Bertepatan dengan peringatan Hari Tani Indonesia 24 September 2019, ada baiknya kalau kita mengetahui lebih dalam tentang pertanian. Terutama pertanian dan bertani dalam kacamata Islam. Di mana pertanian dan bertani memiliki nilai tersendiri.
Bertani merupakan salah satu pekerjaan yang disukai Allah. Selain sebagai pekerjaan yang halal, bertani juga banyak memberikan manfaat bagi sesama manusia. Bahkan tidak hanya manusia yang mendapatkan manfaat dari pertanian. Makhluk Allah yang lain pun mendapat manfaat dari pertanian. Seperti ular, tikus, burung dan hewan lainnya dapat hidup di areal pertanian sebagai bagian dari rantai makanan.
Ada banyak keterangan dalam Islam yang menunjukkan keutamaan bertani. Dari Jabir bin Abdullah ra., Rasulullah pernah bersabda :
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Muslim)
Berdasarkan hadist tersebut, dapat kita ketahui bahwa seorang yang bercocok tanam memiliki keutamaan. Yakni, mendapat pahala sedekah hingga hari kiamat nanti. Sehingga menjadi amal jariyah bagi yang melakukannya.
Dengan bertani seseorang juga akan semakin dekat dengan Allah. Rasa nikmatnya akan bertambah dan ketaatannya pun terus meningkat. Sebab, dengan bertani seseorang akan memiliki kesadaran yang besar bahwa apapun yang tumbuh hingga menghasilkan buah tidak lain adalah karena kuasa Allah. Dan hanya dengan izin-Nya segala yang ditanam itu dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan bermanfaat.
Dari Anas ra., Rasulullah SAW. pernah bersabda :
“Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang diantara kalian ada bibit kurma, maka apabila dia mampu menanam sebelum terjadi kiamat, maka hendaklah ia menanamnya.” (HR. Imam Ahmad)
Hadist di atas menjelaskan betapa Rasulullah sangat menganjurkan umatnya untuk senantiasa menanam. Sehingga Rasulullah sangat menyenangi muslim yang bercocok tanam atau bertani.
Untuk itu bagi siapa saja yang saat ini bertani atau akan bertani, niatkanlah bertani sebagai ibadah pada Allah dan menjalankan anjuran Rasulullah. Karena setiap ibadah pasti mendapatkan balasannya kelak di akhirat.
Di sisi lain, keadaan saudara-saudara kita yang bertani masih banyak dalam kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Sehingga, dalam keadaan yang seperti itu, banyak di antara mereka tidak ingin anak keturunannya melanjutkan pekerjaan mulia sebagai petani dan bertani.
Banyak faktor yang menyebabkan pertanian kita masih terpuruk hingga saat ini. Padahal, negara kita adalah negara agraris. Di mana sebagian besar masyarakatnya hidup dari pertanian.
Untuk itu, mari kita bersama-sama mengulurkan tangan untuk membantu petani di sekitar kita jika mereka membutuhkan bantuan. Membantu petani tidak hanya sebagai ibadah membantu sebagai sesama muslim, tapi lebih luas lagi membantu kehidupan tetap berlangsung. (nra)
Baca juga:
MENJADI PEBISNIS START-UP YANG HANDAL
Usaha Bagus, Pendidikan Anak Terurus
Persiapan "RODA" mandiri bersama YDSF