Hujan, bukan hanya sekada dinikmati. Namun, ada beberapa amalan ketika turun hujan agar hujan yang sedang kita nikmati menjadi lebih berkah dan membawa manfaat.
Akhir-akhir ini sering terjadi hujan di sekitar Anda? Jangan bersedih atau bahkan mengutuk datangnya hujan. Bahkan, hujan juga merupakan salah satu tanda sederhana kita semakin mengenal kekuasaan Allah. Hujan dalam pandangan Islam menjadi begitu bermakna. Dalam beberapa redakdsional Al-Qur’an, air menyebutkan hujan dengan “air yang diturunkan dari atas bumi.”
Hujan, dalam keilmuan tentang geologi bermakna sebagai sebuah peristiwa turunnya air akibat adanya kondensasi siklus air yang telah mengumpul di langit. Dalam kondisi normal, hujan menjadi sesuatu yang sangat bisa dinikmati. Sayangnya, bila hujan datang diiringi dengan angin bahkan badai justru dapat menjadi malapetaka.
Doa Hujan
Tak ada hal sederhana yang terlewatkan dalam Islam. Bahkan, ketika hujan turun pun, kita disunnahkan untuk berdoa.
Dari Aisyah r.a., Rasulullah saw. Ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan,
اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
“Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat.” (HR. Bukhari)
Dengan adanya hadits shahih tersebut, maka kita hendaknya dapat mengamalkan berdoa ketika turun hujan. Agar kelak hujan yang datang di sekitar kita menjadi manfaat dan membawa keberkahan Allah, bukan kemurkaan Allah.
Amalan Saat Hujan
Meski selalu membuat cuaca menjadi dingin dan kita harus waspada dengan kesehatan ketika hujan tiba, namun hujan dalam Islam memiliki catatan tersendiri. Bahkan, Allah telah mengutus malaikat khusus dalam menurunkan hujan.
Bukan hanya Mikail, bahkan disebutkan pula dalam hadits bahwa ada malaikat yang bernama Ar ro’du yang Allah beri tugas untuk mengurus awan (shahih dalam hadist riwayat Tirmidzi).
Baca juga: Hukum Pawang Hujan dalam Islam | YDSF
Lalu, amalan apa saja ya yang bisa kita lakukan saat hujan?
1. Berdoa
Selain doa yang telah disebutkan pada poin sebelumnya, sebenarnya saat hujan menjadi waktu yang mustajab pula dalam memanjatkan doa. Sebagaimana dalam hadits dari Sahl bin Sa’ad, beliau berkata Rasulullah saw. bersabda,
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَ تَحْتَ المَطَرِ
“Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.” (HR. Al Hakim dan Baihaqi).
Bahkan, ketika hujan turun dengan lebat pun, kita juga dianjurkan untuk berdoa agar hujan yang turun tidak menjadi bencana. Meminta kepada-Nya agar hujan lebat yang turun justru menjadi sarana agar bumi dapat kembali hijau dengan semakin cepatnya pepohonan tumbuh.
Usai hujan pun, kita juga dianjurkan untuk berdoa. Doa setelah hujan membuat kita selalu ingat bahwa hujan yang turun adalah rahmat dan karunia Allah. Agar kita tidak menjadi hamba yang kufur nikmat.
2. Jangan Mencela Hujan
Pernah tidak berucap, “yaaah, kok hujan sih!”? Secara tidak sengaja kita mengeluhkan bahwa saat itu tiba-tiba hujan turun atas izin Allah. Mungkin kita mengeluh karena biasanya akan ada aktivitas yang cukup penting atau hal yang harus dikerjakan segera. Tapi, jangan sampai keluhan kita justru berujung menjadi mencela hujan.
Ingat, setiap apa yang terjadi adalah atas kehendak Allah Swt. Begitupula dengan hujan.
3. Bersyukur
Tahan diri kita untuk tidak mencela atau mengutuk turunnya hujan dengan selalu ingat bahwa hujan adalah nikmat dari Allah untuk kita. Serta ada keberkahan yang Allah berikan bersamaan dengan turunnya hujan.
Bersyukur, setiap hujan turun. Semoga dengan turunnya hujan, ada banyak masyarakat dan makhluk hidup lainnya yang terpenuhi kebutuhan airnya untuk hidup. Sesederhana itu bentuk syukur atas nikmat hujan yang Allah beri.
Baca juga: 13 Adab dalam Berdoa | YDSF
4. Mengambil Berkah Saat Hujan Tiba
Salah satu yang juga dianjurkan saat hujan tiba adalah mencari keberkahan Allah Swt. Beginilah cara yang diajarkan oleh Rasulullah saw.:
Anas bin Malik r.a., berkata, ”Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah saw. Lalu Rasulullah saw. menyingkap bajunya hingga terguyur hujan. Kemudian kami mengatakan, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian?” Kemudian Rasulullah saw. bersabda,
لأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى
“Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan.” (HR. Muslim).
Imam Nawawi menjelaskan, “Makna hadits ini adalah hujan itu rahmat yaitu rahmat yang baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala. Oleh karena itu, Nabi saw. bertabaruk (mengambil berkah) dari hujan tersebut.” (Dalam Syarh Muslim, Yahya bin Syarf An Nawawi, 6/195, Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobiy, cetakan kedua, 1392 H).
Hujan dapat terjadi karena seringnya kita mengingat Allah dengan istighfar, sering memohon ampun kepada-Nya, sebagaimana Al-Qur’an telah mengisahkan tentang Nabi Nuh a.s.,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (١٠) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (١١) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)
Dalam ayat tersebut dikatakan astaghfiruu yang berarti memohon ampun. Seperti yang diajarkabatn dalam Islam bahwa kita dapat selalu memohon ampunan-Nya dengan istighfar.
Namun, hujan bisa saja tidak Allah turunkan kepada kita sebagai sebuah nikmat, bila kita tidak ingat menunaikan zakat.
Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah saw. bersabda,
لَمْ يَمْنَعْ قَوْمٌ زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ , وَلَوْلا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا.
“Jika suatu kaum enggan mengeluarkan zakat dari harta-harta mereka, maka mereka akan dicegah dari mendapatkan hujan dari langit. Sekiranya bukan karena binatang-binatang ternak, niscaya mereka tidak diberi hujan.” (HR. Thabrani dalam Al Mu’jam Al Kabir). (asm, berbagai sumber)
Artikel Terkait:
Waspadai Perkara Perusak Amal | YDSF
MENJADI HAMBA YANG PANDAI BERSYUKUR | YDSF
Cara Menghitung Zakat Profesi | YDSF
Kisah Kaum yang Dibinasakan Allah | YDSF