Dampak Tontonan Buruk pada Kesehatan Jiwa| YDSF

Dampak Tontonan Buruk pada Kesehatan Jiwa| YDSF

9 Agustus 2022

Tontonan memberi dampak pada penontonnya, sekaligus memengaruhi karakternya. Tontonan juga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa. Sebab penonton dapat menjadikan tayangan sebagai contoh, menjadi sumber rujukan. Dampak lanjutannya, merasuk ke pikiran, perasaan, perilaku, dan gaya hidupnya.

Memang, masih ada faktor lain yang juga memengaruhi. Seperti faktor genetik dan faktor pengasuhan. Namun, dampak tayangan dapat terkait dengan bagaimana cara pikir seseorang, perilaku, dan gaya hidupnya. Suatu tayangan tontonan menjadi salah satu sumber rujukan hidupnya atau seperti salah satu guru panutannya.

Dengan demikian, sudah seyogianya seorang muslim cermat memilih tontonan yang akan membawa pengaruh baik atau positif bagi diri dan keluarganya. Terkhusus lagi, untuk anak, perlu selalu didampingi orangtua dalam menonton tayangan media. Tentu saja hal ini tidak mudah kalau tidak dibiasakan sejak kecil. 

Kalau anak sudah kadung terbiasa menonton berbagai tayangan yang negatif, diperlukan cara dan waktu untuk mengatasinya. Cara yang dilakukan, haruslah secara persuasif, diajak pelan-pelan. Bila perlu dengan bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater. Setelah fase persuasif ini dilakukan dan dilalui dengan baik, anak-anak pun akhirnya mau dan mampu memilih dan menonton hal-hal yang baik untuk dirinya. Sekali lagi, tentunya, semua itu perlu waktu.

Zat Endorfin

Sebuah tayangan dapat membuat seseorang senang atau suka, berarti saat menonton, otak memproduksi zat endorfin. Tentu akan terekam dalam memori dan membuat ketagihan karena zat endorfin membuat rasa “nyaman” atau “nikmat” sehingga menimbulkan ketagihan. Begitu pun dampak yang diberikan setelah menonton tayangan horor.

Bagaimana agar tidak terpengaruh? Ya jangan menonton!

Kalau sudah terlanjur, perlu waktu dan secara persuasif diajak menghindari tontonan horor. Untuk mengubah kebiasaan yang terlanjur dilakukan itu, tidak bisa dengan pemaksaan. Cara yang efektif adalah secara persuasif.

Dampaknya bisa mempengaruhi pikiran, perasaan, gaya hidup, dan perilaku seseorang. Misalnya, orang yang menonton tayangan perselingkuhan, akan bisa berpikir bahwa suaminya juga mungkin berselingkuh. Kalau itu berlebihan atau tidak sesuai fakta, tentu akan memicu pertengkaran yang seharusnya tidak terjadi. Akibatnya rumah tangga yang semestinya harmonis malah menjadi malapetaka, gara gara sebuah tontonan.

Bagi seseorang yang punya bakat berselingkuh, akan mencontoh cara-cara berselingkuh, yang dia kira aman dari pantauan pasangannya. Belajar tidak jujur seperti itu, juga merusak rumah tangga.

Baca juga:
Doa Minta Rezeki Halal dan Berlimpah Sesuai Sunnah | YDSF
Banyak Menghafal Alquran, Tubuh Jadi Semakin Sehat | YDSF

Contoh lain lagi, anak yang menonton perselingkuhan akan muncul rasa cemas yang berlebihan khawatir salah satu orang tuanya mungkin berselingkuh. Lantas, kalau-kalau sampai bercerai bagaimana nasibnya.

Hal-hal seperti itu barulah sebagian contoh saja.

Pilih Tayangan Positif

Sebaiknya perbanyaklah tayangan-tayangan tentang perjuangan hidup, tentang kesetiaan pasangan, tentang pengorbanan pasangan atau pengorbanan  orangtua. Selain itu, juga tentang bakti anak terhadap orangtua, tentang kasih sayang, dan tayangan-tayangan positif lainnya agar memberikan dampak positif bagi penonton. 

Ada tips sederhana yang bisa dilakukan yaitu dengan mengetahui batas-batas dalam agama. Apa saja yang boleh dan apa yang tidak boleh. Jadi, belajar tuntunan agama Islam sangatlah penting untuk menyaring sebuah tontonan.

Saat ini banyak kajian dari Ustadz yang ahli tentang ilmu agama. Kajian tersebut, dapat dengan mudah diakses di berbagai kanal media sosial. Bisa merujuk ke sana. Atau ikutilah kajian-kajian Islam. Saat ada kesempatan, dapat bertanya saat kajian tentang tontonan yang kita tahu apakah baik atau tidak.

Untuk mudahnya, tontonan yang tidak baik itu adalah yang mengumbar aurat, yang ada kekerasan, yang ada contoh-contoh berbuat jelek, misalnya perselingkuhan. Kita berharap, pemerintah ikut terlibat menyaring film-film dan tayangan yang tidak baik dampaknya bagi masyarakat terutama anak-anak.

Suatu tayangan dapat memberikan dampak pada psikologis penontonnya. Dampaknya bisa ke arah dua sisi. Tayangan horor, misalnya. Di satu sisi, bisa dianggap itu sesuatu yang biasa sehingga penonton menyukainya, lalu meniru perbuatan horor atau sadis. Di sisi lain, ada yang menyebabkan menjadi penakut, sehingga tidak mandiri. Atau bahkan memicu perilaku agresif. Tentu, kedua dampak ini sama tidak baiknya.

Betapapun, dari sekian banyaknya tontonan yang ada, kita dapat menyaringnya. Caranya, dengan menonton bersama-sama. Apalagi kalau bersama dengan yang ahli agama. Yang sesuai ajaran agama ya ditonton, sedangkan yang tidak sesuai ajaran agama, ya jangan ditonton.


Sumber Majalah Al Falah Edisi Juli 2022 


Sedekah Mudah di YDSF:

 

Artikel Terkait:

4 HAL PEMICU KERASNYA HATI | YDSF 
Zakat dalam Islam | YDSF
PINTU DOSA DI ERA DIGITAL | YDSF
Program Pemerintah Cegah Stunting Berkonsep Isi Piringku | YDSF
TIPS MERAIH PAHALA TERBAIK DARI ALLAH | YDSF
8 Golongan Penerima Zakat
CARA EFEKTIF MENINGKATKAN DAYA INGAT MENURUT ISLAM | YDSF
Amanah Rumah Wakaf dari Sepupu yang Meninggal | YDSF


Kegiatan YDSF:


Tags: dampak tontonan buruk, tontonan buruk kesehatan jiwa

Share:


Baca Juga

Berbagi Infaq & Sedekah lebih mudah dengan SCAN QRIS Menggunakan Aplikasi berikut: