Pada jam istirahat sekolah di MINU 29 Kedawang, Kec. Tambak pulau Bawean Gresik, seperti anak sekolah pada umumnya
Syahril Sa'bani (8 tahun) bermain di halaman sekolah dengan teman-temannya. Disaat asyik main lari-larian, sebuah es batu
melayang mengenai mata kirinya.
Anak itupun mengerang menahan sakit di matanya. Tampak matanya berdarah dan bengkak.
Es batu yang melayang tersebut diketahui berasal dari teman sekolahnya yang sedang minum es, lalu es batu maksudnya dibuang,
dan tanpa disengaja Syahril lari di depannya. Dan terjadilah insiden tersebut.
SD MINU 29 merupakan sekolah tempat Dai Mengajar YDSF menugaskan salah satu tenaga pengajarnya Nur Wahid salah satu
peserta program Jatim Mengajar YDSF, yang telah mengajar selama 3 tahun dari tahun 2015. Dusun Kedawang merupakan wilayah
pelosok di pulau Bawean yang jauh dari fasilitas mewah, bahasa orang lokal yang sulit dipahami, namun tak menyurutkan semangat
Nur Wahid dalam membagikan ilmunya pada anak-anak setempat bahkan memperpanjang masa mengajarnya hingga 3 tahun.
Pengabdian sebagai Dai Mengajar, tidak sebatas hanya pada pendidikan di sekolah sebagai guru, tapi juga kepedulian terhadap
masyarakat sekitar. Hal ini terbukti oleh sikap peduli Nur Wahid (26 tahun) guru Jatim Mengajar ini, terus mendampingi keluarga
Syahril untuk mengusahakan kesembuhan matanya. Saat ini Syahril dirawat di RS Mata Undaah Surabaya.
"Menurut dokter luka mata Syahril mengalami pembekuan darah dan mengenai syarat mata, sehingga mata kirinya
untuk saat ini tidak berfungsi, Karena kebutuhan operasi dan biaya kesehatan yang nanti tentu tinggi, dengan melihat
latarbelakang keluarga yang pekerjaannya nelayan, harapan saya sebagai guru Jatim Mengajar mohon untuk para donatur
dapat memberikan bantuan seikhlasnya untuk kesembuhan mata Syahril. Mudah2an yang diberikan donatur menjadi amal
jariyah yang tiada putusnya" Jelas Nur Wahid.