(28/9/2016) Tim Unit Aksi Cepat Yayasan Dana Sosial Al-Falah (UAC YDSF) mencoba memotret 7 titik rawan di 7 kecamatan Kabupaten Garut. Dari pantauan tim UAC YDSF ternyata cakupan wilayah yang terkena banjir bandang cukup banyak yakni sampai 30 Desa di 7 Kecamatan, diantaranya memang karena dampak bencana berupa longsor susulan yang terjadi tidak lama pasca kejadian. Temuan tim UAC YDSF mencatat jembatan penghubung antar RW, Desa dan bahkan Kecamatan adalah fasilitas umum yang paling banyak dan fital ditemukan; eskalasi jembatan bervariasi dari berukuran kecil dan sedang. Fitalnya jembatan penghubung karena merupakan menjadi akses terdekat untuk kehidupan sehari-hari dan mobilisasi sekolah anak-anak.
Salah satunya adalah Dusun Sijambe Desa Sindanglaya Kecamatan Karangpawitan. Meski sudah berlainan Desa dan Kecamatan anak-anak Dusun Sijambe hampir seluruhnya bersekolah di Dusun tetangga seberang sungai yang kebetulan berada dalam wilayah Kecamatan Banyuresmi. Sehingga praktis semenjak bencana, apalagi ketika hari-hari sekolah dimulai kehadiran perahu karet BNPB sangat terasa dibutuhkan. Sementara ini sejumlah relawan bersama warga setempat cukup bersemangat untuk membangun jembatan penghubung sementara yang dibuat dari bambu. “Besar harapan kami jembatan penghubung tersebut dapat dibangun kembali nantinya dengan segera” ujar pak Asep selaku Kabag Umum Desa itu ketika diwawancarai.
Tim UAC YDSF juga berhasil memotret berbagai kebutuhan recovery lainnya yang tak kalah penting untuk diperhatikan nantinya pada pasca bencana. Diantaranya terkait pembangunan hunian ratusan warga yang saat ini masih menunggu kepastian pembangunan Rusunawa karena dipastikan tidak diperbolehkan lagi pembangunan dibantaran sungai Cimanuk tersebut. Pembangunan masjid, fasilitas pendidikan dan fasilitas umum lainnya. Termasuk juga persoalan kehilangan mata pencarian, perkebunan dan pertanian warga yang ludes diterjang bandir badang
Berita Oleh : Gusrie Efendi