Qurban, merupakan
ibadah sunah yang sangat dianjurkan saat Iduladha tiba. Menunaikan qurban bukan
hanya sekadar menjalankan perintah agama. Lebih dari itu, qurban memiliki
banyak keutamaan atau manfaat yang dapat dirasakan oleh banyak orang. Sehingga,
hikmahnya bukan hanya pahala yang akan diterima oleh yang menunaikan, tetapi
yang mendapatkan dan orang lain pun juga akan ikut mendapatkan keberkahan.
Perintah qurban
dalam Al-Qur’an terdapat di beberapa surah, yaitu:
1.
Surah
Al-Kautsar ayat 2, “Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah.”;
2.
Surah
Al-Hajj ayat 28, “Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan
agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas
rezeki yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah
sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang
sengsara dan fakir.”’
3.
Surah
Al-Hajj ayat 34-35, “Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban),
agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada
mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena
itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira
kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (yaitu) orang-orang yang
apabila disebut nama Allah hati mereka bergetar, orang yang sabar atas apa yang
menimpa mereka, dan orang yang melaksanakan salat dan orang yang menginfakkan
sebagian rezeki yang Kami karuniakan kepada mereka.”;
4.
Surah
As-Saffat ayat 102, “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha
bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia
(Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan
(Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang
yang sabar.”
Praktik qurban
pertama kali sudah ada sejak peristiwa Habil dan Qabil. Saat mereka
memperdebatkan siapa yang berhak menikah dengan Iqlima. Sehingga Allah Swt.
menurunkan perintah untuk keduanya berqurban. Habil sebagai peternak, ia
memberikan domba terbaiknya. Sementara Qabil sebagai petani, ia hanya
memberikan seikat gandum yang jelek dari hasil panennya.
Niat tulus dan
ikhlas Habil yang telah memberikan terbaik, membuat qurbannya diterima oleh
Allah Swt. Melihat hal tersebut, Qabil marah besar. Hingga membuatnya ingin
membunuh Habil agar tak bisa menikahi Iqlima, sebagaimana disebutkan dalam
Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 30.
Perintah qurban
ini berlanjut saat Nabi Ibrahim a.s. telah memiliki putra terkasihnya, Ismail.
Saat itu, Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu dari Allah melalui mimpinya berupa
perintah untuk menyembelih Ismail yang sedang berumur 10 tahun. Usai mendengar
ayahnya menyampaikan mimpi tersebut, Nabi Ismail a.s. menerima perintah itu
dengan penuh kesabaran dan ketaatan.
Baca juga: Ketentuan dan Syarat Qurban berdasarkan Syariat Islam | YDSF
Melihat kesediaan
pengorbanan putranya, Nabi Ibrahim a.s. menjadi lebih mantap dalam menunaikan
perintah Allah Swt. Saat keduanya berserah diri, Nabi Ibrahim a.s. segera
membaringkan Ismail a.s. dan bersiap menyembelihnya. Kemudian datanglah mukjizat
Allah yang mengganti Ismail berupa domba yang gemuk (QS. As-Saffat: 101-107).
Manfaat Menunaikan Qurban
Manfaat dan
keberkahan usai menunaikan ibadah qurban tak hanya dapat dirasakan oleh mudhahi
(orang yang menunaikan qurban). Namun, orang sekitar bahkan yang jauh pun dapat
menjadi bagian yang ikut merasakan nikmat dan manfaatnya.
Ada banyak
manfaat dari penunaian ibadah qurban, di antaranya:
1. Wujud Rasa Syukur kepada
Allah Swt.
Ada banyak bentuk
ungkapan syukur kepada Allah Swt. Bisa dengan sekadar mengucap kata ‘alhamdulillah’
atau dengan menunaikan amalan ibadah wajib hingga sunah yang diperintahkan
Allah Swt. Salah satu amalan sunah yang
dapat dikerjakan adalah menunaikan ibadah qurban. Yang mana, merupakan bentuk
bersyukur atas nikmat rezeki yang telah Allah beri.
Semakin besar
bentuk syukur yang kita berikan kepada Allah, maka nikmat yang diberikan-Nya
juga akan menjadi lebih besar (QS. Ibrahim: 7).
2. Jalan Meraih Ikhlas &
Taqwa
Menunaikan qurban
itu tak hanya sekadar mengeluarkan rezeki untuk membeli hewan (qurban) atau
hingga menemani proses penyembelihannya usai. Lebih dari itu, ibadah qurban menjadi
salah satu jalan meraih keikhlasan dan ketaqwaan. Melalui berqurban, seseorang
dapat belajar untuk ikhlas memberikan hewan terbaiknya di jalan Allah Swt.
sebagai wujud taqwa.
Sebagaimana Allah
Swt. berfirman, “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat
mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat
mencapainya.” (QS. Al Hajj: 37).
Baca juga: HADITS PALSU: SETIAP BULU HEWAN QURBAN ADA KEBAIKAN | YDSF
3. Menghidupkan Ajaran Nabi
Ibrahim a.s. & Ismail a.s.
Penunaian ibadah
qurban juga menjadi bentuk menghidupkan ajaran sekaligus meneladani kisah Nabi
Ibrahim a.s. kala diperintahkan Allah Swt. untuk menyembelih anak tercintanya,
Nabi Ismail a.s. saat Iduladha. Pengorbanan Nabi Ibrahim inilah yang mendatangkan
kuasa Allah Swt. mengubah Nabi Ismail menjadi seekor domba.
Rasulullah saw.
pun turut menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim a.s, dengan berqurban. Sebagaimana
dalam hadits dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, “Bahwasannya Nabi saw.
telah berqurban dengan dua ekor kibas yang enak dipandang mata lagi mempunyai
tanduk. Beliau menyembelih sendiri dengan membaca basmalah dan mengucapkan
takbir.” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Mendatangkan Kemuliaan
Ketika seorang
muslim menunaikan qurban, maka sesungguhnya nilai ibadahnya lebih dari sedekah
senilai hewan qurban tersebut.
Sebagaimana Ibnu
Qayyim pernah berkata, “Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih
afdhal daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh karenanya jika
seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik
tamattu’ dan qiron meskipun dengan sedekah yang bernilai berlipat ganda, tentu
tidak bisa menyamai keutamaan qurban.” (Shahih Fiqh Sunah, 2: 379).
5. Mendatangkan Banyak
Kemanfaatan
Nikmatnya qurban
tak hanya didapatkan oleh penunainya. Merasa senang dan lega usai
menunaikannya, hingga mendatangkan pahala keberkahan dari-Nya. Namun, kebaikan
qurban juga dapat dirasakan oleh si penerima. Utamanya, bila kita betul-betul
memilih calon penerima yang membutuhkan. Seperti, masyarakat pelosok negeri
yang hingga saat ini masih banyak menderita kekurangan gizi akibat kemiskinan.
Tentu, bila qurban diperuntukkan bagi mereka insya Allah akan memberikan banyak
kemanfaatan. (berbagai sumber)