Cara Menjawab Adzan Saat di Kamar Mandi | YDSF

Cara Menjawab Adzan Saat di Kamar Mandi | YDSF

26 Desember 2022

Sering kali, saat adzan berkumandang, mungkin kita sedang berada di dalam kamar mandi atau toilet. Tak jarang, ada beberapa orang yang rasa hati ingin sekali merespon atau menjawab adzan tersebut. Sebagaimana yang diperintahkan Allah untuk kita kaum muslim menjawab adzan yang kita dengar. Namun, bila kondisinya demikian harus bagaimanakah respon yang kita lakukan?

Adzan, merupakan seruan Allah kepada umat muslim untuk segera melaksanakan shalat lima waktu. Secara bahasa, adzan memiliki arti pengumuman. Seperti saat kata ini disebutkan dalam firman Allah Swt. di surah at-Taubah ayat 3,

وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الأكْبَرِ أَنَّ اللَّهَ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولُه

“Dan pengumuman dari Allah dan Rasul-Nya kepada ummat manusia di hari haji akbar bahwa Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari kaum musyrikin ...

Kumandang adzan, baru ada pada tahun pertama Rasulullah saw. hijrah ke Madinah. Saat itu, umat muslim sudah mendapatkan perintah shalat, tetapi belum ada penanda yang dapat mempermudah mereka untuk berkumpul di masjid guna menunaikan shalat.

Terdapat beberapa masukan dari para sahabat Rasulullah saw. untuk mengadakan penanda tersebut. Ada yang mengusulkan menggunakan lonceng, tetapi Rasulullah saw. menolaknya karena mirip dengan cara kaum Nasrani. Ada pula yang mengusulkan menggunakan api, lagi-lagi Rasulullah menolak karena cara ini menyerupai kaum Yahudi.

Dalam buku Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Ibnu Hisyam, diriwayatkan bahwa beberapa sahabat Rasulullah saw. bermimpi tentang bacaan adzan. Mereka yaitu Abdullah bin Zaid dan Umar bin Khattab. Rasulullah yang sebelumnya telah mendapatkan wahyu mengenai hal tersebut, lantas membernakan mimpi mereka. Lafadz tersebut sama seperti adzan yang saat ini kita dengar, yaitu sebagai berikut:

Allahu Akbar Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Hayya ‘alash sholah hayya ‘alash sholah, Hayya ‘alal falah hayya ‘alal falah, Allahu Akbar Allahu Akbar, dan La ilaha illallah.

Sejak saat itulah, adzan mulai digunakan untuk menyeru kaum muslim mengerjakan shalat lima waktu. Dimulai dari masjid di Kota Madinah, tempat Rasulullah sedang hijrah di sana.

Baca juga: MENDAHULUKAN JAMAK-QASHAR DALAM SHALAT FARDHU | YDSF

Cara Menjawab Adzan

Setelah didapatkan penanda untuk seruan shalat berupa adzan, umat Islam yang mendengarkannya juga disunahkan untuk merespon. Sebagaimana dalam hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a., ia berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika kalian mendengar adzan, ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin.” (HR. Bukhari & Muslim)

Dalam hadits Umar bin Khattab, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, Apabila muadzin mengatakan, “Allahu Akbar Allahu Akbar”, maka salah seorang dari kalian mengatakan, “Allahu Akbar Allahu Akbar.” Kemudian muadzin mengatakan, “Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah”, maka dikatakan, “Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah.” Muadzin mengatakan setelah itu, “Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah”, maka dijawab, “Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah.” Saat muadzin mengatakan, “Hayya ‘Alash Shalah”, maka dikatakan, “La Haula wala Quwwata illa billah.” Saat muadzin mengatakan, “Hayya ‘Alal Falah”, maka dikatakan, “La Haula wala Quwwata illa billah.” Kemudian muadzin berkata, “Allahu Akbar Allahu Akbar”, maka si pendengar pun mengatakan, “Allahu Akbar Allahu Akbar.” Di akhirnya muadzin berkata, “La Ilaaha illallah”, ia pun mengatakan, “La Ilaaha illallah.” Bila yang menjawab adzan ini mengatakannya dengan keyakinan hatinya niscaya ia pasti masuk surga.”” (HR. Muslim)

Tidak setiap saat kita berada di kondisi yang dapat merespon adzan dengan menjawabnya melalui kata-kata pembicaraan. Atau melafadzkannya. Seperti kondisi saat kita sedang berada di kamar mandi.

Apabila mampu merespon adzan dengan tidak melafalkannya (cukup di dalam hati), maka diperbolehkan. Hal ini dikaitkan seperti ketika hendak mandi jinabat atau mandi besar yang disyariatkan wudhu terlebih dahulu, dan sebelum wudhu disyariatkan membaca basmalah dalam hati.

Dr. H. Zainuddin, Lc., MA., Dewan Syariah YDSF menyatakan bahwa kamar mandi bukan tempat yang layak untuk membaca kalimah thayyibah seperti istighfar, hamdalah, atau kalimat lainnya. Bahkan, Rasulullah saw. ketika hendak ke kamar mandi, beliau melepaskan cincinnya, sebab ada ukiran kaligrafi kalimah thayyibah dalam cincin beliau. Maka, hendaknya menghindari menyebut kalimah thayyibah ketika di kamar mandi.

Kesimpulannya, diperkenankan merespon adzan di kamar mandi, tetapi cukup dalam hati saja atau tidak melafadzakan (mengucapkannya).

 

Disadur dari Majalah Al Falah Edisi Desember 2022

 

Raih Jariyah dengan Wakaf


Artikel Terkait

Cara Mencari Berkah (Tabarruk) Allah
Sesuai Syariat Islam | YDSF
KONSULTASI ZAKAT DARI TABUNGAN GAJI DI BANK | YDSF
5 Hajat Asasi Manusia Menurut Islam | YDSF
ZAKAT PENGHASILAN SUAMI-ISTRI BEKERJA | YDSF
Perbedaan Shalat Tahajud dan Shalat Lail | YDSF
HUKUM LELANG DAN JUAL BELI WAKAF DALAM ISLAM | YDSF
Wakaf Terbaik untuk Orang Tua Tercinta | YDSF

 

Husnul Khotimah dengan Jariyah

Tags: cara menjawab adzan di kamar mandi, adzan di kamar mandi, cara menjawab adzan, ydsf

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: