Oleh : dr. Khairina, SpKJ & Dr. Eko Budi Koendhori, M.Kes
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Saya memiliki kakak laki-laki yang kini berumur 26 tahun. Sejak kecil dia selalu disayang dan dimanja terutama oleh ibu. Dia memang berprestasi, cerdas dan sangat patuh kepada ibu. Namun belakangan saya merasa ada yang sangat berubah pada dirinya; ia menjadi sangat keras kepala dan akibat sikapnya itu, ibu saya sampai menangis.
Peristiwa itu diawali ketika ibu ingin menjodohkannya dengan gadis tetangga yang memiliki kepribadian yang bagus; santun, cerdas, berpendidikan, dan berasal dari keluarga yang agamis. Gayung bersambut, keluarga pihak perempuan pun juga menyetujuinya.
Namun kakak saya menolak dengan berbagai alasan. Kepada ibu, dia pun menawarkan perempuan pilihannya, yang diakuinya lebih dulu mengatakan cinta pada kakak saya. Namun ibu menolak karena menganggap ada karakter yang kurang baik pada perempuan tersebut karena lebih dulu menyatakan cinta. Selain itu ada alasan-alasan lain yang lebih mendasar yang tidak bisa disebutkan di sini. Singkat cerita, kakak saya tetap bersikukuh dengan pilihannya bahkan berani mendebat ibu dengan kata-kata yang tidak pantas.
Saya mohon saran bagaimana cara saya memberitahu kakak saya tentang hal ini? Kakak saya berubah menjadi keras kepala, kasar perkataanya, dan sombong atas jabatan yang dimilikinya sekarang. Sebagai saudara, saya tak ingin pernikahannya kelak membuahkan petaka.
Terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Wa’alaikumsalam Wr. Wb.
Konflik antara anak dan ibu dalam memilih calon istri memang kerap terjadi. Penyebabnya bermacam- macam. Namun ada penyebab yang sulit kita kendalikan saat ini adalah kecepatan arus informasi dan lingkungan yang sangat berbeda dengan zaman dulu. Dulu kehidupan kita banyak diwarnai oleh nilai-nilai agama. Dari cerita Anda bisa tergambar bahwa ibu Anda termasuk orangtua yang sangat memegang teguh prinsip Islam yang tampaknya berseberangan dengan prinsip kakak Anda.
Kedekatan ibu (orangtua) dan anak sangat penting untuk mengambil kata sepakat dalam pilihan tersebut. Namun yang lebih penting adalah kesamaan cara pikir yang dipengaruhi pemahaman agama, pendidikan, lingkungan dan beberapa hal lainnya. Perlu waktu untuk mengetahui sejauh mana kesenjangan cara berpikir antara kakak dan ibu Anda.
Dari cerita Anda jelas tergambar jika ibu Anda tidak menyetujui pilihan kakak Anda bahkan ada ancaman untuk tidak merestui seandainya kakak Anda menikah dengan perempuan pilihannya. Tentu itu akan menjadi preseden buruk ke depannya. Harus disadari bahwa keinginan ibu Anda tidak bisa dipaksakan begitu saja pada kakak Anda, karena ia sudah dewasa, punya kriteria sendiri yang menurut dia baik.
Mungkin akan lebih baik jika Ibu Anda mengajak diskusi kakak Anda tentang kriteria calon menantu yang baik menurut pemahaman ibu Anda, sehingga kakak Anda memiliki kesiapan. Intinya harus samasama mencari titik temu, bukan pemaksaan kehendak. Mungkin sebaiknya ibu Anda mengakhiri keinginan untuk menjodohkan kakak Anda dengan tetangga tersebut. Mintalah bantuan kepada keluarga atau pihak lain untuk memediasi ibu dan kakak Anda.
Ancaman ibu Anda tidak akan menjadi solusi, malah akan membuat keadaan bertambah rumit, hubungan ibu-anak akan memburuk, dan kakak Anda pun menjadi tidak respek pada ibu Anda. Kami tidak ingin membela kakak Anda, tetapi kecepatan arus informasi dan lingkungan yang berubah memerlukan orangtua yang bijak, sehingga hubungan keluarga tetap kondusif.
Demikian semoga bermanfaat.