Membaca surah Al
Kahfi merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan saat memasuki hari
Jumat. Meski, pada sebagian orang, amalan ini sering kali terbalik dengan
membaca surah Yasin setiap malam Jumat. Tak sedikit, orang yang tidak
mengetahui tentang amalan membaca Al Kahfi dibandingkan dengan merutinkan baca
Yasin di malam Jumat.
Munculnya tradisi
Yasinan (membaca surah Yasin), mungkin berawal dari ditemukannya hadits yang
berbunyi, “Barang siapa membaca surah al-Shaffat dan Yasin di hari Jumat, kemudian
ia memohon kepada Allah pasti Dia mengijabahinya.” Namun, hadits ini ternyata
sanadnya dhaif. Bahkan, dinilai matruk (ditinggalkan) dan pendusta.
Oleh karenanya,
edukasi tentang amalan membaca surah Al Kahfi di malam atau hari Jumat menjadi
sangat penting. Harapannya, dapat menggeser kebiasaan masyarakat agar sesuai
sunnah ajaran Rasulullah saw.
Waktu Membaca Al Kahfi
Dalam dalil
tentang anjuran membaca Al Kahfi sebenarnya telah disebutkan pula kapan waktu
untuk mulai menunaikan amalan tersebut. Mengingat bagi sebagian dari kita ada
yang masih mengganggap surah tersebut panjang atau memiliki banyak ayat (110
ayat), maka perlu ada trik agar dapat rampung membaca surah Al Kahfi sebelum
hari Jumat berlalu.
Rasulullah saw.
bersabda, “Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jumat, dia akan
disinari cahaya antara dirinya dan Ka’bah.” (HR. ad-Darimi) Pada hadits lain
juga disebutkan, “Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, dia
akan disinari cahaya di antara dua Jumat.” (HR. Hakim & Baihaqi)
Kesimpulan,
membaca surah Al Kahfi dapat dimulai sejak Kamis malam (selepas waktu maghrib)
hingga keesokan harinya (Jumat).
Keutamaan Membaca Al Kahfi
Saat Rasulullah
saw. mengajarkan sebuah amalan sunnah kepada umat muslim, tentu ada keutamaan
yang dapat diambil. Sama halnya dengan merutinkan membaca surah Al Kahfi setiap
Jumat. Terdapat beberapa keutamaan yang dapat menjadi tabungan pahala bagi
kita. Di antaranya:
1.
Mendapatkan cahaya di hari kiamat dan terhindar dari fitnah Dajjal
Dinarasikan Abu Sa’id al-Khudri r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa
membaca surah Al Kahfi, maka baginya cahaya di hari kiamat dari tempat
tinggalnya hingga Makkah. Barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir (surat Al
Kahfi), lalu Dajjal keluar, maka ia tidak akan terpedaya olehnya.” (HR.
Hakim, Nasai dalam Kubra).
Maksud dari disebutkan ‘cahaya di hari kiamat’ adalah cahaya secara hissi
(cahaya sesungguhnya) untuk menerangi seseorang di kegelapan hari kiamat. Sebagaimana
Allah Swt. berfirman dalam surah Al Hadid ayat 12, “Pada hari Engkau akan
melihat orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, betapa cahaya mereka
bersinar di depan dan di samping kanan mereka.”
Selain
itu, dengan membaca surah Al Kahfi dapat menjaga seseorang dati fitnah Dajjal
di hari akhir. Dalam hadist lain juga disebutkan seperti berikut: Dinarasikan
Abu Darda’ r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang hafal (menjaga)
sepuluh ayat pertama dari surah Al Kahfi. Dalam riwayat lain (sepuluh ayat
terakhir dari surah Al Kahfi), maka ia akan terjaga dari fitnah Dajjal.”
(HR. Muslim, abu Dawud, dan Ahmad)
Baca juga: Pelajaran dan Keutamaan Al Kahfi di Hari Jumat | YDSF
2.
Mendapatkan cahaya antara dirinya dan Ka’bah
Dinarasikan Abu Sa’id al-Khudri r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa
membaca surah Al Kahfi di malam Jumat, maka baginya cahaya antara dirinya
dengan Ka’bah.” (HR. Ad-Darimi)
Pada hadits ini, ‘cahaya antara dirinya dan Ka’bah’ merupakan cahaya
hidayah agar seseorang dapat mudah berbuat baik, diampuni, dan terlindungi dari
perbuatan dosa.
3.
Mendapatkan cahaya di dua Jumat
Dinarasikan Abu Sa’id al-Khudri r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa
membaca surah Al Kahfi di hari Jumat, maka baginya cahaya dalam durasi antara
kedua Jumat tersebut.” (HR. Hakim dan Baihaqi)
Makna
dari ‘cahaya di dua Jumat’ ini adalah diberikan kebaikan dari Jumat (saat
membaca Al kahfi) hingga Jumat di minggu berikutnya.
Selain
keutamaan-keutamaan tersebut, tentu terdapat pelajaran-pelajaran berharga yang
dapat kita ambil hikmahnya. Justru, bila memungkinkan, ada baiknya pula kita
mencari hadits-hadits atau asbabun nuzul yang berkaitan dengan ayat-ayat di
dalam Al Kahfi. Sehingga kita dapat lebih mudah menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Salah satu kisah
yang terkenal di dalam surah Al Kahfi adalah perjalanan Nabi Musa as. Dalam mencari
ilmu. Melalui kisahnya, kita belajar untuk bersikap lemah lembut terhadap guru,
mencari ilmu untuk memperoleh petunjuk, serta mengaplikasikannya.
Yang lain,
seperti ayat 23-24 dalam surah Al Kahfi yang mengajarkan kita untuk selalu
mengucap ‘insya Allah’ dalam setiap apa yang akan dikerjakan. Ayat ini berhubungan
dengan hadits yang dinarasikan Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Nabi
Dawud memiliki 100 istri. Katanya: Aku akan menghilir semuanya dalam semalam,
dan berharap semuanya hamil, melahirkan penunggang kuda yang siap jihad di
jalan Allah. Lalu malaikat mengingatkannya, katakanlah insya Allah, namun ia
lupa dan tidak mengucapkannya. Ia pun menggilir semua istrinya, akhirnya tidak
seorang istri pun yang hamil kecuali hanya seorang yang melahirkan kurang
sempurna. Maka Rasulullah saw. bersabda, “Demi yang jiwa Muhammad dalam
genggaman-Nya, sekiranya Dawud mengucapkan insya Allah, tentu semua istri akan
hamil dan melahirkan penunggang kuda dan mereka tangguh dalam jihad di jalan
Allah.”” (HR. Bukhari dan Muslim)
Begitu banyaknya
kebaikan dan keutamaan yang dapat diambil dari merutinkan membaca Al Kahfi di
setiap malam hingga hari Jumat. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang
yang istiqamah mengamalkannya. Aamiin.
Sedekah Jumat Mudah:
Artikel Terkait:
Nikmatnya Membaca Al Kahfi | YDSF
WAKAF TERBAIK UNTUK ORANG TUA TERCINTA | YDSF
Al-Qur’an Sebagai Petunjuk Hidup yang Benar | YDSF
ZAKAT UNTUK RUMAH LEBIH DARI SATU | YDSF
Doa Pagi Hari Ajaran Nabi Muhammad saw. | YDSF
HUKUM LELANG DAN JUAL BELI WAKAF DALAM ISLAM | YDSF