Amalan di Bulan Muharram | YDSF

Amalan di Bulan Muharram | YDSF

10 Agustus 2022

Bulan Muharram atau dalam istilah Jawa bulan Suro, biasanya terkenal akan hal-hal yang seram atau sial. Padahal, dalam Islam Bulan Muharram termasuk bulan yang dimuliakan Allah Swt. Bulan pertama kalender Hijriyah ini, memiliki banyak keutamaan yang bisa diraih. Oleh karenanya, umat muslim dianjurkan memperbanyak amalan ibadah baik yang wajib maupun sunnah.

Salah satu keutamaan bulan Muharram yaitu termasuk kategori 4 bulan haram dalam kalender Hijriyah. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 36,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Hal ini diperkuat dengan sebuah hadits, dari Abu Bakrah r.a., Rasulullah saw. bersabda,

 

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

 

Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban.” (HR. Bukhari & Muslim)

Seperti pada bulan haram lainnya, di bulan Muharram, umat muslim dilarang untuk melakukan hal-hal yang haram serta memperbanyak amalan kebaikan. Sebab, pahala dan ganjaran akan dilipatgandakan pada bulan haram.

Lalu, apa saja amalan yang bisa dilakukan di bulan Muharram? Berikut penjelasannya.

Baca juga: Istiqomah dalam Beribadah | YDSF

Memperbanyak Puasa Sunnah

Salah satu amalan yang dicintai Allah Swt. ialah ibadah puasa. Sebab, bagi siapapun yang menjalankan puasa Lillahita’ala, maka Allah Swt. akan membalasnya secara langsung tanpa perantara siapapun. Hal ini dipertegas dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda,

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, puasa adalah perisai, maka apabila salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah ia berkata-kata keji, dan janganlah berteriak-teriak, dan janganlah berperilaku dengan perilakunya orang-orang jahil, apabila seseorang mencelanya atau mendzaliminya maka hendaknya ia mengatakan: Sesungguhnya saya sedang berpuasa (dua kali), demi Yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada hari kiamat dari wangi kesturi, dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan yang ia berbahagia dengan keduanya, yakni ketika ia berbuka ia berbahagia dengan buka puasanya dan ketika berjumpa dengan Rabbnya ia berbahagia dengan puasanya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Sedangkan anjuran memperbanyak puasa sunnah di bulan Muharram telah dijelaskan dalam hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah saw. bersabda,

Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)

Adapun selama bulan Muharram, terdapat puasa sunnah yang paling utama, yaitu puasa ketika hari Asyura (10 Muharram). Sebagaimana dalam hadits Nabi saw. bersabda, “Dan puasa di hari ‘Asyura’ aku berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.” (HR. Muslim)

Baca juga: Yom Kippur, Alasan Muslim Tidak Hanya Puasa Asyura | YDSF

Taubat dan Memperbanyak Amal Shalih

Taubatnya manusia itu dilakukan seumur hidup. Sebab, sudah menjadi kodrat sebagai manusia pasti tidak akan luput dari kesalahan, baik itu kesalahan dengan sesama maupun dosa kepada Allah Swt. Taubat bukan hanya dilakukan pascaberbuat dosa saja, namun hendaknya dilakukan setiap saat sebagai usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 21, telah disebutkan bahwa manusia hidup di dunia ini, tak lain bertujuan untuk beribadah kepada Allah Swt. Oleh karenanya, sudah sepantasnya sebagai umat muslim untuk selalu beribadah, juga memperbanyak amal shalih lainnya, dimanapun dan kapanpun berada. Amal shalih yang dimaksud di sini bukan sebab terpaksa, namun harus diiringi dengan rasa ikhlas dan niat Lillahi Ta’ala. Allah Swt. berfirman,

Hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (QS. Al-Kahfi: 110)

Di bulan Muharram ini, menjadi kesempatan emas bagi umat muslim untuk taubat dan memperbanya amal shalih. Sebab, bulan ini termasuk golongan bulan haram yang sangat dianjurkan untuk meninggalkan hal-hal haram dan memperbanyak amal shalih.

Perbanyak Sedekah

Salah satu amalan yang juga bisa kita perbanyak selama bulan haram adalah dengan rajin bersedekah. Menyisihkan sebagian rezeki yang dimiliki untuk dibelanjakan di jalan Allah. Meski keadaan diri juga sedang tidak lapang, bukan berarti menjadi halangan untuk tidak bersedekah. Sebab, Allah akan melipatgandakan harta siapapun yang dikeluarkan untuk berinfaq (QS. Al-Baqarah: 261).

Hal ini diperkuat dengan sebuah hadits, dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda,

Wahai Rasulullah, sedekah yang mana yang lebih besar pahalanya?” Beliau menjawab, “Engkau bersedekah pada saat kamu masih sehat disertai pelit (sulit mengeluarkan harta), saat kamu takut menjadi fakir, dan saat kamu berangan-angan menjadi kaya. Dan janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu hingga apabila nyawamu telah sampai di tenggorokan, kamu baru berkata, “Untuk si fulan sekian dan untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Sedekah Online:


 

Artikel Terkait:

Pentingkah Puasa Tasu’a dan Asyura? | YDSF
Karakteristik Para Hamba yang Dicintai Allah  | YDSF
TIPS MENJADI MUSLIM BERKUALITAS | YDSF
Waktu Sedekah Terbaik | YDSF
Tips Meraih Pahala Terbaik dari Allah | YDSF

Tags: Muharram, Amalan Muharram, Amalan Sunnah Muharram

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: