan. Bentuk takwa adalah dengan benar-benar menjalankan setiap perintah-Nya dan menjauhi setiap larangan-Nya. Mungkin terdengar mudah. Namun, pada realisasinya akan ada banyak godaan dan ujian.

Ketakwaan bukan hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah mahdhah saja. Dalam menjaga ketakwaan, kita juga harus benar-benar mengamalkan apa yang telah diajarkan dalam Islam. Bagaimana bermuamalah dengan sesama, hingga menjaga dengan baik hubungan hablu minannas (dengan sesama manusia) pula.

Salah satu penunjang teguhnya takwa adalah dengan menjaga kesucian hati pula. Hati yang suci akan lebih mudah dalam mengamalkan ibadah dan kebaikan lainnya. Selain itu, juga dapat bertindak lebih baik karena selalu bisa mempertimbangkan terlebih dahulu dampak-dampak yang akan muncul dari setiap apa yang dilakukan.

Oleh karena itu, menjaga ketakwaan dan kesucian jiwa merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Kisah Hakim, Sahabat yang Memiliki Keteguhan Hati

Salah satu kisah dari sahabat Rasulullah saw. yang memiliki keteguhan hati adalah Hakim bin Hamzah. Pemuda yang juga merupakan keponakan dari Khadijah r.a. ini memang tidak langsung memeluk Islam saat mengetahui dakwah Rasulullah.

Baca juga: WAKTU TERBAIK TERKABULNYA DOA | YDSF

Sejak sebelum Rasulullah saw. diangkat menjadi nabi dan rasul, Hakim merupakan teman dekat Rasulullah saw. Kebijaksanaan yang tertanam dalam dirinya inilah yang membuat Hakim tidak pernah menyakiti umat muslim meski dirinya belum memeluk Islam. Dririnya tidak pernah ikut-ikutan kaum Quraisy yang lain dalam meboikot Rasulullah dan umat muslim, padahal Hakim sendiri merupakan seorang keturunan bangsawan Quraisy.  

Hakim baru menjadi seorang muslim setelah pembebasan kota Mekkah (fathu Makkah). Tepatnya dua puluh tahun setelah Rasulullah saw. mendakwahkan Islam. Pascamualaf, Hakim bersumpah akan menjauhkan diri dari kebiasaan jahiliah dan menghentikan bantuan dana kepada Quraisy. Harta yang dimilikinya, dipindahkan untuk mendukung kegiatan dakwah dan kebutuhan Rasulullah serta umat muslim saat itu.

Apa yang telah ia niatkan pun benar-benar dilakukan. Setiap musim haji, Hakim selalu memberikan bantuan untuk umat muslim. Contohnya, saat dia wukuf di Arafah dengan seratus orang hamba sahayanya. Masing-masing sahaya tergantung di lehernya sebuah kalung perak bertuliskan kalimat, "Bebas karena Allah Azza wa jalla, dari Hakim bin Hazam". Selesai menunaikan ibadah haji, semua budak itu dimerdekakan. Masya Allah.

Pernah, sekali ia melakukah khilaf. Usai Perang Hunain, Hakim meminta harta rampasan perang, lalu Rasulullah pun memberikannya. Tak lama, Hakim pun meminta kembali. Dan, Rasulullah pun memberinya kembali. Lalu, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya harta itu manis dan enak. Siapa yang mengambilnya dengan rasa syukur dan rasa cukup, dia akan diberi berkah dengan harta itu. Dan siapa yang mengambilnya dengan nafsu serakah, dia tidak akan mendapat berkah dengan harta itu. Bahkan dia seperti orang makan yang tidak pernah merasa kenyang. Tangan yang di atas (memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (meminta atau menerima).”

Baca juga: Berdoa dengan Menyebut Nama Perantara (Tawassul) Orang yang Sudah Meninggal | YDSF

Mendengar sabda tersebut, Hakim bersumpah bahwa dirinya tidak akan meminta-minta lagi selama sisa hidupnya di dunia. Lagi, sumpah ini ditepatinya. Bahkan, saat masa pemerintahan Abu Bakr hingga Umar bin Khattab, Hakim tidak pernah mengambil gajinya sebagai pengurus baitul maal.  

Khalifah Umar lantas mengumumkan kepada masyarakat, "Wahai kaum Muslimin, aku telah memanggil Hakim bin Hazam beberapa kali supaya mengambil gajinya dari Baitul Mal, tetapi dia tidak mengambilnya."

Hinggal meninggal, dirinya sudah tidak pernah lagi mengambil atau meminta sesuatu dari orang lain sesuai dengan apa yang pernah ia katakan kepada Rasulullah saw.

Hakim benar-benar menjaga apa yang telah ia janjikan. Ini merupakan bentuk contoh seseorang yang memiliki prinsip karena teguh dalam menjaga hati dan takwanya kepada Allah Swt.

Doa Memohon Ketakwaan dan Kesucian Jiwa

Lalu, bagaimana lafadz doa memohon ketakwaan dan kesucian jiwa yang diajarkan Rasulullah saw.?

اَللَّهُمَّ آتِ نَفْسِيْ تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا، أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا

Allahumma aati nafsi taqwaha wa zakkiha anta khoiru man zakkaha anta waliyyuha wa maulaha

“Ya Allah berikan jiwaku ini ketakwaan, sucikan ia, Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya, Engkau penolongnya dan pemiliknya.” (HR. Muslim)

Sahabat, mari kita dampingi niat dalam menjaga ketakwaan dan kesucian jiwa dengan memanjatkan doa kepada Allah Swt.

 

Zakat di YDSF:


Artikel Terkait:

MENUMBUHKAN KEBIASAAN BERBAGI MENJADI SEBUAH KEBUTUHAN HIDUP | YDSF
Hukum Puasa Weton dalam Islam | YDSF
MENDAHULUKAN JAMAK-QASHAR DALAM SHALAT FARDHU | YDSF
ZAKAT PADA BARANG INVESTASI | YDSF
KEUTAMAAN PUASA SENIN KAMIS | YDSF
Kriteria Yatim yang Berhak Menerima Santunan | YDSF


Pengukuhan Kembali YDSF sebagai LAZNAS:


Tags: Doa Memohon Ketakwaan & Kesucian Jiwa, doa YDSF

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: