Tontonan memberi
dampak pada penontonnya, sekaligus memengaruhi karakternya. Tontonan juga
berpengaruh terhadap kesehatan jiwa. Sebab penonton dapat menjadikan tayangan
sebagai contoh, menjadi sumber rujukan. Dampak lanjutannya, merasuk ke pikiran,
perasaan, perilaku, dan gaya hidupnya.
Memang, masih ada
faktor lain yang juga memengaruhi. Seperti faktor genetik dan faktor
pengasuhan. Namun, dampak tayangan dapat terkait dengan bagaimana cara pikir
seseorang, perilaku, dan gaya hidupnya. Suatu tayangan tontonan menjadi salah
satu sumber rujukan hidupnya atau seperti salah satu guru panutannya.
Dengan demikian,
sudah seyogianya seorang muslim cermat memilih tontonan yang akan membawa
pengaruh baik atau positif bagi diri dan keluarganya. Terkhusus lagi, untuk
anak, perlu selalu didampingi orangtua dalam menonton tayangan media. Tentu
saja hal ini tidak mudah kalau tidak dibiasakan sejak kecil.
Kalau anak sudah
kadung terbiasa menonton berbagai tayangan yang negatif, diperlukan cara dan
waktu untuk mengatasinya. Cara yang dilakukan, haruslah secara persuasif,
diajak pelan-pelan. Bila perlu dengan bantuan profesional, seperti psikolog
atau psikiater. Setelah fase persuasif ini dilakukan dan dilalui dengan baik,
anak-anak pun akhirnya mau dan mampu memilih dan menonton hal-hal yang baik
untuk dirinya. Sekali lagi, tentunya, semua itu perlu waktu.
Zat Endorfin
Sebuah tayangan
dapat membuat seseorang senang atau suka, berarti saat menonton, otak
memproduksi zat endorfin. Tentu akan terekam dalam memori dan membuat ketagihan
karena zat endorfin membuat rasa “nyaman” atau “nikmat” sehingga menimbulkan
ketagihan. Begitu pun dampak yang diberikan setelah menonton tayangan horor.
Bagaimana agar
tidak terpengaruh? Ya jangan menonton!
Kalau sudah
terlanjur, perlu waktu dan secara persuasif diajak menghindari tontonan horor.
Untuk mengubah kebiasaan yang terlanjur dilakukan itu, tidak bisa dengan
pemaksaan. Cara yang efektif adalah secara persuasif.
Dampaknya bisa
mempengaruhi pikiran, perasaan, gaya hidup, dan perilaku seseorang. Misalnya,
orang yang menonton tayangan perselingkuhan, akan bisa berpikir bahwa suaminya
juga mungkin berselingkuh. Kalau itu berlebihan atau tidak sesuai fakta, tentu
akan memicu pertengkaran yang seharusnya tidak terjadi. Akibatnya rumah tangga
yang semestinya harmonis malah menjadi malapetaka, gara gara sebuah tontonan.
Bagi seseorang
yang punya bakat berselingkuh, akan mencontoh cara-cara berselingkuh, yang dia
kira aman dari pantauan pasangannya. Belajar tidak jujur seperti itu, juga
merusak rumah tangga.
Baca juga:
Doa Minta Rezeki Halal dan Berlimpah Sesuai Sunnah | YDSF
Banyak Menghafal Alquran, Tubuh Jadi Semakin Sehat | YDSF
Contoh lain lagi,
anak yang menonton perselingkuhan akan muncul rasa cemas yang berlebihan
khawatir salah satu orang tuanya mungkin berselingkuh. Lantas, kalau-kalau
sampai bercerai bagaimana nasibnya.
Hal-hal seperti
itu barulah sebagian contoh saja.
Pilih Tayangan Positif
Sebaiknya
perbanyaklah tayangan-tayangan tentang perjuangan hidup, tentang kesetiaan
pasangan, tentang pengorbanan pasangan atau pengorbanan orangtua. Selain itu, juga tentang bakti anak
terhadap orangtua, tentang kasih sayang, dan tayangan-tayangan positif lainnya
agar memberikan dampak positif bagi penonton.
Ada tips
sederhana yang bisa dilakukan yaitu dengan mengetahui batas-batas dalam agama.
Apa saja yang boleh dan apa yang tidak boleh. Jadi, belajar tuntunan agama
Islam sangatlah penting untuk menyaring sebuah tontonan.
Saat ini banyak
kajian dari Ustadz yang ahli tentang ilmu agama. Kajian tersebut, dapat dengan
mudah diakses di berbagai kanal media sosial. Bisa merujuk ke sana. Atau
ikutilah kajian-kajian Islam. Saat ada kesempatan, dapat bertanya saat kajian
tentang tontonan yang kita tahu apakah baik atau tidak.
Untuk mudahnya,
tontonan yang tidak baik itu adalah yang mengumbar aurat, yang ada kekerasan,
yang ada contoh-contoh berbuat jelek, misalnya perselingkuhan. Kita berharap,
pemerintah ikut terlibat menyaring film-film dan tayangan yang tidak baik
dampaknya bagi masyarakat terutama anak-anak.
Suatu tayangan
dapat memberikan dampak pada psikologis penontonnya. Dampaknya bisa ke arah dua
sisi. Tayangan horor, misalnya. Di satu sisi, bisa dianggap itu sesuatu yang
biasa sehingga penonton menyukainya, lalu meniru perbuatan horor atau sadis. Di
sisi lain, ada yang menyebabkan menjadi penakut, sehingga tidak mandiri. Atau
bahkan memicu perilaku agresif. Tentu, kedua dampak ini sama tidak baiknya.
Betapapun, dari
sekian banyaknya tontonan yang ada, kita dapat menyaringnya. Caranya, dengan
menonton bersama-sama. Apalagi kalau bersama dengan yang ahli agama. Yang
sesuai ajaran agama ya ditonton, sedangkan yang tidak sesuai ajaran agama, ya
jangan ditonton.
Sumber Majalah Al Falah Edisi Juli 2022
Sedekah Mudah di YDSF:
Artikel Terkait:
4 HAL PEMICU KERASNYA HATI | YDSF
Zakat dalam Islam | YDSF
PINTU DOSA DI ERA DIGITAL | YDSF
Program Pemerintah Cegah Stunting Berkonsep Isi Piringku | YDSF
TIPS MERAIH PAHALA TERBAIK DARI ALLAH | YDSF
8 Golongan Penerima Zakat
CARA EFEKTIF MENINGKATKAN DAYA INGAT MENURUT ISLAM | YDSF
Amanah Rumah Wakaf dari Sepupu yang Meninggal | YDSF
Kegiatan YDSF: